17

17.7K 808 13
                                    

Hi buat kalian yang udah baca, makasi ya luv🖤
.
.
.
Jangan lupa follow vote and komen 🖤

Zura melihat sekelilingnya dia mengamati seluruh ruangan yang dominan warna putih,"rumah sakit" gumamnya lalu dia mengingat semua hal yang membuatnya bisa sampai disini.

Zura mencoba menggerakkan tangannya tapi rasanya berat dan saat dia melihat kesamping ternyata Aksa tertidur sambil memegang tangannya, dengan segera Zura menarik tangannya tapi rasanya sangat susah karena Aksa memegangnya dengan sangat erat.

Dalam tidurnya Aksa dapat merasakan pergerakan Zura, dia membuka matanya dan melihat Zura yang sedang kesusahan menarik tangannya dari genggamannya.

Senyum terbit dari wajah indah Aksa, "sayang, kenapa?" Tanya nya lembut.

"Lepasin tangan Zura!" ucapnya datar Zura kembali mengingat perbuatan Aksa yang menurutnya kali ini akan sulit dia maafkan.

Aksa beralih mengelus lembut rambut Zura "maafpin Aksa ya? Nanti kalau Zura udah sembuh Aksa bakalan beliin Zura es krim sama boneka yang Zura mau itu."

"LEPASIN ZURA!" teriaknya, dia muak melihat Aksa sekarang.

Aksa semakin menggenggam tangan Zura "kenapa Zura sekarang berani banget sama Aksa?" Aksa membuat wajahnya terlihat semenyedihkan mungkin.

Gadis itu meringis "sakit" cicitnya dia menggunakan tangan yang satunya untuk mengusap air matanya yang mulai berjatuhan sungguh dia benci Aksa.

Perih yang Zura rasakan di seluruh tubuhnya ditambah dengan Aksa yang kembali menggenggam tangannya semakin membuat kepedihan terasa dua kali lipat apalagi kini hatinya tambah sakit dengan sikap Aksa.

Aksa melepaskan tangannya dari tangan Zura lalu mengelusnya lembut "maaf sayang ini sakit ya?" Khawatir nya setelah itu dia membersihkan air mata di pipi Zura "jangan nangis ya ssstttt" dia lalu menunduk dan mengecup pipi Zura lembut.

Zura membalikkan tubuhnya, dia menghapus bekas ciuman Aksa dari pipinya.

Aksa menghela nafas panjang saat melihat Zura yang mungkin sangat kesal dengan dia tapi dia tidak menyesal telah melakukan hal itu pada Zura karena menurutnya itu setimpal dengan apa yang sudah Zura lakukan.

Tok...tok...tok....

Suara ketukan pintu terdengar dari luar.

"Masuk!" jawab Aksa.

Seorang suster masuk dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman "ini makanan untuk pasien Zura" dia meletakkan makanan tersebut diatas meja dekat Aksa.

"Terimakasih."

"Baik tuan saya permisi" suster tersebut meninggalkan ruangan.

Aksa mengambil piring yang berisi makanan tersebut "Zura...,sayang ayo makan sini Aksa suapin."

Tapi nihil karena gadis itu kini tidak mau menjawab Aksa, dia hanya diam tanpa mau menoleh sedikitpun.

"Makan lewat tangan Aksa atau mulut Aksa hm?"

Zura segera membalikkan tubuhnya sungguh dia tidak mau kembali makan dengan cara itu lagi. Ya Aksa pernah menyuapi Zura dengan mulutnya waktu dulu ketika dia tidak mau makan.

Aksa tersenyum senang, "sekarang buka mulut aaaa" dia mengarahkan sendok makanan ke arah Zura.

Zura membuka mulutnya dan menerimanya suapan Aksa meskipun sebenarnya dia sedang tidak bernafsu makan.

Dalam dia Zura makan dengan tenang tanpa mau menjawab perkataan Aksa yang sedari tadi tidak berhenti mengajaknya bicara, sekedar untuk meminta maaf atas apa yang dia lakukan pada Zura.

Zura menelan suapan terakhirnya lalu Aksa mengambilkan minuman untuknya, setelah makan Zura kembali berbaring.

"Pinternya sayangnya Aksa, gimana kalau besok kita tunangan?" Ucap Aksa tiba-tiba sebenarnya Aksa sudah sering bilang seperti ini tapi Zura tetap saja belum mau.

"Zura mau Aksa keluar" Zura bicara tanpa ekspresi dan tanpa menatap Aksa.

Aksa melunturkan senyumnya dia lalu berdiri dari duduknya dan pindah duduk ke sofa yang berada didekat pintu cukup jauh dengan Zura.

Zura tidak menghiraukan dia lebih memilih memejamkan matanya.

Flashback Aksa
________

Aksa sedang menunggu pak Bram yang menjemputnya didepan gerbang sekolah dasar  "lama" gerutunya.

Aksa kini memandang sekelilingnya lalu matanya tertuju pada seorang gadis kecil yang sedang duduk berjongkok sambil menangis ditemani dengan seorang perempuan dewasa yang mungkin ibu dari gadis itu.

"Sayang gaboleh makan jajan sembarangan ya" peringat lembut ibu itu.

"Tapi Zura mau jajan itu" Zura menunjuk semua jajan yang ada dipinggir jalan sampai ibunya sudah kewalahan untuk membujuknya.

"Nanti Zura bisa masuk rumah sakit lagi kalau Zura makan makanan yang gak sehat, gimana kalau kita beli boneka aja?"

Aksa memandang dengan detail gadis kecil itu, dia juga mendengarkan dengan seksama apa topik pembicaraan dari dua orang ibu dan anak tersebut kebetulan jaraknya tidak jauh.

Aksa tersenyum senang melihat gadis itu yang mulai luluh dengan bujukan ibunya.

"Zura" ucapnya tanpa sadar.

Aksa menaiki mobilnya yang sudah sampai didepan gerbang sekolah dasarnya "paman aku mau informasi tentang gadis itu" Aksa menunjuk ke arah luar dari dalam jendela.

Bram melihat dengan seksama "baik tuan muda akan saya laksanakan" ucapnya.

Aksa tersenyum senang dia lalu menyusun beberapa rencana untuk kedepannya apabila nanti dia bersama dengan gadis itu.

•••🖤•••

Aksa melihat Zura yang kini sudah tertidur pulas didekatnya setelah tadi bermain dengannya.

Aksa turun dari pintu dan membuka pintu dan melihat dua orang dokter perempuan sudah menunggu didepan pintunya.

Aksa meminta dokter tersebut datang karena dia penasaran dengan penyakit apa yang ada pada Zura.

Dokter masuk dan langsung mengeluarkan alatnya untuk memeriksa Zura.

Langkah pertama dia menyuntikkan obat bius pada Zura agar tidak membuatnya terbangun nantinya.

Aksa menunggu diluar sementara Zura diperiksa.

Beberapa menit berlalu kemudian dokter keluar.

"Jadi tuan muda nona Zura mengalami penyakit ...... Yang membuatnya tidak bisa makan sembarangan kalau tidak itu bisa membuatnya kesakitan dibagian perut juga dapat membuat tubuhnya lemah, jadi pola makan dan hidupnya juga harus dijaga."

Aksa mendengarkan dengan seksama ucapan dokter tersebut dan dua berjanji akan selalu mengingatnya.

.
.
.
See you next chapter again syg!

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang