06

27.3K 1.2K 3
                                    

Jangan lupa follow vote and komen sebagai apresiasinya🖤
.
.
.
.

Zura tidak henti-hentinya menatap ke arah luar dari kaca jendela mobil, rasanya dia sangat senang mengingat hari ini dia bersekolah jadi dia akan berusaha menghafal jalannya.

"Ngapain Zura?" Tanya Aksa yang kini sudah melepas iPad yang tadi dia pegang untuk membaca pelajaran, tiba-tiba dia hilang konsentrasi karena Zura.

"Lagi hafalin jalan biar nanti Zura kalau gak pulang sama Aksa jadinya gak tersesat" cengir Zura.

"Kalau Zura pulang sama Aksa pasti gak akan tersesat Zura" kekeh Aksa.

"Tapi misalnya nanti Zura sendirian gimana?"

"Aksa gak akan biarin Zura sendiri" senyum tulus Aksa.

Gadis yang lengkap dengan seragam TK itu hanya mengangguk saja tanpa berniat membalas, dia lebih memilih merebut iPad milik Aksa.

"Zura mau main."

"Jangan kebanyakan main nanti bisa sakit mata" peringat Aksa.

"Tapi kok Aksa boleh."

"Aksa belajar bukannya main."

"Heung!" Zura menyingkirkan iPad Aksa dari tangannya karena tiba-tiba moodnya hilang, dia lebih memilih memainkan moci ke enamnya yang tadi pagi baru di belikan oleh Aksa.

Menghela nafas sejenak kini Aksa memilih tidak menganggu Zura dan kembali melanjutkan pelajarannya karena hari ini adalah ulangannya, jadi dia tidak boleh lalai dalam meninggalkan pelajaran.

Aksa turun dari mobil dengan tas yang sudah digendong dipunggung dan tangan kirinya membawa tas Zura, sedangkan tangan kanannya kini sedang menggandeng Zura.

"Tuan biar saya yang bantu" ucap Bram menawarkan.

"Kau pulang saja!" perintah Aksa.

"Baik tuan."

Aksa dan Zura kini memasuki gerbang sekolah lalu mereka berhenti di sebuah bangunan bertuliskan TK yang tempat nya berada tepat di samping SD Aksa.

"Ini sekolah Zura" Aksa menggandeng tangan Zura memasuki kelas dan disana mereka sudah disambut oleh banyak pasang mata.

Aksa menaruh tas Zura dan tak lupa juga dia mengambil botol air minum warna merah muda yang dikalunginya bersamaan dengan botol warna biru muda miliknya, awalnya dia tidak mau tapi Zura lah yang memaksa.

"Ini tasnya Zura dan didalamnya ada bekel, jangan lupa dimakan tapi makannya nanti pas Aksa udah keluar terus cari Zura."

Zura mengangguk mengiyakan tapi tak urung dia melepaskan tangan Aksa meski sudah duduk di bangkunya.

"Yaudah Aksa mau ke kelas dulu ya" senyum Aksa.

Zura mengeratkan genggaman tangannya di lengan Aksa "mau sama Aksa..." rengeknya.

"Aksa mau kekelas dulu nanti Aksa cari Zura lagi ya" lembut Aksa.

Perlahan Zura mulai melepaskan tangan Aksa dan tersenyum ceria "oke! Zura bakalan tunggu Aksa."

"Belajar yang rajin dan denger ucapan guru" Aksa menepuk kepala Zura.

"Siap!" Zura mengangguk dan itu terlihat sangat lucu dimata Aksa, dia jadi tidak tega meninggalkan Zura tapi apalah daya kalau dia juga harus sekolah.

•••🖤•••

"AKSAAA TAS SEKOLAH ZURA MANA!" teriak Zura dari atas tangga.

Aksa hanya diam karena malas berteriak toh juga nanti kalau Zura butuh pasti dia akan turun sendiri.Dan benar saja Zura kini menghentakkan kakinya ke lantai bawah dengan tangan yang disekap didepan dada.

"Aksa!" mukanya kini sudah merah padam menahan amarah dan jangan lupa bibirnya yang mengerucut sehingga kedua pipinya tampak mengembang, lucu sekali.

"Udah Aksa bakar" datar Aksa sambil menatap Zura.

"Iihhh kok tas Zura di bakar sih, huaaa" tangis gadis mungil itu pecah.

"Coklat gabaik untuk kesehatan!" Jengkel Aksa, bukan karena Zura melainkan karena kejadian yang tidak mengenakkan tadi di sekolah.

Flashback

Kini Aksa dan Zura tengah berjalan berdua menuju gerbang setelah bel pulang sekolah berbunyi, sebenarnya Zura lebih dulu pulang tapi karena dia disuruh untuk menunggu Aksa jadinya mau tidak mau dia harus ikut pulang siang.

"Aksa tau gak tadi dikelas pas perkenalan banyak yang puji Zura cantik, terus Zura dikasih banyak coklat, habis itu dibeliin permen juga!" cengir Zura sambil menggandeng tangan Aksa.

Aksa menatap Zura sejenak lalu melepaskan genggaman tangan nya "oh baguslah."

"Iya dong!" kekeh Zura lalu kembali tertawa dan berjalan mendahului Aksa untuk kemobil. Tanpa menyadari raut wajah laki-laki itu yang sudah berubah.

Aksa mempercepat langkahnya menuju mobil di setiap langkahnya dia hanya tersenyum membayangkan drama apa yang akan terjadi dirumah nanti tentunya, dengan dia sebagai aktor antagonis dan Zura sebagai korban nya.

Flashback end__

Bi Vina yang mendengar suara ribut langsung bergegas menghampiri, "aduh ini ada apa kenapa nangis Zura" bi Vina jongkok supaya menyamakan tingginya dengan Zura.

"Aksa hiks..hiks...hiks...bakar tas sekolah Zura hiks..." adu Zura meski suaranya terdengar gagap karena nangis sampai sesegukan.

"Disana banyak coklat nanti kalau makan coklat banyak bisa sakit gigi!" bela Aksa membenarkan perlakuan baiknya, lagian di kulkas juga ada kulkas yang lebih berkualitas dan sehat.

"Tapi Zura ga mau makan sendiri hiks... hiks...hiks... kan mau dibagi sama Aksa hiks..." Zura mengusap air matanya dengan tangannya lalu berjalan ke arah Aksa.

"Aksa cemburu ya Zura dikasih coklat? Aksa tenang aja kok nanti coklatnya kita bagi dua" Zura duduk di sofa dekat Aksa.

"Aksa bisa beli coklat sendiri!" ketusnya.

"Huaaaa.... Aksa jahat karena cuekin Zura hiks..hiks..hiks.. bi Vina" Zura merentangkan tangannya ke arah bi vina lalu bi Vina dengan sigap menggendong Zura ala koala sambil sesekali menepuk punggung Zura.

"Dasar cengeng!" Aksa sebenarnya tidak tega melihat Zura yang menangis seperti itu, tapi dia sudah tersulut emosi mendengar Zura disukai teman sekelasnya sampai di kasih banyak coklat, padahal dia bisa membelikan nya bahkan sampai pabriknya juga bisa dia beli.

See you next chapter again syg!

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang