05

31.8K 1.3K 4
                                    

Jangan lupa follow vote and komen ya!
.
.
.
Tandai yang typo!

Sudah terhitung satu bulan Zura tinggal bersama Aksa, semenjak satu bulan itu adalah hari yang menyenangkan karena Aksa selalu bersikap baik pada Zura walaupun terkadang dia juga sering menghancurkan mainan Zura jika Zura terlalu asik, pernah suatu hari Zura dibelikan kucing oleh Bram tapi Aksa dengan teganya membunuh kucing itu di depan mata gadis kecil itu.

Kini Zura tengah duduk sambil memegang boneka kesayangannya, tadinya dia ingin makan tapi mengingat Aksa belum pulang jadi dia menunggu Aksa di kursi taman yang berdekatan dengan pintu gerbang.

"Aksa lama banget sih!" Zura menggerutu sambil terus memandangi gerbang.

Saat melihat mobil hitam memasuki kawasan mansion Zura langsung berdiri dan melambai ke arah Aksa.

"AKSAAA!" teriak Zura.

Aksa sempat kaget mendengar teriakan Zura lalu setelahnya dia melihat ke arah Zura dan tersenyum, kemudian laki-laki kecil itu ikut melambai, "pak Bram berhenti disini saja!" ucap Aksa saat sudah sampai di dekat taman tempat Zura.

Aksa berlari menghampiri Zura dan memeluk gadis itu erat, "Zura kenapa diluar? ini kan siang pasti panas."

"Zura nungguin Aksa kok lama banget!" cemberut Zura.

"Tumben nungguin Aksa biasanya kalau Aksa sekolah Zura pasti main sama bibi Vina."

"Bibi Vina lagi pergi keluar katanya mau beli sesuatu tapi Zura ga dijinin ikut...katanya nanti Aksa gak ketemu Zura pas pulang terus pelayan yang lain kalau diajak main ga asik" adunya sambil memainkan tangan boneka yang di pegangnya.

Aksa terkekeh dan mencubit pipi Zura "yaudah ayo masuk" ucapnya lalu menggandeng tangan Zura.

"Duh sakit tauuu" marahnya lalu menepis tangan Aksa dan mendahului Aksa masuk ke dalam rumah.

"ZURAAA berhenti atau boneka itu aku hancurkan" teriak Aksa kesal lalu mengejar Zura sampai ke dalam rumah.

Sesampainya didalam rumah Aksa melihat sekelilingnya yang sepi padahal tadi jelas-jelas dia melihat Zura lari ke dalam, "ZURAAA!" teriaknya.

Tidak ada sahutan.

"ZURAAA AYO KELUAR ATAU TIDAK NANTI AKSA TIDAK JADI MEMBELIKAN ES KRIM" teriak Aksa lagi.

Kedua kalinya tidak ada sahutan.

"Ohhh....,yasudah makanan di meja Aksa habiskan saja ya" Aksa melangkah ke arah meja makan lalu melepas tas nya dan mulai mengambil piring, saat dia sibuk dengan kegiatannya tiba-tiba....

"AKSAAAAA" teriak Zura tepat di telinga Aksa.

Seketika telinga Aksa mendengung karena menerima teriakan yang mendadak dari Zura.

"Hahaha.., Aksa kaget sama Zura wlek wlek wlek" tawa Zura meledak di ruang makan padahal dari tadi dia ngumpet di belakang gorden tapi dia terpaksa keluar karena Aksa bilang akan menghabiskan makanannya.

"Sudah mulai nakal ya" wajah Aksa datar sambil melihat Zura dengan tatapan tajamnya.

Zura menghentikan tawanya dia menunduk karena takut akan tatapan Aksa, dia sudah tau jika tatapan Aksa seperti itu tandanya dia sedang marah besar sama seperti saat Aksa membunuh kucingnya.

"Maaf" cicitnya kecil sekali tapi Aksa masih mendengarnya.

"Oh mulai nakal yaaaa" Aksa mendekat ke arah Zura dan menggelitik perut Zura "rasain nih!" seru Aksa.

Zura tertawa lepas dan berbaring ke lantai karena Aksa yang menggelitik nya "Aksa stop" pinta Zura dengan tawa yang terus terdengar. "Ga bisa" Aksa juga ikut tertawa melihat Zura yang sudah lemas karena gelitikannya.


Aksa menghentikan gelitikannya setelah puas dia lalu melirik Zura yang kini berdiri sambil mengangkat bonekanya."Aksa nakal suka gelitik Zura nanti kalau Zura ngompol dikasur kayak kemarin lagi gimana dong?" sebal Zura pasalnya kemarin malam dia mengompol sebab Aksa yang menggelitiknya sebelum tidur.


"Zura tidur di bawah aja jangan sama Aksa" ledeknya.

"Iiih Zura nangis nih!" cemberut Zura dengan matanya yang mulai berkaca-kaca ingin menumpahkan air mata nya.

"Cengeng" Aksa kembali tertawa akibat ulah Zura.

Alhasil Zura beneran nangis di ruang makan dan Aksa harus membujuk Zura dulu lalu menyuapi Zura makan seperti biasanya.

•••🖤•••

Suara tangisan terdengar,"mocul kelima Zura hancur..." Zura memandangi ranjangnya, disana sudah ada boneka nya yang sudah hancur tak terbentuk akibat ulah Aksa.

"Tadi kan Aksa udah bilang kalau Zura gak berhenti Aksa bakalan rusakin boneka Zura, tapi Zura bandel gak mau denger Aksa." santai Aksa sambil tetap tiduran di ranjangnya meghadap ke arah Zura.

"Tapi ini moci Zura yang kelima-dan yang paling Zura sayang-" suara nya terbata-bata karena di barengi isak tangis yang belum reda.

Aksa menghela nafasnya jika sudah begini harus dia lagi yang meminta maaf pada bocil cengengnya itu.

"Yaudah besok Aksa beliin Zura moci! yang besar terus Zura mau apalagi?" Tanya Aksa lembut kini dia sudah berada di dekat Zura.

"Zura mau sekolah kayak Aksa boleh?" Air mata Zura sudah hilang ntah kemana saat dia mendengar penawaran Aksa.

"Heum... Aksa pikir dulu deh."

Zura menunduk dan kembali memasang wajah sedihnya.

Aksa gemas sendiri melihat Zura dan langsung mengusap kepala Zura lembut, "iyaudah Zura boleh sekolah sama Aksa tapi bukan ditempat Aksa" ucap Aksa.

"Terus dimana?"

"Zura sekolahnya didekat sekolah Aksa ya" Aksa mengelus kepala Zura lembut.

"Makasi ya Aksa" Zura memeluk Aksa dengan erat.

Aksa membalas pelukan Zura dia sangat menyukai Zura yang seperti ini semoga dia selalu bersama Zura sampai mereka beranjak dewasa, bahkan bila perlu sampai dia kakek nenek.

See you next chapter again syg!

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang