"ADEK GUE LO APAIN KAMBINGGG!"
Hyunjin kira hari liburnya akan menyenangkan. Ia kira dirinya dapat beristirahat dengan tenang setelah nyaris seminggu gunakan otak dan tubuhnya di kantor. Tapi sepertinya hari libur tak jadi jaminan stres nya akan berkurang sedikitpun.
Ayah dan Ibunya tengah pergi ke luar kota dan akan kembali tengah malam nanti, tinggalkan dirinya berdua bersama adiknya, Yeonji. Ralat, bertiga karena Chris tiba tiba ikut menyusup ke dalam rumahnya. Kekasihnya itu muncul di depan rumahnya beberapa jam setelah keberangkatan Ayah dan Ibunya, berkata bahwa dirinya tak miliki kegiatan apapun dan memilih habiskan waktu bersama Hyunjin. Hyunjin pun tak keberatan dengan keberadaan Chris, ditambah lagi keduanya jarang habiskan waktu bersama karena pekerjaan Hyunjin yang cukup menguras tenaga dan waktu.
Setidaknya itulah yang ia pikirkan.
Hyunjin tadi hanya pamit untuk pergi ke Alfamart untuk beli beberapa keperluan. Namun, saat kembali betapa terkejutnya dirinya temukan banyak aksesoris, make up, serta baju berserakan di ruang keluarga.
Diantara kekacauan itu, Chris dan Yeonji berada di tengah tengahnya. Yeonji tengah kenakan gaun pesta dengan rambut diikat dua. Di bibirnya terpoles lipstik merah dan juga blush on tebal di kedua pipi gembulnya.
"Hush! Omongannya dijaga, jangan kasar gitu! Ada Yeonji."
Niat Hyunjin ingin marah. Niat Hyunjin ingin mengumpati Chris yang turut mengacaukan isi rumah. Namun ketika melihat wajah pemuda itu, ia justru ingin tertawa keras.
"Ow shi- pffttt...."
Hyunjin tutup bibirnya dengan kedua tangan. Nyaris saja ia mengumpat. Bagaimana tidak. Wajah kekasihnya terlihat 'kacau' sekali. Penuh dengan banyak coretan make up yang sepertinya karya Yeonji. Lipstik yang dioleskan dari bibir hingga pipi, blush on merah di kedua pipi, hidung, hingga dahi, coretan eyeliner abstrak di kelopak mata, serta rambut penuh dengan karet dan jepit rambut.
"Dapet semua belanjaannya?"
Hyunjin balikkan badan, menolak melihat ke arah Chris yang luar biasa kacau. Ia lalu menarik nafas panjang panjang, mengontrol tawanya, dan segera menuju ke dapur.
"Cuci muka sana. Di kamar mandi ada sabun cuci muka. Pakai aja."
"Eit, mana bisa gitu. Karyanya Yeonji ini. Kan bagus ya dek ya?"
Yeonji mengangguk dengan penuh semangat. Gadis kecil itu lalu tertawa sembari melompat ke dalam gendongan Chris. Dengan senang hati pemuda itu mengangkatnya.
Hyunjin hanya menggelengkan kepalanya yang pusing. Ia lalu segera membongkar barang belanjaannya.
"Adek habis ini mandi ya? Udah sore."
"Biar aku aja yang mandiin!"
Chris lalu bawa Yeonji ke kamar mandi. Sediakan air hangat dan beberapa mainan yang biasa dimainkan gadis kecil itu saat sedang mandi. Semua terlihat natural seolah Chris adalah orang tua kandung dari Yeonji.
Lima belas menit kemudian Yeonji selesai mandi dan berpakaian. Kini gadis kecil itu tengah duduk dengan tenang di depan TV sembari menonton kartun favoritnya. Chris yang juga telah membersihkan wajahnya segera hampiri Hyunjin yang ada di dapur, tengah siapkan makan malam ketiganya.
"Masak apa yang?"
Kedua tangan itu memeluk Hyunjin dari belakang. Hidungnya ia bawa pada ceruk leher Hyunjin, hirup aroma shampo dari helai rambutnya.
"Sup jagung nih, sama sisa ayamnya dimasak pake saos asam manis. Gapapa?"
"Gapapa," jemari Chris mengelus pinggang Hyunjin halus, buat si pemuda Pisces menggeliat karena geli, "Aku mah apa aja doyan asal kamu yang masakin."
"Gombal. Geli ih! Sana jauh jauh!"
Chris tertawa kecil lalu lepaskan pelukannya. Tak lupa ia berikan sebuah kecupan di pipi Hyunjin sembari ucapkan terimakasih karena Hyunjin mau memasak untuknya. Chris lalu bawa dirinya berjalan menghampiri Yeonji yang sibuk menonton TV. Tanpa ia tahu Hyunjin sedari tadi menahan rasa panas di pipinya. Ia merasa panas bukan karena ia sedang berhadapan dengan kompor dan perkakas dapur lainnya. Tapi karena detak jantung yang tak karuan memompa darah terlalu cepat hingga wajah dan telinganya memerah.
"Chris! Udah nih. Adek juga makan dulu ya!"
Mendengar aba aba dari Hyunjin, Chris lalu menggendong Yeonji ke meja makan. Hyunjin hidangkan hasil masakannya pada Chris. Setelahnya ia bergerak untuk menyuapi adiknya itu.
"Adek, aaaa..."
Tangan Hyunjin terulur menyuapi sup jangung untuk Yeonji. Adiknya itu membuka mulut, menerima suapan dari kakaknya. Hyunjin mengambil tisu, mengelap sisa sup yang mengotori sudut bibir Yeonji.
Niat awal Chris yang ingin segera menyantap masakan Hyunjin seketika hilang saat ia dapati pemandangan menenangkan di depannya.
"Yang. Lihat pemandangan gini berasa kita udah nikah deh, lucu."
Wajah Hyunjin kembali memanas mendengarnya. Buaya satu ini ahli sekali menyusun kalimat manis, batinnya.
"Lemes banget sih lidahnya kalau ngomong."
"Serius loh," Chris lalu keluarkan ponselnya, memotret momen itu untuk dijadikan kenang-kenangan, "Yeonji kayak jadi anak kita. Atau biar jadi anakku beneran aja boleh gak?"
"Palamu, nanti dimarahin Ayah sama Ibu."
"Makanya ayo nikah biar kita punya anak sendiri?"
Sendok di tangan Hyunjin nyaris terlempar ke wajah Chris. Sedangkan Chris hanya tertawa melihatnya.
"Bentar, mau cari duit yang banyak dulu."
"Cincin udah siap, eh kamunya malah gak mau dilamar. Gimana sih."
"Oh ya? Mana cincinnya?"
"Ya di rumah lah."
"Cih. Bohong pasti."
"Gak bohong, cintaku. Kamu mau dilamar kapan? Dimana? Ayo bilang biar aku bisa bikin kejutan spesial buat kamu."
"Kalau namanya kejutan mah yang dikasih kejutan harusnya gak tau."
"Oke, noted. Tunggu aja tanggal mainnya."
~~~~~~~~~~~
"Kakak, adek. Ibu sama Ayah pulang."
Pukul 22.00 Ayah dan Ibu Hyunjin sampai di rumah. Kondisi rumah sudah sudah gelap, hanya beberapa lampu saja yang menyala. Sang Ibu mengecek satu persatu ruangan kala tak temui keberadaan kedua buah hatinya.
Hingga pada saat wanita itu sampai di kamar Hyunjin, ia temui sebuah pemandangan menarik.
Di atas tempat tidur Hyunjin, Yeonji tertidur lelap dengan diapit Hyunjin dan Chris di masing-masing sisinya. Menjaga agar gadis kecil itu tak jatuh dari tempat tidur. Hyunjin dan Chris tidur dengan sebelah tangan digunakan sebagai bantal, sedangkan tangan yang lain saling menggenggam di atas kepala Yeonji. Ketiganya tidur sangat lelap hingga suara pintu yang terbuka tak mengganggu ketiganya sama sekali.
Ibu Hyunjin tersenyum, mengambil ponselnya untuk mengabadikan momen itu.
"Bu, kakak sama adek udah tidur?"
Ibu Hyunjin berikan kode agar suaminya diam, ia lalu menutup pintu kamar Hyunjin secara perlahan dan pergi dari sana. Wanita itu lalu tunjukkan foto yang baru saja ia ambil kepada suaminya.
"Besuk di hari mereka nikah, kita kasih lihat foto ini ya Yah?"
Lihat Chris, sudah ada lampu hijau dari calon ibu mertua. Restu sudah ada, tinggal menunggu kapan si anak sulung akan dilamar.
Semoga saja secepatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/312266485-288-k562811.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fri(end)zone ✔️
Fiksi Penggemar[END] "Sayangku ke kamu tulus. Saking tulusnya jadi kelihatan goblok ya hehe." ================================ Niat awal pengen bikin cerita bucin, ternyata sejauh ini yang ku tulis gak sebucin itu ceritanya, haha :") BxB ya gais, yang gak suka bis...