1.8 Dia

145 19 1
                                    

Pagi itu cerah sekali. Sepertinya langit berbahagia menyambut kembalinya salah satu manusia terbaik di dunia.

Hyunjin tak pernah terbiasa dengan pemakaman. Namun hari itu ia menyaksikan segala prosesi pemakaman sang Nenek dari awal hingga akhir. Kantung mata yang menghitam serta rasa lelah akibat perjalanan jauh masih belum mampu membuatnya tumbang, ataupun membuatnya urung mengantar Neneknya ke tempat peristirahatan terakhir.

Hingga bunga terakhir yang digunakan untuk menutup makam Neneknya dilempar. Serta doa doa yang dipanjatkan setelahnya. Hyunjin masih berada di sana sampai pelayat terakhir meninggalkan area makam.

Setelah menatap nisan bertuliskan nama neneknya, ia memutuskan untuk kembali ke rumah duka.

Begitu sampai di rumah duka, ia tak langsung beristirahat. Ia membantu Pamannya untuk menyambut pelayat yang datang. Menerima ucapan duka, serta menghidangkan minuman bagi orang yang hadir.

Ibunya tidak dalam kondisi baik, maka sebagai anak sudah kewajiban Hyunjin untuk menggantikan wanita itu.

Waktu berganti ke sore hari. Setelah menyantap makanan yang disiapkan bibinya, Hyunjin langsung jatuh dan tertidur pulas. Hari itu ia bermimpi, menemui Neneknya yang masih dalam kondisi sehat. Ketika ia hendak menghampirinya, sang Nenek hanya tersenyum lalu menghilang begitu saja.

"Ah! Ha......"

Ia terbangun dari tidurnya. Pagi telah tiba. Tanpa menunda waktu ia segera bangun dan membersihkan diri sebelum melanjutkan membantu keluarga besarnya menyambut pelayat yang hadir.

"Loh? Sudah bangun? Tidur lagi aja ndak papa Hyunjin, wajahmu lho, kelihatan capek banget."

Bibinya membawa nampan berisi minuman. Hyunjin langsung mengambil alih nampan itu sembari tersenyum.

"Gak papa Bi. Udah gak capek, tadi malem tidur lumayan lama."

Maka wanita itu hanya mengusap kepala keponakannya dengan sayang.

"Bibi sudah dibantu adek adekmu kok. Oh iya, dari tadi ada suara dering telepon tapi ndak tau punya siapa. Punyamu atau Ayah Ibumu bukan?"

Hyunjin baru ingat bahwa selama seharian kemarin ia tak membuka poselnya sama sekali. Akhirnya, setelah membagikan minuman pada tamu, ia kembali ke kamar dan mengambil poselnya.

Belasan pesan masuk dari Chris, serta dua buah panggilan tak terjawab. Hyunjin segera membuka pesan yang telah dikirim pemuda itu.

Iya gapapa
Gak perlu minta maaf
Semuanya oke kan?
Hyun?
Lo gapapa?
/Panggilan tak terjawab/
Lo sibuk ya?
Kalau udah ga sibuk jangan lupa kabarin gue ya
Pagi Hyun
Lo belum buka chat gue
Lo baik kan?
Gue lomba nanti jam 9
Doain gue menang ya?
/Panggilan tak terjawab/

Sorry baru bales.
Gue lagi banyak
kegiatan di sini.
Iya, gue bantu doa
ya dari sini

Waktu menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Pasti Chris sedang melakukan persiapan untuk lombanya.

Ding!

Sebuah pesan masuk. Hyunjin langsung saja mengecek ponselnya.

Oke, thanks doa nya

Senyum tipis hadir pada wajah Hyunjin. Dalam hati berdoa setulus mungkin untuk kemenangan Chris hari ini.







~~~~~~~~~~~~~









/Photo/
Juara satu nih bos
Keren kan gue
😎

Fri(end)zone ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang