04

33.2K 1.5K 13
                                    

Jangan lupa follow vote and komen ya!
.
.
.

Zura melihat semua barang mainan nya yang sudah rusak dia lalu menyentakkan tangannya dan memungut satu persatu meskipun itu sudah hancur, bahkan jauh dari bentuk aslinya, "hiks hiks hiks Aksa jahat hancurin barang Zura" tangis Zura pecah.

"Itu akibat Zura pergi terlalu lama sampai lupa sama Aksa."

"Zura mau barang Zura di ganti hiks hiks hiks."

Aksa hanya diam tak menanggapi tangisan gadis kecil itu,dia lalu berjongkok menyamai posisinya dengan Zura dan mengusap lembut surai gadis itu "Zura udah makan?" Tanya nya lembut.

Gadis yang diselimuti amarah itu tak menjawab dia hanya diam, memandangi penampakan boneka nya yang sudah habis hancur.

"Zura udah makan?" Tanya Aksa sekali lagi sambil sedikit menarik rambut Zura dengan tangannya, itu dia lakukan sangat lembut bahkan saking lembutnya sampai gadis kecil itu kembali menangis.

"Hiks hiks sakit Aksa" Zura memegang tangan Aksa, mencoba mencegah laki-laki itu untuk menarik rambutnya.

"Jawab Zura!" Aksa semakin menarik rambut Zura.

"Belum....." ucap Zura dengan tangis yang masih setia menemani.

"Makan ya katanya bibi memasak ayam."

Zura menatap Aksa dengan mata berbinar "Yee ayam!" ucapnya lalu mengusap air matanya senang.

Aksa melapas tangannya dari rambut Zura, dia merapikan sejenak setelah itu dia dan Zura pergi ke bawah untuk makan siang, jangan heran ya karena mood Zura memang begitu gampang sekali berubah.

Makanan sudah terhidang penuh membuat Zura langsung duduk dengan mata berbinar di meja makan.

Pelayan mengambilkan piring untuk dua anak kecil itu setelahnya dia menyendok kan nasi dan lauk.

"Zura mau itu!" pelayan menyendok kan dengan sigap "itu juga!" tunjuknya lagi, piringnya bahkan sekarang sudah penuh dengan lauk.

Pelayan itu menyerahkan piringnya pada Zura sedangkan Aksa hanya diam dan melihat, dia lebih suka mengambil sendiri makanannya tanpa campur tangan kotor orang lain.

Pelayan itu pamit keluar setelah menyelesaikan tugasnya, membiarkan dua anak kecil itu di meja makan.

Aksa menarik piring Zura ke arahnya dan menyendok kan makanan lalu menyuapi gadis itu,"sini aaaaa..." ucap Aksa sambil membuat mulut nya berbetuk huruf a.

"Ga mau disuapin! Zura maunya makan sendiri" Zura menutup mulutnya tidak mau menerima suapan yang Aksa berikan.

Aksa menghela napasnya sejenak lalu memberikan piring Zura kembali. Gadis itu menerima piringnya dan makan dengan lahap.


Setelahnya Aksa melanjutkan makanannya dengan tenang, jauh berbeda dengan Zura yang makan dengan bar-bar.

•••🖤•••

Zura kini duduk dipangkuan Aksa sambil menyisir rambut bonekanya, dia sedang menemani Aksa belajar.

"Aksa ga capek ya belajar mulu? Zura ngantuk" adu Zura sambil menggoyangkan lengan Aksa yang memegang bolpoin.

Aksa menghentikan aktivitas nya lalu melihat Zura gemas, "Yaudah ayo kita bobo" semangat Aksa lalu menggandeng tangan Zura dan berjalan ke arah tempat tidur.

Zura berjalan sambil sesekali melompat kecil, membuat Aksa yang melihatnya menjadi gemas.

Sebelum tidur Zura menyikat gigi terlebih dahulu karena Aksa yang menyuruhnya dan mengganti bajunya dengan baju tidur tentu saja Aksa yang menggantikannya, tapi tidak ada pikiran negatif dari dalam otak Aksa karena pikiran kecilnya tidak sampai sana.

Aksa memasangkan Zura celana dan bajunya dengan rapi, "nah sudah siap untuk bobo!" senyum Aksa melihat Zura yang kini sudah rapi.

Aksa juga sudah mengganti baju nya menggunakan baju tidur serasi dengan Zura hanya beda warna saja jika Zura memakai warna pink maka Aksa memakai warna biru muda.

Zura berlari ke arah tempat tidurnya dan menutup tubuhnya dengan selimut, Aksa menyusul Zura sambil melihat Zura yang sudah menyembunyikan seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Zura kalau pakai selimut hanya sampai sebatas dada dan gaboleh tutupin seluruh tubuh",peringat Aksa lalu membuka selimut Zura dan menyelimutinya kembali sampai sebatas dada.

"Memang kenapa?" Zura melihat Aksa dengan tatapan bertanya.

"Nanti bisa kehabisan nafas terus mati" sambung Aksa sambil melangkah ke arah tempat tidurnya.

"Kalau mati bagaimana?" Tanya Zura lagi.

"Kalau mati terus dikubur dan gabisa makan es krim lagi."

"Kenapa gabisa makan es krim?"

"Karena kita udah ga bernyawa Zura" untung yang bertanya Zura, jika tidak maka sudah di pastikan jiwa psikopat laki-laki kecil itu akan keluar.

"Nyawa itu apa Aksa?"

Aksa gemas sendiri dengan pertanyaan Zura yang tidak ada habisnya dia lalu mematikan lampu yang tombolnya memang sengaja di tempatkan di dekat ranjang Aksa.

"Aksa Zura masih mau tau nyawa itu apa?"

Aksa melihat Zura didalam redupnya cahaya "Zura tidur!."

"Tapi Zura mau tau nyawa itu ap--"

Aksa menekan lampu di meja dan membuat ruangan jadi gelap seketika "tidur Zura atau Aksa bakalan ninggalin Zura sendirian di kamar ini" senyum Aksa dalam gelap.

"Hiks hiks Aksa jangan matiin lampu" Zura mencoba meraba tombol lampu tapi.

Bruk

Zura terjatuh dari ranjang Aksa langsung menyalakan lampu kembali dan segara berlari ke arah Zura.

"Zura gpp?" Tanya Aksa sambil memeriksa seluruh bagian tubuh Zura.

"Zura takut gelap."

"Maafpin Aksa ya Aksa gak matiin lampu lagi kok kayak tadi" Aksa memapah Zura menuju ranjangnya.

"Zura mau tidur sama Aksa."

Aksa mengulum senyum senang dan segera naik ke atas ranjang dengan Zura dia sangat senang melihat Zura yang tidak bisa jauh darinya, rasanya dia ingin gadis itu seperti ini untuk selamanya tentu saja, apa yang dia inginkan akan dia wujud kan!

See you next chapter again syg!

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang