22

16.6K 757 16
                                    

Hi buat kalian yang udah mau vote,komen,and follow makasi banyak ya🖤🖤🖤
.
.
.
Apalagi untuk orang yang udah bantu tambahin cerita ini ke list promosi ceritanya, sumpah rasanya seneng banget🖤

Hari ini cuaca nya cukup cerah begitu juga dengan hati Zura karena dia sangat bersemangat dari pagi, buktinya pagi-pagi selesai sarapan dia langsung turun ke bawah tapi masih sambil didorong pelayan karena dia belum sembuh total jadi gadis itu harus tetap memakai bantuan kursi roda.

Dengan senyum di wajahnya Zura menyapa semua pelayan yang ada di mansion, tidak lupa juga dia menyapa para pengawal yang ada disana.

Kesenangan Zura pagi ini bukan tanpa alasan tapi karena Aksa yang tidak pulang ke rumah dan rencananya untuk sembuh semakin mendekat, sungguh itu hal yang paling membuat hatinya bahagia, dia akan segera bebas, begitu pikirnya.

Menghirup udara segar, gadis itu berjemur di taman seperti anjuran yang dokter sarankan.

"Bi hari ini cuacanya enak banget ya buat berjemur" Zura meregangkan tubuhnya.

"Iya non bibi juga suka" kekeh pelayan tersebut.

Zura melihat ke kanan-kiri "ekhem bi emang Zura masih belum di kasih turun dari kuris roda ya? Bukannya kaki Zura udah agak baikan dan juga ga terlalu parah."

"Sebenarnya kata dokter boleh non tapi tuan muda yang belum bolehin" pelayan tersebut memukul bibirnya "anu maksud saya non-" dia sekarang merasa takut karena keceplosan tadi.

"Oooo jadi ini semua karena Aksa ya" gadis itu tentu sangat kaget dan juga kesal secara bersamaan, apalagi sih yang Aksa mau darinya.

"Aduh non maafpin bibi tapi ini semua tuan muda lakuin demi non" sekarang pelayan itu nampak gugup setengah mati, dia takut akan menjadi sasaran kemarahan tuan muda nya.

"Ssstttt bibi jangan membela yang salah" pantas saja selama ini Zura merasa heran, kenapa dia tidak pernah mendengar dokter membolehkan dia berjalan, padahal dia merasa kakinya sudah baik-baik saja dan lebih kesalnya lagi kenapa dia tidak pernah mencoba berjalan?

Zura mengangkat kakinya lalu menapakkannya di rumput taman sambil berpegangan pada ganggang kursi roda, dia mencoba menarik nafas dalam-dalam, rasanya seperti orang yang baru belajar untuk berjalan.

"Ye! Zura bisa jalan lagi!" Zura melompat-lompat dan kakinya tidak terasa sakit sama sekali, "dasar Aksa licik, pasti dia sengaja lakuin ini semua supaya Zura ngerasa kalau Zura belum sembuh." Iya Aksa memang licik tapi Zura juga mau aja di bohongi cowok itu.

Dengan semangat Zura berjalan-jalan ditaman sambil memberi makan ikan yang ada di kolam, ikan itu peliharaan Zura dari kecil awalnya dia juga punya kucing tapi Aksa yang jahat itu membunuh kucingnya, hanya ikan-ikan ini hewan peliharaan nya yang tersisa.

"Ikan-ikan harus makan biar gembrot" Zura tertawa sendiri, dia mengikuti gaya mulut ikan tersebut.

"Bahagia banget sayang" sapa seseorang dari belakang tubuh Zura.

Zura menghentikan tawanya dan menoleh kebelakang, "jelas dong karena sekarang Zura udah bisa jalan" nada Zura terdengar menyinggung, dia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Padahal Aksa seneng lihat Zura rebahan dikamar tanpa banyak bertingkah. Tapi lihat senyum Zura tadi buat Aksa jadi nyesel kenapa ga biarin Zura jalan dari dulu" Aksa duduk disamping Zura lalu mengecup harum aroma rambut Zura.

Zura tidak melawan dia hanya diam saja karena tenaganya harus dia kumpulkan dan moodnya harus terjaga untuk keberhasilan rencananya nanti."Tapi Zura udah maafpin Aksa kok" senyum Zura.


"Aksa udah duga Zura gak akan bisa kesel sama Aksa lama-lama" Aksa mencium pipi Zura mesra, dia tau hati gadis nya itu sangat lembut.Zura hanya tertawa mendengar pernyataan Aksa.


•••🖤•••

Zura melihat jam dinding yang menunjukkan pukul dua belas malam, tadi jam delapan Aksa pergi kekantor karena ada rapat mendadak dari direktur luar negeri yang tiba-tiba datang saat malam.

Zura semakin bersemangat karena dia tidak perlu repot-repot menyingkirkan Aksa tapi Aksa sendiri yang sudah menyingkirkan dirinya.

Gadis itu turun dari ranjang, dia mengambil koper dan juga tas kecil untuk membawa keperluannya. Setelah selesai berkemas Zura turun ke bawah untuk melihat keadaan rumahnya.


"Para pelayan sudah tidur dan pengawal cuman ada dua di gerbang depan dan dua didepan pintu" jangan heran kenapa hanya ada sedikit pelayan karena Aksa tidak pernah mengkhawatirkan Zura akan meninggalkannya alias dia sudah percaya, sangat percaya pada gadis nya itu.

Kemudian Zura kini masuk ke dalam kamar bibi Vina dia sudah melihat ke luar bahwa paman Bram ada diluar jadi itu sebabnya dia berani masuk kalau masalah kunci kamarnya, dua hari lalu Zura meminta pada bi Vina dengan alasan jika Aksa kasar padanya kembali maka dia akan lari ke kamar bibi Vina dan syukurnya bi Vina tanpa pikir panjang memberikan kunci kamarnya.

Zura membuka lemari pakaian bi Vina dan mengambil salah satu baju pelayan.

"Bram apa itu kau."

Skatmat sekarang Zura sudah gugup setengah mati sungguh dia takut bi Vina akan bangun dan memergokinya.

Kepalanya menoleh melihat ke arah belakang dan membuang nafas lega karena ternyata bi Vina hanya mengigau.

Zura keluar kamar lalu segera memasuki kamarnya dengan langkah cepat agar tidak ada yang mengetahuinya.

Dengan gerakan cepat gadis itu mengganti pakaiannya dengan baju pelayan lalu memakai masker putih.

Zura keluar kamar sambil membawa koper dan ranselnya "permisi boleh izinkan saya keluar?" Zura menundukkan kepalanya.

"Maaf ada perlu apa anda keluar dimalam hari dan juga sambil membawa koper?" Tanya salah satu pengawal didepan pintu.

"Keluarga saya dikampung sakit dan saya sudah izin kok sama tuan muda dan juga kepala pelayan" kikuknya.

"Baiklah."

Satu pelayan lolos dan selanjutnya yang dua didepan gerbang "permisi saya mau keluar karen-"

"Oh anda diperbolehkan keluar karena saya sudah mendapatkan informasi dari pelayan didepan pintu" ucap pengawal yang ada di gerbang, perlahan gerbang kini terbuka lebar.

Zura tersenyum penuh haru dia langsung menaiki taksi yang sudah dia pesan lewat online bukan lewat handphonenya tapi handphone bi Vina yang kini sudah berada di genggamannya, dia janji akan mengembalikannya nanti setelah urusannya selesai.

Ternyata mudah sekali keluar dari mansion, huh, kenapa tidak dari dulu saja dia mencoba.

•••🖤•••

Aksa memandang laptopnya, rapat sudah selesai satu jam lalu, dia ingin pulang tapi karena akan ada urusan lagi dia jadi diam sejenak di kantornya.Aksa tersenyum dengan ekspresi yang sulit di baca "ada satu yang kamu lupakan sayang."


"Yaitu cctv rumah kita."  Sudah ku katakan kan Aksa licik di tambah dengan Zura yang terlalu bodoh, apakah dia tidak tau siapa laki-laki itu? Mungkin Aksa harus memperkenalkan diri lebih detail lagi.

.
.
.
See you next chapter again syg!

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang