19

16.1K 705 3
                                    

Hi terimakasih udah baca love
.
.
.
Jangan lupa follow vote and komen 🖤

Zura melihat sekeliling rumahnya, dia sedang membayangkan seramai apa nanti malam di tempat ini, dia tidak sabar untuk nanti malam.

Ntah keberanian darimana tapi Zura juga tidak tau karena dia memang sangat menginginkan hal ini dan mungkin nanti jika dia memberitahu Aksa baik-baik pasti Aksa akan memakluminya, lagipula dia sudah janji pada teman-temannya.

"Huhhh" Zura membuang nafas.

"Bibi Vina" panggilnya.

Bibi Vina datang dari dapur "ada apa Zura?" Tanya nya, diantara banyaknya pelayan yang memanggil Zura dengan sebutan nona muda tapi bibi Vina yang akan selalu memangil nya dengan namanya tanpa tambahan nona muda.

Gadis itu memberitahu bibi Vina tentang rencananya dan tentu didukung penuh oleh bibi Vina, karena dia tau bahwa Zura selalu hidup dalam aturan Aksa tanpa mau membuat aturannya sendiri jadi dia bangga pada kemajuan Zura.

Kini Zura berlari ke atas tangga dengan perasaan bahagia, melempar tas sekolahnya ke sembarangan arah lalu dia berguling senang diatas kasur nya.

Drrrtttt....drrttttt....drrtttt

Suara getar handphone mengalihkan atensinya.

"Halo Aksa" sapa Zura saat tau Aksa memvidio call dirinya.

"Bahagia banget" senyum Aksa diseberang sana, dia melihat wajah gadisnya yang terlihat sangat bahagia.

"Kan di telpon Aksa" kikuk Zura padahal dia senang karena pestanya bukan Aksa.

"Aksa cuman mau bilang jangan lupa makan ya."

"Siap pak bos" Zura membuat gaya hormat. Setelah berbicara beberapa saat akhirnya telepon dimatikan kini Zura beralih ke kamar mandi untuk bersiap dia acara ulang tahunnya nanti malam.

Tak terasa kini jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam yang artinya pesta akan segera dimulai tiga puluh menit lagi.

Sedangkan Zura kini sedang sibuk dirias oleh make up yang ntah darimana mungkin bibi Vina yang memanggilkan, dia juga diberikan sebuah gaun biru dengan sentuhan bling bling menambah kesan mewah dan elegan secara bersamaan.

Zura tersenyum senang saat melihat penampilannya di cermin, sungguh dia merasa seperti bukan dirinya.

Pintu kamar di buka, dapat dia melihat betapa mewahnya diluar rumahnya yang begitu indah, ini sungguh diluar ekspektasi nya, karena dia tidak mengira bahwa bibi Vina dan pelayan lainnya akan menyiapkan ini dengan begitu cepat.

Zura mengambil nafas dalam-dalam lalu mulai membuka pintu dan turun melewati tangga.

Kini semua pasang mata melihat ke arahnya, tamu memang belum ramai tapi ketukan langkah kaki Zura mampu membuat mereka diam dan melihat hanya pada satu sumber suara dan sumber keindahan yang tercipta dari rupa Zura.

"Wah! Zura Lo cantik banget sumpah" puji salah satu teman Zura.

"Iya Zura sumpah gw kira bukan Lo" tambah yang lain.

Dan banyak ocehan lainnya yang kini sibuk mengagumi kecantikan Zura.

Tentu saja gadis tersenyum senang dengan pujian teman-temannya, dia tidak mengira di acaranya ini banyak yang hadir padahl dia tidak terlalu kenal tapi itu tidak menjadi masalah.

Hampir setiap orang membawa sebuah kado untuk Zura, Zura sangat excited membayangkan seperti apa isi hadiah dari teman-temannya itu.

Dia tidak pernah merasa sebahagia ini dalam hidupnya karena disini dia merasa sebagai objek utama yang terkenal dan selalu dikelilingi oleh orang-orang yang akan mengajaknya bicara.

•••🖤•••

Semua orang kini menantikan Zura yang akan meniup lilinnya di sebuah panggung kecil yang sudah di dekorasi dengan segala pernak-pernik ala ulang tahun serta kue mewah.

Zura memang sengaja mempercepat acara tiup lilinnya karena dia takut jika dilakukan tepat jam dua belas malam maka akan panjang urusannya.

Semua orang bersorak dan bertepuk tangan meriah saat lilin berhasil di tiup, senyum di wajah Zura semakin lebar.

Setelah acara tiup lilin kini semua orang kembali sibuk menikmati acara birthday party Zura, yang dilengkapi dengan sebuah tarian dan musik kekinian.

Zura ikut menari walaupun awalnya dia merasa canggung tapi lama-lama dia ikut menikmati pesta nya, dengan senyuman yang tidak hilang dari wajahnya begitupun tawa bahagianya.

Karena terlalu capek menari gadis itu duduk di salah satu kursi, meregangkan kakinya yang sangat pegal, rasanya dia tidak pernah secapek hari ini.

Zura melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas, artinya Aksa akan pulang sebentar lagi. Zura bergegas ke arah panggung untuk menemui MC yang bertugas supaya segera membubarkan acara ini, dia sangat takut.

Saat Zura hendak berdiri untuk kepanggung tiba-tiba dia merasakan tangannya ditarik oleh seseorang.

Dengan gerakan perlahan dia menoleh kebelakang dan melihat seseorang yang amat dia kenali, jantung Zura berdetak tak karuan tak terasa keringatnya turun padahal rumahnya penuh dengan AC.

"Happy sweet seventen my naughty girl!" senyum Aksa.

Zura merasa seperti dia hidup tapi tanpa jiwa, dia takut sangat takut dengan Aksa, tolongg siapapun selamatkan Zura.

Aksa melihat Zura "kenapa pucet gitu sayang? Gpp kok kan ini yang Zura mau" Aksa mengecup puncuk kepala Zura.

"Aksa ga marah?" Tanyanya takut-takut.

Aksa hanya membalas dengan senyuman.

Gadis itu nampak lega karena tadinya dia mengira Aksa akan marah, t-tapi kenapa Aksa pulang secepat ini? Bukankah masih ada tiga puluh menit lagi.

Aksa dan Zura menikmati semua acara pesta Zura, Aksa hanya tersenyum melihat Zura yang bercerita begitu banyak tentang bagaimana serunya pesta ini menurutnya dan hal yang paling mengejutkan adalah Aksa sendiri yang bisa dengan lapang dada menerima pesta ini walaupun sebagian besar isinya cowok semua, ingat isinya sebagian besar cowok semua.

Dengan sekali tegukan Aksa meminum minuman yang sudah tersedia disana, sedangkan Zura kini sedang pergi menyapa teman-temannya yang hadir.

Diam-diam Aksa melirik Zura yang begitu terlihat akrab dengan banyaknya orang disini, dia meneguk kembali satu gelas minuman yang ada disana, "sayangku yang menggemaskan."

.
.
.

Gaun Zura 

Birthday cake Zura
.
.

Gambar dari pinterest ya.

.
.
.
.
.
See you next chapter again syg!

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang