0.9 Ha?

160 21 1
                                    

Hari H pentas seni telah tiba. Semua anak-anak Pengetahuan Alam 5 tengah bersiap sembari merapihkan kostum yang mereka kenakan masing-masing.

"Wuih anjir, cakep bener gue pakai topi kayak gini," Chris membenarkan posisi snapback putih di kepalanya. Kostum yang di pakainya cukup sederhana. Ia mengenakan kaos hitam lengan pendek, celana hitam panjang, serta sebuah slayer putih yang menutup bisepnya kirinya.

"Gimana, udah kayak cowok kipop belum?" Tanya nya sembari membuat pose seolah ia adalah anggota boyband Korea di depan Hyunjin. Lelaki di hadapannya mengerutkan wajahnya jijik.

"Percaya diri itu bagus, tapi kalau terlalu kepedean yang ada bikin jijik tau ga?" Hyunjin berkaca sembari merapihkan rambut di bawah bucket hat hitam miliknya. Dirinya terbalut dalam hoodie putih serta celana hitam panjang ketat, memamerkan kakinya yang cukup panjang.

"Pake topi kayak gitu gak nutupin mata emang?"

"Sengaja sih."

"Kenapa?"

"Males lihat orang."

Chris mengangkat sebelah alisnya, "Mata lo cantik padahal, sayang banget ditutupin."

"Mulai deh, buayanya keluar."

Keduanya lantas tertawa bersama.

Mereka mendapat giliran tampil ke 20 dari 33. Pertengahan sih, jadi mereka tak perlu buru buru dalam persiapan.

"Kalau udah keluar ya guys, kita nonton yang lain dulu sebelum giliran kita tampil," Yeji muncul di depan kelas sembari membawa kunci ruangan. Kelas akan dikunci selama pensi sehingga semua siswa siswi akan berada di lapangan untuk melihat penampilan kelas lain.

Semuanya lantas keluar dari ruangan, termasuk Hyunjin dan Chris.

"Deg-degan lagi ga?"

Keduanya berjalan beriringan menuju lapangan. Chris yang berada di sebelah kanan sesekali menyapa orang yang lewat. Berbeda dengan Hyunjin yang lebih memilih untuk menunduk, menatap ke arah jalan berpaving yang mereka lewati.

"Enggak sih. Gladi kemarin sore lancar. Gue yakin semuanya bakal berjalan dengan baik."

Itulah yang Hyunjin ucapkan. Tapi jauh di dalam hati ia merasa tidak tenang. Ada beberapa hal yang masih mengganggu pikirannya. Ketiga orang pembuat masalah benar-benar tidak hadir hari ini. Tidak masalah sih. Tapi ia yang tak dapat menemukan Lia sejak pagi membuatnya merasa gelisah.

"Chris!"

"Lix!"

Hyunjin sontak menghentikan langkahnya mendapati salah seorang yang tak asing lagi baginya. Felix dan satu orang yang tak ia ketahui namanya berdiri di hadapannya dan Chris.

"Oh halo Hyunjin!" Felix melambaikan tangannya dan tersenyum manis padanya. Hyunjin balas senyuman itu tak kalah manis. Ia juga sempat mengangguk ke arah lelaki yang berada di sebelah Felix.

"Pengetahuan Alam 4 dapat urutan nomor berapa?" Tanya Chris pada Felix.

"Nomor 10 nih, habis ini," jawab Felix sembari membenarkan kostum yang tengah ia pakai.

Felix terlihat manis dengan kostum pria Eropa. Ia terlihat seperti pangeran. Tak lupa riasan mata yang sangat cantik dan cocok dengannya.

"Okey semangat ya."

"Kamu juga."

Felix hanya tersenyum lalu berjalan melewati bahu kanan Chris.

"Yuk."

Mereka kemudian lanjut berjalan menuju lapangan. Hyunjin kembali menundukkan kepalanya untuk melihat ke batu yang ia tendang semenjak tadi. Sebelum ia mendengar Chris yang tiba-tiba tertawa keras. Ia mendongak, mencari tahu penyebab Chris tertawa kencang.

Fri(end)zone ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang