27

13.8K 550 3
                                    

Jangan lupa follow vote and komen ya!
.
.
.
Buat yang agak kesel sama ceritanya mending lanjut baca aja ya syg🖤

Zura melihat ke arah luar, disana sudah ada seorang guru yang akan memasuki rumahnya jadi dia segera bersiap untuk mulai belajar.

Guru perempuan tersebut memasuki kamar Zura "selamat pagi Azura, siap memulai pembelajaran hari ini?" Tanya nya sambil tersenyum.

"Siap buk guru" semangat Zura.

"Wah ternyata Azura sangat bersemangat ya" kekeh guru tersebut, guru itu adalah guru yang biasa mengajar Zura semasa homeschooling nya dimulai.

Zura belajar dengan serius begitupun guru tersebut mengajar Zura dengan telaten. Dan untuk Aksa, cowok itu dari pagi sudah pergi menuju kantornya.

Pembelajaran selesai saat sudah siang, kini Zura akan menghabiskan waktunya bermain dengan kucing kesayangannya tersebut tapi ntah kenapa dia merasa aneh karena dari tadi siang kucing itu gak muncul-muncul di kamar Zura begitupun dengan dua yang lainnya.

Zura terus menanti didepan jendela sampai tak terasa kini perutnya mulai berbunyi menandakan dia sedang lapar. Dia keluar kamar lalu mulai memasak sesuatu yang sangat dia inginkan dengan bahan-bahan yang tentunya sudah di sediakan didalam kulkas oleh Aksa tentunya.

Kini Zura mulai memasak meski tidak setelaten dan sepintar Aksa tapi dia yakin masakannya pasti bisa seenak masakan Aksa.

Gadis itu makan dengan tenang dan khitmat tanpa gangguan siapapun, selesai makan dia mencuci piring lalu kembali berjalan menuju kamarnya.Tapi sebuah ide muncul dikepala Zura, dia mau keluar rumah lalu pergi mencari kucing-kucing nya.

Dengan cepat gadis itu berlari ke arah kamar lalu mengambil obeng yang biasa dia pakai untuk membuka pintu, Zura menyimpannya di balik sebuah lantai yang sengaja dia rusak untuk menyimpan obengnya dan dia tutup kembali dengan meja.

Langkah nya menuntun gadis itu turun kebawah dan mencoba membuka pintu tersebut, seperti biasa pintunya berhasil terbuka di percobaan pertama.

Zura meregangkan tubuhnya setelah dia berada diluar rumah "huh sungguh suasana yang sangat dirindukan bisa menghirup udara luar kembali" gadis itu melihat sekeliling nya.

"Nona?" Ucap seseorang.

Zura tersentak kaget saat mendengar suara seseorang memanggil dirinya, dia menoleh kebelakang.Ternyata dua orang pengawal sedang memandangnya dengan tatapan bingung.

"Bagaimana kalian bisa disini?" Tanya Zura masih dengan ekspresi bingung nya.

"Tuan muda yang memerintahkan agar kami menjaga nona ditempat ini" jawabnya.

"Zura udah gaperlu dijagain sama om lagi soalnya Zura sekarang udah berani bukan kayak dulu" ketus Zura bukan berani sih tapi lebih tepatnya sok berani karena tadi saja dia kaget karena tiba-tiba ada orang selain dia disini.

Dua pengawal itu saling pandang lalu keduanya malah memandang Zura. Dia tau bahwa dua orang pengawal itu pasti gak percaya dengan perkataan Zura jadi mau tidak mau Zura harus nurut saja untuk dijaga.

"Zura sekarang mau cari kucing Zura" dia bergumam sendiri namun itu di dengar oleh kedua pengawal tersebut.

"Kucing?" Tanya salah satu pengawal.

"Iya warna putih satu, yang belang satu dan yang warna hitam" Zura menjelaskan dengan detail.

"Saya tau nona dimana kucing anda berada" pengawal tersebut menuntun Zura ke arah belakang rumah.

"Ini nona."

Zura terduduk lemas saat melihat tiga gundukan tanah dibelakang rumah, dia tidak bodoh kalau tidak tau kalau itu adalah sebuah kuburan.

"Hiks hiks siapa yang bunuh kucing Zura hiks hiks" tangisnya sendu, tiga kucing itu telah menemaninya selama tidak ada satu orang pun yang ada disisinya dan kenapa kucing ini tega dibunuh.

"Maaf nona tapi tuan muda Aksa lah yang telah membunuh mereka."

Zura mengusap air matanya kasar dia lalu berlari masuk ke dalam rumah dan menghancurkan semua barang yang ada didalam kamarnya "AKSAAA JAHAT" teriaknya.

•••🖤•••

Aksa pulang saat malam sudah tiba sepeti biasa dia langsung pergi menuju rumah tempat dimana Zura berada disana.

Bruk

Aksa nge rem mendadak saat ada seseorang yang menghadang jalannya tepat di jalanan yang kemarin tempat dia berantem dengan seseorang yang kini sudah dia kurung didalam rumah yang satu dengan Zura.

Aksa turun dengan emosi, mood nya tidak ada hanya untuk sekedar membunuh sekarang mungkin orang yang saat ini menghadang dirinya tidak akan beruntung karena Aksa tidak akan berbasa-basi.

"Ada apa?" Datar Aksa.

"Kau bilang ada apa?"

Aksa mengangkat kepalanya saat mendengar suara yang tidak asing ditelinga nya"kau? Kenapa bisa ada ditempat ini bukannya-"

"Kaget ya? Maaf ya tuan Aksa karena gw adalah orang yang lebih daripada ekspetasi Lo sendiri" tanpa basa-basi dia menonjok wajah Aksa.

Aksa mengusap bibirnya lalu bertepuk tangan "wah wah wah ternyata kau cukup berani ya? Dibalik kecantikan yang kau punya ternyata ada sebuah kekuatan hebat yang kau miliki" kekeh Aksa.

"Jangan banyak bacot!" dia mengeluarkan pisau tajam dari balik saku celananya.Tanpa gadis itu tahu Aksa dapat membaca gerak-gerik nya itu, gadis itu nampak sangat tidak santai ketika dia berbicara. Mungkin sesuatu membuat dia kehilangan mood.

Sepertinya sekarang Aksa harus terpaksa mengeluarkan tenaganya demi melawan gadis cantik
didepannya ini.

Belum sempat pisau tersebut menusuk Aksa tapi Aksa terlebih dahulu menggenggam erat pisau tersebut sampai darah segar berceceran dari telapak tangannya.

Gadis itu melepas pisau tersebut lalu berlari sekencang-kencangnya dari hadapan Aksa, dia takut sebenar nya namun dia hanya pura-pura berani.

Aksa segera memasuki mobil lalu mengejar gadis tersebut dengan kecepatan diatas rata-rata.

.
.
.
See you next chapter again syg 🖤

AKSA AND THE LITTLE GIRL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang