3.1 Awal Jumpa

151 17 1
                                    

Sebenarnya bagaimana awal mula Chris bertemu dengan Felix?

Hari itu adalah hari pertama dirinya masuk SMA. Acara penerimaan siswa baru dimulai dengan apel pagi di lapangan. Sebenarnya dirinya merasa malas terkena panas matahari. Tapi tak ada pilihan lain selain mengikuti acara yang telah diadakan sekolah.

Acara apel hari itu membosankan, menurut Chris. Andaikan Changbin bersamanya paling tidak ia ada teman berbicara untuk mengusir rasa bosan. Sayang barisan kelas Pengetahuan Sosial terpisah jauh dari tempatnya berbaris.

Hingga pada saat penyematan tanda peserta MOS, ada sesuatu yang menarik bagi Chris. Di depan sana terdapat dua perwakilan siswa untuk penyematan secara simbolis. Bukan, Chris tak begitu tertarik dengan gadis di depan sana, melainkan murid lelaki disebelah gadis itu. Meskipun ia hanya melihat wajahnya dari samping, Chris benar benar terpesona dengan fitur wajahnya.

Sejak kedua perwakilan itu masuk hingga keluar lapangan, pandangannya tak pernah lepas. Mungkin aneh kalau Chris katakan dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama. Tidak sih, hanya sekedar menaksir sedikit.

Dan sepertinya Tuhan masih mengizinkan keduanya bertemu. Pada pembagian kelompok MOS, dirinya berada dalam satu kelompok dengan pemuda itu. Betapa senangnya diri Chris mendapati orang itu berada di barisan yang sama dengannya.

"Halo, salam kenal, aku Felix."

Sebuah senyum manis tersungging di wajah rupawan itu. Chris justru salah tingkah sendiri melihatnya.

"Halo Felix, namaku Chris."

Berawal dari sebuah obrolan singkat, keduanya semakin akrab. Ditambahkan penugasan MOS yang buat dirinya dan Felix semakin dekat. Bahkan setelah MOS berakhir ia masih sering bertukar pesan dengan Felix.

Chris tak berani menceritakan kedekatannya dengan Felix pada siapapun. Beberapa alasan yang membuatnya berpikir demikian yaitu pertama, pasti ada banyak orang yang menyukai Felix baik teman seangkatan ataupun kakak kelas mengingat pemuda manis itu cukup menonjol selama acara MOS. Bahkan beberapa anak OSIS yang terlibat dalam penyelenggaraan acara sudah menandai Felix, dalam artian baik sih.

Kedua, Chris tak yakin apakah Felix akan tertarik dengan dirinya. Ia tak yakin dirinya memiliki sesuatu yang membuat Felix menyukainya.

Ketiga, pemuda itu ramah pada semua orang. Bisa jadi Chris hanyalah salah satu dari sekian banyak orang yang memang hanya dianggap sekedar kenalan.

Dengan ketiga alasan itu, Chris yak berani berharap banyak. Apalagi dirinya masih belum miliki apapun yang bisa dibanggakan saat itu.

Beberapa waktu setelahnya ketika dirinya sedang berjalan menuju parkiran bersama Changbin, keduanya tak sengaja melihat Felix yang tengah berdebat dengan beberapa orang. Bagian depan seragamnya basah dan sebuah gelas plastik berada tak jauh dari kakinya. Reflek Chris segera maju untuk membantu Felix.

"Hey, kamu gapapa?"

Felix menoleh dapati Chris berada di sana.

"Wuih bro, gausah ikut campur ya. Mending sana balik aja."

Felix dekatkan badannya ke arah Chris, bisikkan kejadian yang membuatnya ada pada kondisi tersebut.

"Tadi aku gak sengaja senggol kakaknya, terus minumnya tumpah kena seragam aku. Aku udah minta maaf dan mau ganti minumnya pake uang, tapi kakaknya malah ngotot minta kontak aku. Tolong...."

Ia lalu berikan jaket yang ada di tangannya pada Felix dan memberinya kode untuk mundur.

"Sorry nih Kak, temen gue udah minta maaf dan bersedia ganti duitnya. Terus masalahnya dimana ya?"

Fri(end)zone ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang