happy reading
_______________"Siapa kau sebenarnya?"
Nathan menatap mayat lorenzo, kemudian berbalik pergi meninggalkan tempat tersebut. Sekarang dia harus mencari tau dalang sebenarnya dari pembunuhan orang tuanya, karena Lorenzo hanyalah kambing hitam.
Menaiki mobilnya dan langsung melesat pergi meninggalkan pekarangan gedung tua tersebut.
Sesampainya di apartemen nathan membuka jas nya dan melemparnya asal ke sofa, melonggarkan dasinya di leher dan membuka satu kancing atas kemejanya.
Dia berjalan gontai menuju dapur, ia sedang ingin minum. Saat sudah di dapur dia membuka lemari yang berisi berbagai macam jenis minuman dari yang kadar alkohol nya rendah sampai yang tinggi.
Mengambil satu botol dan tak lupa dengan gelasnya. ia pun berjalan ke arah meja pantry dan mendudukkan dirinya di sana, membuka botolnya dan langsung menuangkannya ke gelas. Meminum nya dengan satu kali tegukan, nathan memejamkan matanya merasakan sensasi panas yang menjalar di tenggorokan nya.
Pikirannya benar-benar sangat berkecamuk mengingat bajingan lorenzo belum menyelesaikan ucapannya namun sudah meregang nyawa. Benar-benar sial sial sial!!
Bagaimana caranya agar mengetahui siapa pelaku yang membunuh orang tuanya karena terlalu sulit untuk mendapatkan barang buktinya.
Nathan kembali meminum minumannya dengan sekali tegukan. Harus mencari kemana dirinya agar bisa mendapatkan petunjuk.
"Ah sial." desis nya tertahan
Nathan terus meminum alkohol nya, sampai sekarang wajah nya sudah sedikit memerah karena mabuk, dan mengigau tidak jelas. Dengan kesadaran nya yang setengah-setengah dia mengambil handphone nya di saku celana, lalu menelepon seseorang.
"Halo."
Terdengar suara serak basah seseorang yang sepertinya baru bangun tidur ah tidak lebih tepatnya diganggu saat tertidur.
"Aku merindukan mu, aku sangat merindukan mu."
"Apakah kau mabuk?"
"Euh? tidak, aku hanya minum sedikit."
"Dimana kau sekarang?"
"Em aku berada di apartemen."
"Tunggu di sana."
_______________Tidurnya terusik karena suara handphone nya, tangannya terulur untuk mengambil benda pipih itu di atas nakas, dengan mata terpejam dia mengangkat telepon tersebut dan meletakkan nya di dekat telinga.
"Halo."
"Aku merindukan mu, aku sangat merindukan mu."
Mendengar suara familiar itu leon langsung membuka matanya dan mengecek siapa yang menelpon nya, dan nama nathan lah yang tertera di layar. Dan mengapa nathan mengatakan bahwa dia merindukanku, di dengan dati suaranya seperti sedang mabuk.
"Apakah kau mabuk?"
"Euh? tidak, aku hanya minum sedikit."
"Dimana kau sekarang?" tanya leon sedikit khawatir.
"Em aku berada di apartemen."
"Tunggu di sana."
Leon beranjak dari tempat tidurnya, mengambil jaket di lemari dan mengambil kunci mobil di atas nakas lalu berlari keluar kamar.
Di perjalanan leon mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, karena hari sudah larut dan jalanan pun sepi.
Memarkirkan mobilnya di basement leon bergegas memasuki lobby dan menaiki lift menuju lantai apartemen nathan. Di depan apartemen nathan leon langsung memasukkan pin apartemen nathan. Karena leon dulunya sering melihat nathan memasukan pin jadi dia mengingat pin tersebut.
Dan berhasil nathan tidak mengubah PINnya. Leon melangkah perlahan masuk matanya mulai menelisik setiap sudut apartemen mencari sosok nathan. Terdengar suara seseorang di arah dapur leon pun menghampiri arah suara itu.
Terlihat punggung seseorang yang sedang duduk memunggunginya. Leon mendekat lalu duduk di samping nathan.
Nathan yang setengah sadar menyadari akan kehadiran seseorang di sampingnya pun lantas menoleh. "Siapa kau?" nathan memfokuskan pandangannya karena semuanya terlihat ada dua. Setelah agak terlihat jelas nathan berkata kembali "euh? wajahmu mirip leon, haha tidak mungkin kan kalau kau leon." ucapnya melantur
Leon hanya diam memperhatikan nathan yang bisa di bilang mabuk berat. Namun tetap melanjutkan aksinya untuk minum kembali.
Saat nathan akan menuangkan minumannya, ada sebuah tangan yang mencekal pergelangan nya.
"Kau sudah sangat mabuk nathan, hentikan!"
"Mengapa suara mu mirip leon?"
"Ya karena aku leon."
"Benarkah?" nathan meneliti Wajah orang yang berada di sampingnya dan mendekat. Di balas deheman oleh leon. Tiba-tiba saja nathan memeluknya "Aku merindukan mu." lirihnya. Leon yang mendapat pelukan tiba-tiba seketika tubuhnya menegang.
"Kau mabuk sebaiknya kau tidur." leon melepaskan pelukannya lalu memapah nathan memasuki kamarnya.
Membaringkan tubuh nathan hati-hati, namun saat dia hendak pergi nathan yang masih setengah sadar menarik baju bagian depannya hingga hilang keseimbangan dan berakhir jatuh menimpa nathan, namun tangannya berhasil menumpu badannya sehingga tidak benar-benar menimpah nathan.
Wajah keduanya sangatlah dekat, nafas leon tercekat merasakan hembusan nafas nathan menerpa wajahnya. Netra hitam gelap miliknya terpaku pada manik coklat tua milik nathan leon seakan terhipnotis dan enggan memalingkan pandangannya.
"Aku menyukai mu." gumam nathan namun dapat di dengar oleh leon.
Manik coklat leon yang tadinya menatap netra hitam milik leon kini beralih pada bibir tebal nan sexy milik leon, entah mendapat keberanian darimana nathan mendekat kan wajahnya lalu menarik tengkuk leon.
cup
Nathan mencium bibir leon, lalu mulai melumat nya perlahan. Leon yang mendapat serangan mendadak lagi-lagi tubuhnya menegang kaku. nathan terus melumat bibir leon dengan lembut. leon pun terbuai dan membalas ciuman nathan sambil memejamkan matanya.
disela-sela ciumannya leon berhenti sejenak "Persetan dengan yang namanya gender." dia menatap nathan dan kembali memangut bibir nathan yang terasa manis itu.
Lama-kelamaan ciuman yang tadinya lembut berubah menjadi menuntut.
"Eunghh." lengguh nathan
Ciuman itu berlanjut hingga beberapa menit, leon melepaskan pangutan mereka karena merasa nathan tidak lagi membalas ciumannya.
Ternyata nathan pinsan karena efek dia minum terlalu banyak. Leon langsung bangkit dan merutuki dirinya yang hampir hilang kendali.
_____________
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Fake Boy [On Going]
ActionTentang seorang anak perempuan bernama Nathalie Xai Ganendra yang merubah identitas nya menjadi Nathan Xai George,Ya dia menyamar sebagai laki laki,untuk membalaskan dendam keluarga nya Leon Feroz Davanka Smith, dia berasumsi bahwa dirinya gay sebab...