6.Mabuk

1K 78 0
                                    

happy reading
______________

Di dalam mobil, leon mulai menyalakan mobilnya, melajukan nya dengan kecepatan rata-rata, memandangi jalanan banyak kendaraan lain berlalu-lalang, namun  ada suara yang masuk ke indra pendengaran nya.

"Leon?, lu leon?" Karena efek mabuk nathan jadi tidak jelas.

"Hm,"

"Gue mau cerita, lu mau dengerin gak?"

"Iya gue dengerin."

nathan menyenderkan punggungnya kembali ke kursi, memejamkan matanya sambil mulai bercerita.

"Dulu,waktu gue kecil, gue bahagiaaa banget, setiap weekend ayah sama bunda nyempetin waktunya buat piknik sama gue di taman. Sebelum tidur bunda selalu bacain cerita buat gue, ayah selalu beliin gue mainan tiap minggu, setiap pagi kita sarapan bareng, mereka nganterin gue ke sekolah sebelum berangkat ke kantor. Mereka sebisa mungkin selalu ngeluangin waktunya buat gue, Mereka bahagia banget kalo gue selalu dapet juara pertama di sekolah, hari-hari gue di isi dengan senyuman kebahagiaan dan pelukan hangat dari mereka." Nathan bercerita masih dengan matanya yang tertutup dia setengah mabuk.

"Tapi......suatu hari penjahat itu datang dan menghancurkan kebahagiaan keluarga gue, mereka-" nathan berhenti sejenak dadanya terasa sesak dan air matanya keluar dari ujung matanya yang terpejam. Leon membeku mendengar cerita nathan, ada rasa iba yang muncul di hatinya.

"Mereka dengan tega bunuh orang tua gue, mereka semua adalah penghancur. Gue pastiin gue bakan bunuh mereka dengan tangan gue sendiri. Mereka harus mati, iya mereka harus mati." lanjut nathan sebelum kehilangan kesadaran nya akibat mabuk.

Leon yang tak mendengar ada suara lagi, dia melihat ke arah samping melihat nathan. "Ternyata dia pinsan." leon kembali melihat ke arah jalanan.

Di lain tempat, seorang remaja sedang sibuk berkutat dengan buku-buku pelajaran, padahal ini sudah tengah malam namun ia enggan untuk meninggalkan meja belajarnya. Yap, ia adalah farel.

farel memakai kacamata bacanya, sedang membaca beberapa mata pelajaran yang harus dia kuasai, karena papanya sangat menuntut agar dirinya memenangkan juara di sekolah, mau tak mau dia harus menuruti permintaan papanya itu.

Namun, farel menghentikan kegiatan membacanya tatkala ia merasa ada sesuatu yang keluar dari hidung nya. Tangannya terulur untuk menyentuh hidungnya, saat di lihat ternyata itu adalah cairan berwarna merah berbau anyir.

"Huh, mimisan lagi." 'yah farel sering mimisan dikarenakan dia terlalu kelelahan belajar, farel membuka laci mengambil tissue beberapa lembar lalu menyumbatnya ke hidung.

Selesai membaca, farel membuka kacamata nya, menaruh nya di laci, membereskan buku-buku yang berantakan, farel beranjak dari kursi menuju ranjangnya, membaringkan tubuhnya yang terasa sangat lelah. Memejamkan matanya dia mulai terlelap.

____________

"Lauren, makan dulu nak."

"Entar aja ma, di kantin."

Keluar dari rumahnya, lauren melangkah kakinya menuju garasi mengambil mobil, di perjalanan tidak ada yang menarik di mata lauren.

Tiba di kelas, lauren mulai membuka tas dan mengambil buku yang ingin dia baca, tidak memperdulikan sekitarnya. Baginya tidak ada yang menarik selain buku.

Pembelajaran sekolah berjalan seperti biasanya saja, waktu pulang sekolah pun tiba. Semua murid telah berlalu lalang bersemangat untuk pulang.

Farel dan nathan beriringan berjalan melewati koridor sekolah yang sudah mulai sepi. nathan memulai pembicaraan.

"Rel lu ada waktu luang gak?"

"Kebetulan ada si, emang kenapa?"

"Temenin gue ke makam, ntar pulangnya lu main di apart gue gimana?"

"Oke deh, jam berapa?"

"jam 17.00 sore"

Tak terasa mereka sudah sampai di parkiran, menaiki mobil masing-masing, lalu berpencar, karena kebetulan arah rumah farel dan apart nathan berbeda arah.

Seperti yang mereka bicarakan sepulang sekolah tadi, kini farel dan nathan pergi bersama menuju pemakaman, tapi sebelum itu nathan mampir ke toko bunga terlebih dahulu.

Memasuki toko bunga, menghampiri salah satu pegawai toko tersebut, lalu menanyakan bunga yang dia cari.

"Permisi, apakah disini ada bunga mawar putih?"

Pegawai toko itu sempat terpesona karena ketampanan nathan, tidak tau saja kalau nathan adalah seorang gadis. Setelahnya ia pun tersadar.

"Oh kebetulan ada mas,"

"Oke kalo gitu saya beli 2, tolong di buat buket."

"Baik silahkan di tunggu, dan untuk pembayaran bisa langsung ke kasir."

Nathan segera membayarnya di kasir, lalu menunggu bunga nya, setelah mendapat kan bunga, nathan langsung memasuki mobil kembali.

Saat sudah tiba di pemakaman, nathan berjongkok di depan makam orang tuanya, meletakkan bunga mawar putih yang dia beli tadi.

"Ayah Bunda gimana kabarnya? Kalian pasti bahagia kan ya?, maaf aku belum bisa balas dendam sama orang-orang yang udah bikin kalian pergi. Oh ya bunda, aku bawain bunga mawar putih kesukaan bunda loh." Mengingat bundanya sangat sekali menyukai mawar putih, maka dari itu setiap nathan mengunjungi makam bundanya dia tak pernah absen membawa mawar putih.

"Aku kangen banget sama bunda, sama ayah juga. Aku kangen masakan bunda, kangen main sama ayah, kangen sama kasih sayang kalian. Udah sore nih 'bun, 'yah aku pamit pulang dulu."

Nathan berdiri, "Ayo" ajaknya kepada farel, mereka berdua pun meninggalkan lokasi pemakaman.

______________










TBC.
jangan lupa vote and komen
bye bye









Story of Fake Boy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang