0.2 Benang dan Jarum

281 27 1
                                    

Keduanya sudah cukup dekat. Demikian pendapat dari Hwang Hyunjin.

Semenjak Kamis lalu dimana keduanya masih duduk bersama cukup banyak fakta baru yang diketahui Hyunjin soal Chris. Soal dirinya yang merupakan dua bersaudara dengan adik perempuan, soal dirinya yang amat sangat menyukai pantai, soal dirinya yang pernah mengalami ketindihan, hingga fakta bahwa ia dan Changbin sama sama memiliki bekas luka di lutut kiri akibat keduanya jatuh dari sepeda saat berboncengan.

Chris pun mulai mengetahui apa yang disukai Hyunjin. Seperti kecintaanya pada seni, ia yang menghemat uang saku untuk membeli buku, playlist lagu dengan genre dan bahasa yang luar biasa bervariasi, hingga cerita mengenai tetangga Hyunjin yang memiliki rahasia kelahiran meskipun sudah bukan rahasia lagi karena banyak orang yang telah mengetahuinya.

Keduanya tak pernah menyangka obrolan random semacam ini membuat hubungan mereka menjadi lebih dekat. Ditambah selera humor yang sebelas dua belas, rasanya Hyunjin seperti sudah mengenal Chris sejak lama. Padahal mereka hanya menghabiskan waktu satu lima hari duduk bersama.

Hari Senin di minggu selanjutnya, Hyunjin dan Chris telah berpisah. Bukan dalam artian hubungan mereka usai (karena mereka tidak terikat pada hubungan apapun) tapi perubahan teman sebangku sesuai dengan undian yang diambil hari Jumat lalu. Mereka masih berada dalam satu baris, tapi dipisahkan dua kursi sehingga tak memungkinkan untuk keduanya mengobrol secara langsung.

Sayangnya mau sedekat apapun mereka, keduanya tak pernah habiskan waktu bersama di sekolah. Chris tetap menghabiskan waktu istirahat dengan Changbin, sedangkan Hyunjin yang memang biasa tinggal di dalam kelas menghabiskan bekalnya sendiri. Keduanya pun jarang berbicara secara langsung, mereka lebih aktif berkomunikasi via chat whatsapp.

Chris tidak mempermasalahkan hal tersebut. Nyatanya ia justru melihat sisi baru Hyunjin yang sangat ekspresif mengungkapkan pendapatnya melalui teks. Textrovert istilahnya, kalau tidak salah.

"Bro, daripada itu siomay lo anggurin, boleh gue abisin aja gak? Mainan HP mulu dari tadi."

Chris mendongak, menatap Changbin yang masih sibuk mengunyah bakso dengan tenang. Ia kemudian meletakkan ponsel nya setelah membalas pesan dari Hyunjin.

"Gue gak nyangka lo suka ngembat punya temen sendiri Bin," ucap Chris dengan nada dramatis seakan Changbin telah melakukan dosa besar padanya.

"Loh, baru tau? Empat tahun sekolah bareng lo kemana aja?"

Changbin secara terang-terangan mengambil satu buah siomay dengan garpu miliknya.

"Heh!"

Terlambat. Siomay itu sudah masuk dimulut Changbin. Chris pun hanya menggelengkan kepala melihat perilaku kawannya.

"Lo sibuk sama hape mulu. Punya pacar ya lo?" Tanya Changbin setelah ia menelan siomay itu.

"Mana ada kayak gitu."

Changbin menyipitkan kedua matanya, mencoba mencari kebohongan pada wajah temannya. Namun Chris terlihat jujur dan tidak menyembunyikan apapun.

"Oh! Hyun!"

Chris melambaikan tangannya ketika melihat Hyunjin mendekati salah satu gerai kantin. Hyunjin balas melambaikan tangan sembari melirik Changbin yang duduk berhadapan dengan Chris.

"Tumben ke kantin. Ga bawa bekal?" Tanya Chris sembari tersenyum tipis.

"Engga, kebetulan tadi pagi ga sempat bikin gegara bangun kesiangan."

Hyunjin terlihat sedikit ragu saat mendekat. Melihat gestur Hyunjin yang nampak canggung sambil melirik Changbin, Chris berinisiatif untuk mengenalkan keduanya.

Fri(end)zone ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang