14

18.8K 860 6
                                    

Minimal vote kalau gak follow, pelit banget.
.
.
.
Jangan lupa follow vote and komen!

"Hoammm" Zura kini sudah menguap sebanyak tiga kali, dia berada di dalam kantor Aksa sambil tiduran diatas sofa tapi sudah lama sekali jadi dia merasa bosan.

"Aksaaa ayo pulang!" rengeknya dari jauh.

"Sebentar lagi ya" Aksa masih sibuk dengan laptopnya, Zura sudah sebal sendiri karena daritadi dia meminta pulang lebih dulu tapi Aksa malah melarangnya.

Dari pulang sekolah tadi siang dia disini bersama Aksa tapi apa boleh buat.Zura berjalan ke arah Aksa, "Aksa ga bosen ya? Kalau Zura udah ngantuk" Zura kini duduk dipangkuan Aksa sambil memeluk Aksa erat.

Tindakan Zura mampu membuat Aksa tersenyum senang, karena jika Zura bertingkah manja seperti ini jelas dia akan mendapatkan banyak keuntungan.

"Yauda Zura bobo ya ini Aksa selesai bentar lagi" Aksa melanjutkan pekerjaannya yang tersisa sedikit lagi, sambil sesekali memberi Zura tepukan kecil di punggung nya.

Aksa dilatih menjadi seorang pembisnis saat dia masih kelas satu SMP jadi sekarang dia sudah cukup mahir, biasalah ntah kenapa para psikopat IQ nya selalu tinggi-tinggi.

Kerjaan Aksa memang tinggal sedikit tapi dia sengaja melambatkan gerakannya demi tetap mempertahankan posisinya dengan Zura saat ini.

Sudah sekitar 1 jam akhirnya Aksa berdiri sambil menggendong Zura yang sudah tidur.Laki-laki itu masih memakai seragam SMA begitupun dengan Zura yang masih memakai seragam SMP nya.

Aksa mengambil tas nya dan Zura serta botol air minum Zura setelah itu dia melangkahkan kakinya menuju parkiran.

Dia memasuki mobil tetap dengan posisi Zura tanpa berniat mendudukkan Zura disebelahnya, dia melihat jam ditangannya yang menunjukkan pukul 12 malam, sudah lewat waktu jam tidur.

Dengan telaten Aksa mengelus punggung Zura saat mendengar suara Zura yang seperti mengigau, setelah itu dia menjalankan mobilnya.

Aksa senang sekali dengan malam ini dia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa tidak akan membiarkan Zura hilang sedetikpun dari dekapannya, tidak peduli apapun yang terjadi dan jika suatu hari Zura melawannya demi untuk pergi dari sisinya, maka Aksa tidak akan segan-segan melakukan hal yang tidak terpikirkan sama sekali.

Dia rela menyerahkan nyawanya demi Zura bahkan seluruh hidupnya dan semua perusahaan miliknya sebagian besar atas nama dia dan Zura.

Zura tidak akan pergi darinya karena dia tau pasti Zura juga menyukainya seperti dirinya yang mencintai dan menyukai Zura setulus hatinya.

•••🖤•••

Zura menggeliat dan bangun dari tidurnya saat dia melihat ke arah samping disana sudah terdapat Aksa yang masih terlelap.

Melihat yang masih tidur dia mencoba menoel-noel pipi Aksa, "ayo bangun Aksaaaa!" cicitnya kecil "Zura mau pergi jalan-jalan bareng Aksaaa."

Zura kembali memainkan mulut Aksa dengan tangannya lalu menoel pipi Aksa lagi setelah itu dia mengelus-elus lembut rambut Aksa, dia menikmati aktifitas nya.

"AKSAAAA! ayo bangun" teriaknya.

Suara teriakan Zura mampu membuat Aksa membuka matanya, sebenarnya dia tidak tidur tapi dia merasa senang Zura memainkan wajahnya jadi dia hanya pura-pura tertidur.

"Ayo kita jalan-jalan!" Zura menyeret Aksa dari tempat tidurnya.Aksa mengiyakan perkataan Zura karena kemarin dia juga sudah berjanji akan mengikuti kemauan Zura kalau Zura menemani nya dikantor.

Aksa dan Zura kini sudah siap dengan pakaian masing-masing, setelah itu mereka bergegas menaiki mobil tapi saat di depan pintu mobil Zura berhenti.

"Zura ga mau pakek mobil Zura maunya pakek motor Aksa yang mirip sepeda" Maksudnya itu motor Vespa.

"Apapun untuk tuan putri Azura Luxiana" Aksa membungkukkan badannya dihadapan Zura.

Tingkah Aksa membuat Zura tertawa tidak jelas, dia lalu mengikuti arah Aksa keparkiran motor untuk mengambil salah satu motor kesukaan Zura.

Kini mereka sudah siap untuk berangkat menggunakan Vespa berwarna hijau tosca tersebut.

Sambil memeluk pinggang Aksa erat, gadis itu tidak berhenti tertawa sepanjang jalan dia juga membicarakan hal-hal random bersama Aksa.

Setelah melewati perjalanan yang sebenarnya tidak jauh hanya saja Aksa melambatkan motornya, kini mereka sampai di sebuah taman yang tidak terlalu ramai karena jam masih menunjukkan pukul 7.

Dengan semangat Zura turun terlebih dahulu sambil berlari, sedangkan Aksa mengekori dari belakang sambil membawa keranjang makanan dan juga karpet untuk mereka duduk.

Aksa menggelar karpet tersebut lalu menata semua makanan yang sudah disiapkan dari rumah sedangkan Zura masih setia menatap bebek di tepi danau.

Zura kini berlari ke arah Aksa, "laparrr" ucapnya setelah itu mendudukkan diri di disebelah Aksa "Zura mau disuapin Aksa dong!" Zura membuka mulutnya lebar.

Aksa tertawa kecil melihat betapa lucunya Zura dia lalu memberikan Zura sepotong roti yang sudah dia olesi dengan selai coklat favorit Zura.

Gadis yang di suapi itu makan dengan lahap sambil memandang bebek di tepi danau sungguh hari ini adalah hari yang paling menyenangkan bagi Zura.

Aksa dan Zura mengabiskan banyak waktu ditaman dengan befoto, bermain layangan, naik perahu, dan lainnya.

Dia senang melihat senyum Zura yang selebar hari ini, semoga senyum itu akan selalu hadir dalam diri Zura tentunya senyum manis yang akan hanya jadi milik nya, milik Aksa seorang.

.
.
.
See you next chapter again syg!

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang