3.Rencana

1.3K 114 2
                                    

happy reading

_________________

"BUNDAAA......" Teriak nathan, terbangun dari tidurnya. Nafasnya terengah-engah. Bulir-bulir keringat membasahi pelipis, Matanya sedikit berair. Leon yang melihatnya refleks mengambil air minum yang berada di atas nakas, lalu memberikanya kepada nathan.

"Minum air dulu, tarik nafas terus buang" Ujar leon menginterupsi. Nathan pun menurut lalu mengambil nafas secara perlahan dan menghembuskan nya. Setelah sedikit tenang nathan pun menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang.

"kenapa bayang-bayang itu selalu muncul tiap gue tidur, maafin lie ayah,bunda"

"ekhm, lu habis mimpi buruk?"

Namun tak ada sahutan dari lawan bicaranya, diam dengan sorot mata yang kosong, melihat itu leon tak bersuara, takut jika dia salah mengucapkan kata-kata jadi.... lebih baik dia diam saja saat ini.

Beberapa menit berlalu...

"Leon"

"hm?"

"Gue laper, lu bisa masak?"

"Jangan bilang lu belum makan dari tadi siang?"

"Emang iya"

"Bentar gue mau nelpon bawahan gue dulu, soalnya gue gak pernah masak."

Drrrttttt Drrrrrrttt

"Tolong belikan saya makanan, Makanan apa saja asal jangan makanan cepat saji,lalu bawa ke alamat yang saya kirim. Dan satu lagi tolong belikan saya obat penurun panas."

pipp

Setelahnya hanya ada keheningan, tidak ada yang mau memulai pembicaraan. Tak lama kemudian ada suara bel dari luar.

"Kayaknya makanannya udah dateng, gue ambil dulu." Leon beranjak keluar untuk mengambil makanan. Membuka pintu apartemen di depannya kini ada seorang yang membawa sekantong plastik.

"Ini pesanan anda tuan."

"ya,kau bisa pergi."

Kembali menutup pintu, melangkah ke arah dapur untuk mengambil piring dan sendok. Setelah nya dia kembali ke kamar.

"Nih makan, entar abis itu lu minum obat nya terus tidur."

"Iya,btw thanks."

Di balas anggukan oleh leon, leon sangat lelah dan mengantuk dia pun memutuskan untuk tidur di sofa. Mulai memejamkan matanya yang terasa sangat berat. Tak lama dia pun terlelap menuju alam bawah sadarnya.

__________________

Nathan terusik dalam tidurnya, dikarenakan matahari yang mengintip lewat celah celah tirai, dan langsung menyorot ke bagian wajahnya. Meregangkan otot-otot nya lalu duduk guna mengumpulkan sisa-sisa nyawanya.

Saat di rasa nyawanya sudah terkumpul,dia membuka mata nya perlahan-lahan, mengedarkan pandangannya, namun matanya menangkap sosok yang mengurus dirinya semalam. Nathan berniat untuk memcuci muka terlebih dahulu lalu membangun kan leon.

Keluar dari kamar mandi nathan langsung membangunkan leon, "leon, bangun lu gak ke kantor?"

"eunghh"

"leon, woy bangun"

"Bentar lagi mom, masih ngantuk"

"Terserah lu, bodoamat"

Nathan membuka ponselnya, terlihat ada pesan yang masuk, yang semalam baru di kirimkan.

Daddy
kita perlu membahas lebih lanjut tentang 'lorenzo, datanglah ke kantor

me
Baik dadd

Nathan mengganti baju tidurnya dengan, kaos putih yang di balut jas, dan celana bahan. Mengambil kunci mobil lalu melenggang pergi meninggalkan leon sendirian di apartemen.

Di lain tempat, di dalam ruangan ada seorang pria dan wanita yang sedang dimabuk cinta. "Sayang aku ingin membeli tas keluaran terbaru" ujar wanita itu dengan nada yang dibuat manja.

"Berapa harganya hm?" jawab si pria seraya mengelus pipi wanita nya.

"Hanya 30 juta."

"Akan ku transfer ke rekening mu, asal kau melayaniku malam ini sayang."

"Baiklah, ngomong-ngomong aku ada acara dengan teman-temanku, aku pamit dulu." wanita itu lantas mengecup pipi pria yang ada di hadapannya.

_________________

Nathan melangkah memasuki kantor mewah milik steven daddy angkatnya. Tidak sedikit karyawan kantor yang menyapa nya, karena mereka tau nathan adalah anak angkat sang bos. Meskipun terkenal dengan sifatnya yang dingin, namun nathan tidak sedingin itu, dia juga memiliki sikap ramah meski sedikit. Ketika ada yang menyapanya dia akan menganggukkan kepala dan tersenyum tipis.

Banyak juga karyawan wanita yang sangat menantikan nathan berkunjung ke kantor, Nathan bisa di bilang tampan,tingginya yang bisa di bilang lebih tinggi bagi gadis pada usianya, memiliki hidung mancung, bibir tipis, pipinya yang tirus mencetak jelas garis rahangnya, namun tak setajam pria pada umumnya. Sangat sempurna sampai orang berpikir bahwa dia lelaki.

Menaiki lift menuju lantai atas, saat sudah sampai di depan ruang kerja steven, nathan mengetuk terlebih dahulu pintunya, setelah mendengar intrupsi pemilik ruangan, barulah nathan masuk ke dalam.

"Duduklah" perintah steven kepada nathan. Nathan mendudukkan dirinya ke sofa yang berada di hadapan steven.

"Apa yang akan daddy bahas tentang 'lorenzo?"

"Daddy mengetahui beberapa keburukan tentang 'lorenzo."

"Apa itu?"

"Menurut data yang daddy baca, lorenzo memiliki selingkuhan,bahkan memiliki anak haram,bahkan menjual obat-obatan terlarang. Namun dia cukup cerdik karena dia tidak turun secara langsung dalam penjualan obat obatan terlarang itu. Melihat perusahaan nya yang lumayan terkenal, kemungkinan besar ketika kita mendapatkan bukti-buktinya, perusahaannya akan bangkrut, dan dady yakin orang seperti dia tidak akan kuat menghadapi kemiskinan."

"Jadi, untuk kedepannya semua daddy serahkan kepadamu nathan. Jangan sungkan jika kamu membutuhkan bantuan."

"Baik dadd." nathan menyeringai kecil.




TBC
bye guys




Story of Fake Boy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang