2.3 Soal Langit

136 20 0
                                    

Lima menit sebelum bel masuk, Hyunjin baru sampai di kelas. Ia mencoba menetralkan nafasnya. Berlari dari parkiran hingga ruang kelas yang berjarak cukup jauh buat dirinya terengah-engah. Untung guru yang mengajar belum masuk.

Ia segera mendudukkan diri. Mengucap permisi dan terimakasih pada teman sebangkunya ketika melewati kursinya. Ia kembali duduk di meja dekat jendela. Tempat favoritnya dari semua tempat duduk yang ada di kelas.

"Hyun."

Ia menoleh ke belakang. Mendapati Chris duduk disana. Seingatnya bukan Chris yang seharusnya duduk di situ tapi ia tak mau berpikir lebih jauh.

Pemuda berlesung pipi itu mengulurkan tangan. Pada telapak tangannya terdapat dua buah gelang hitam dengan bandul bulan dan matahari.

Hyunjin menampilkan raut kebingungan diwajahnya. Dia disuruh melakukan apa?

"Pilih salah satu. Lo mau yang bulan apa matahari?"

"Buat gue?"

"Enggak, buat Ibu lo," Chris memutar kedua bola matanya, "Buat lo lah, kalau gue ngasih ke Ibu lo, yang ada ntar gue diajak duel sama Ayah lo."

Hyunjin tertawa mendengar ucapan Chris. Ia lalu mengambil salah satu gelang di telapak tangan Chris.

"Gue pilih yang bulan aja."

"Oke."

Hyunjin segera memakai gelang itu. Simpel tapi cantik, sesuai dengan selera Hyunjin.

"Makasih bro."

"Santuy. Gue balik dulu."

Chris lalu kembali ke tempat duduk semulanya.

Saat jam istirahat, seperti biasa dirinya akan menghabiskan waktu bersama Chris.

"Lo tahu ulang tahun gue dari mana dah?" Tanya Hyunjin sembari menatap gelang di tangannya.

"Ah," Chris berdehem canggung, "Waktu lo di rumah sakit gue sempet bantuin Pak Rus buat ngisi registrasi. Gue waktu itu ambil kartu pelajar dari dompet dan dari situ gue tau tanggal lahir lo, tapi lupa bilang kalau gue sempet geledah tas tanpa izin dulu. Sorry."

"Oh, pantes duit gue ilang seratus ribu."

"Hah?" Chris membulatkan mata terkejut, "Beneran? Aduh, sumpah gue gak ambil. Gue cuma ambil kartu pelajar abis itu gue masukin lagi ke dompet."

Mendengar reaksi Chris ia tertawa kencang.

Lucu.

"Gak gak, gue bercanda. Gaada yang ilang kok."

Hyunjin mengusap pergelangan tangannya.

"Ada alesan dibalik pilih bulan sama matahari?"

"Lo tuh kebiasaan bikin gue tiap ada apa apa mikir ya."

"Mengasah otak, biar gak tumpul."

Chris mendengus sebal. Hyunjin itu suka sekali membuatnya memikirkan hal yang biasanya tak pernah ia pikirkan.

"Sebenernya gak ada yang spesial sih. Tapi pas gue ke tempat oleh oleh di Jogja, sempet lihat gelang ini. Karena inget lo jadi yaudah beli. Gitu doang."

"Wah, hadiah gue datang jauh dari Jogja ternyata."

"Iya. Ongkirnya mahal btw, buruan bayar."

"Cih, ngasih hadiah ga ikhlas."

Ia dorong tubuh Chris ke samping. Pelan sih, tapi tetap saja yang didorong sempat oleng. Untung dirinya tak jatuh.

"Lo ultahnya kapan btw?"

Fri(end)zone ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang