happy reading
_____________________"Jika ingin membuat seseorang bertekuk lutut, bukankah kita harus mencari terlebih dahulu titik kelemahan nya?" tannya seorang pemuda itu sembari menghembuskan asap rokok ke udara secara perlahan. pandangannya lurus ke depan, entahlah apa yang dia lihat.
"Benar tuan, itu sudah jadi hal umum." dia membenarkan pertanyaan yang tuan nya layangkan. sembari menganggukkan kepalanya
"Tapi bagaimana kalau kita menghancurkan sumber ke bahagiannya?"
"Itu terdengar sama menurut saya." Pertanyaan macam apa itu?, jujur saja dia sedang memikirkan umurnya, takut-takut jika dia salah menjawab dan berujung nyawanya melayang.
"Benar, itu memang terdengar sama namun berbeda." pemuda tersebut tersenyum miring, sangat menyeramkan. Mungkin jika orang yang tidak terbiasa melihat nya akan gemetar ketakutan, di tambah aura mengintimidasi yang di keluarkan oleh pemuda tersebut.
_______________
Nathan membolak-balikan badannya di kasur kesana kemari namun dia tetap tidak mendapatkan posisi yang nyaman, matanya pun enggan mengantuk, padahal ia sangat ingin tidur. Ah mengapa begitu sulit hanya untuk tertidur.
Apakah, dia harus tidur bersama leon. seperti kemarin malam. Karena hanya dalam beberapa menit dia langsung tertidur pulas. Dapat di akui pelukan leon sangatlah ampuh dan berpengaruh besar terhadap tubuh nya. oh ayolah tapi dia gengsi hanya untuk melakukan itu. Dia berusaha memejamkan matanya kembali, beberapa menit berlalu namun sia-sia dia tetap tidak bisa tertidur.
"Masalah harga diri urusan belakang, yang penting bisa tidur." gumamnya
Nathan mengkesamping gengsi nya terlebih dahulu, bodoamat dengan yang namanya harga diri toh leon juga kekasihnya. Em kekasih ya
Ia berangkat dari tidur nya, penampilan nya sedikit acak-acakan terutama bagian rambut, karena dia sempat mengacak-acak rambut nya tadi saat merasa frustasi tidak bisa tidur.
Sudah di depan kamar leon, nathan langsung membuka pintu nya menggunakan sidik jarinya sendiri, beberapa hari yang lalu leon memberi tahunya bahwa dia bisa membuka akses kamar leon menggunakan sidik jarinya.
Pintu terbuka, nathan pun masuk. Kamar leon begitu sepi dan ternyata leon tidak ada di kamarnya.
"Kemana dia? apa mungkin di ruang kerjanya" monolog nathan
Nathan pun keluar dari kamar leon lalu menuju ruang kerja milik leon yang tak jauh dari kamar mereka. Nathan berjalan dengan langkah gontai, sembari menyisir rambut nya kebelakang menggunakan jari dikarenakan rambutnya sedikit mengganggu.
Sampai di tempat yang di tuju, nathan membuka pintunya secara perlahan, netranya menemukan siluet seseorang yang sedari tadi ia cari, posisinya leon membelakangi pintu masuk.
Nathan melangkah perlahan, dan mulai mendekat ke arah leon, leon belum menyadari akan kehadiran nathan. Dia masih sibuk berkutat dengan laptopnya, jari-jari nya sangat lincah menari-nari di atas keyboard. Padahal hari ini adalah weekend namun tetap saja leon terkadang sibuk.
Nathan mendekatkan wajahnya ke telinga leon lalu berbisik. "Apakah laptop lebih menarik di banding kan aku?" bisiknya pelan di akhiri dengan meniup pelan telinga nathan.
Leon sedikit terkejut lalu mengalihkan atensinya ke arah samping dimana nathan sedang bersidekap dada. Apakah dia terlalu fokus sampai tidak menyadari seseorang datang?
"Ada apa kau kemari?"
"Aku hanya tidak bisa tidur, mungkin aku harus tidur dengan mu seperti kemarin malam." ungkap nathan to the point
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Fake Boy [On Going]
ActionTentang seorang anak perempuan bernama Nathalie Xai Ganendra yang merubah identitas nya menjadi Nathan Xai George,Ya dia menyamar sebagai laki laki,untuk membalaskan dendam keluarga nya Leon Feroz Davanka Smith, dia berasumsi bahwa dirinya gay sebab...