Obsesi itu membunuhmu tapi cinta seseorang yang terobsesi tidak akan membuatmu kesepian.
.
.
.
Jangan lupa follow vote and komen 🖤Hari sudah berganti malam untung saja Aksa berhasil menghentikan aksi gila Zura tadi sore tapi sekarang dia pusing dengan pikirannya sendiri.Aksa melihat Zura yang sudah tertidur pulas, dia mengikat tangan Zura dengan dua rantai dibagian tangan dan dua dibagian kaki.
Dia terpaksa melakukan itu semua supaya Zura tidak lagi menyakiti dirinya sendiri, dapat dia lihat dari goresan di tangan dan kaki Zura serta dalam perutnya.
Pasti Zura sudah melakukan hal gila itu, sebaiknya Aksa membawa Zura ke psikologi setelah dari sini tapi nanti saat Zura sudah bangun atau dia harus menunggu saat Zura mau disentuh oleh dirinya, kini Aksa tidak lagi mau memaksakan Zura agar mental Zura tidak semakin buruk.
Aksa mengambil kunci mobilnya lalu melangkah ke luar "jaga dia" ucapnya berpesan terlebih dahulu pada dua pengawal diluar.
Dengan kepala yang masih pusing Aksa keluar dari gang tersebut untuk mengambil mobilnya, kalian pasti ingat bahwa rumah Zura terdapat di dalam gang sempit.
Kini Aksa mengemudi mobilnya untuk pergi ke arah hutan, dia akan mencari mangsanya dan semoga saja dia mendapatkan mangsa yang serupa dengan dirinya dalam bidang kekejaman membunuh.
Aksa menyipitkan matanya saat melihat sebuah motor mengejarnya dibelakang "oke ini dia" kekehnya.
Aksa menghentikan mobilnya dan begitupula dengan motor yang dibelakang nya ikut berhenti.
Jalanan ini sudah lumayan sepi untuk Aksa memulai aksinya.
"Butuh bantuan?" Tanya Aksa pada orang itu.
Tapi tanpa aba-aba orang itu kini mengarahkan sebuah pisau ke arah Aksa.
Aksa mengangkat tangannya "hm aku lebih suka yang sat set" kekehnya. Aksa mengambil sebuah kapak di dalam bajunya lalu mengarahkan ke arah orang itu.
Tapi orang itu dengan lihai menghindari serangan Aksa.
Tidak tinggal diam malah Aksa kini semakin senang mengikuti permainan lawannya.
Aksa berhasil menancapkan kapaknya di kepala orang itu tapi hebatnya orang itu tidak kenapa-napa karena dia masih memakai helm.
Orang itu kini dengan cepat berlari ke arah Aksa dan berhasil meggores lengan Aksa dengan pisau.
Aksa tidak tinggal diam dan mencoba melakukan serangan balik dengan melempar kapaknya ke arah orang itu.
Tepat sasaran.
Kapak itu menjatuhkan pisau orang tersebut dan berhasil menggores telapak tangannya sedikit jika saja orang itu tidak gesit.
Aksa mendekat kearah orang tersebut, sebelum dia mencoba berlari kini Aksa sudah terlebih dahulu mencekal pergelangan tangan orang tersebut.
"Lepas" ucap orang itu.
Aksa sedikit terkejut karena lawannya saat ini adalah seorang perempuan, kini dia berusaha melepaskan helm orang itu dengan satu tangan.
Meskipun Aksa sedikit kesusahan tapi dia tidak tinggal diam untuk mencoba membuka identitas lawannya saat ini.
Helm terbuka tapi muka orang tersebut masih belum terlihat akibat rambut yang menghalangi.
Aksa mencoba menyingkirkan rambut orang tersebut.
Deg
Orang itu adalah orang tercantik yang pernah Aksa lihat, demi apapun kini Aksa terpaku sejenak.
Tanpa aba-aba Aksa menarik tangan orang itu dan mendekatkan tubuhnya dengan dirinya sampai hampir tidak ada jarak.
Aksa membelai pipi perempuan tersebut dengan lembut "mungkin kini aku punya seseorang untuk menjadi tempat obsesi keduaku" kekeh Aksa.
Gadis itu mengernyitkan dahinya bingung "maksud Lo?"
"Bahasa mu tidak enak sekali sayang bagaimana kalau aku mengajari cara berbicara yang benar tapi kau harus ikuti aku terlebih dahulu" Aksa membekap mulut gadis tersebut sampai sang empu pingsan.
Setelahnya dia mengangkat tubuh tersebut kedalam mobil untuk dia beri pelajaran nanti dirumah.
Aksa tidak pernah menyangka musuhnya kali ini seorang perempuan.
•••🖤•••
Zura membuka matanya karena sinar matahari yang menyilaukan.
"Sssttt" ucapnya.
Bagian telapak tangannya terasa sakit sekali dan saat dia ingin melihat telapak tangannya tapi seperti ada sesuatu yang mencekat dan benar saja ternyata dia dirantai.
Dan telapak tangannya kini tampak luka akibat goresan dari rantai tersebut.
Aksa sungguh jahat dengan melakukan hal yang tidak masuk akal seperti ini tapi Zura tidak akan menangis lagi.
"LEPASIN ZURAAA" teriakan Zura menggelegar diseluruh ruangan dan pasti mustahil Aksa tidak mendengarnya kecuali jika Aksa tidak berada didalam rumah.
Aksa menutup pintu ruangan yang di pojok kiri kala sudah selesai menghabiskan waktunya dengan apa yang ada didalam dia menjilat noda merah yang berada di bibirnya "see you next time bby" kekehnya.
Aksa melangkahkan kakinya ke arah atas tangga "saatnya melihat cinta pertamaku" senyumnya.
Aksa membuka pintu kamar lalu memandang Zura dengan tatapan lembut "sayang kapan bangun?" Tanyanya.
"Lepasin Zura sekarang" Zura menggerakkan kakinya dengan tidak santai.
"Tapi setelah Aksa lepasin, Zura mau makan ya sama Aksa" senyum Aksa.
"Ga Sudi" ketus Zura.
Zura kini benar-benar berubah 90° derajat mungkin karena Aksa yang sudah sangat keterlaluan membuat dia bertahan dengan rasa takutnya sampai sekarang dia tidak merasakan takut lagi dan berubah menjadi orang yang selalu melawan tanpa kenal rasa takut.
"Zura dengerin Aksa ya, kita makan lalu Zura boleh keluar dari tempat ini" bujuk Aksa.
"Zura udah gaminat keluar dari tempat ini karena inilah rumah Zura sekarang."
"Setidaknya Zura makan supaya Zura bisa raih cita-cita Zura nanti, apa Zura gamau lulus sekolah?" Bujukan kedua pasti berhasil.
Zura merenung sebentar lalu mengingat kembali sekolahnya, kenapa dia bisa dengan cepat melupakan masa depannya?
Sekarang dia akan memanfaatkan Aksa yang mau menyekolahkan nya sampai lulus agar suatu saat dia bisa membalas semua apa yang dikeluarkan Aksa dan pergi selamanya bukan untuk sementara lagi.
.
.
.See you next chapter again syg 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]
RomanceBijaklah dalam memilih bacaan⚠️ (Bantu FOLLOW SEBELUM BACA) (JANGAN PELIT VOTE SYG) . . . . Aksa terpaku pada pandangan pertama saat melihat wajah Zura yang membuatnya merasakan kembali kehangatan Masa kecilnya kembali berwarna kala Zura hadir Pert...