1

106 4 0
                                    

Seorang gadis memanjat sebuah tembok hotel dengan cekatan. Ia berlari dari satu rumah ke rumah lainnya melalui atap. Kakinya terlihat ramping dan lincah. Ia mengangkat tangan kanannya lalu menekan in-ear nya.

"zzzrtt- zzrtt- roger roger, captain."

Sebuah suara menyahut dari seberang, "bzzt- gimana keadaan disana, cobra?"

"Target ditemukan, berjalan ke arah hotel Hell-o. Bersama dua penjaga tanpa senjata."

"Pastikan misimu selesai waktu ini juga, hanya ini kesempatanmu."

"Got it."

Sambungan terputus. Gadis itu mempercepat langkahnya dan terjun kebawah. Berguling di tanah keras, lalu menekankan tubuhnya ke tembok, menyatu dengan bayangan hitam suatu hotel. Ia memeriksa situasi sekejap, lalu masuk ke dalam hotel melalui pintu belakang yang berhasil ia buka dengan kunci tipuan.

###

"Tuan, silakan lewat sini."

Seorang waitress berjalan mendahului lelaki paruh baya yang berjalan dengan angkuh. Salah satu penjaganya membawa sebuah koper yang diyakini berisi nominal uang yang fantastis.

Mereka sampai pada sebuah kamar paling ujung. Lelaki paruh baya itu mengernyit heran,

"Apa kamar lain sudah dipesan? Kenapa aku dapat kamar di pojok seperti ini?"

"Maaf, tuan. Tidak ada kamar lain yang kosong untuk sekarang."

"Tsk. Percuma saja aku membayar disini, bahkan pelayanan kalian tidak lebih berguna dari para pembantu dirumahku."

Waitress itu hanya terdiam lalu membuka pintu kamar disana. Saat pria itu berjalan memasuki kamar, kedua penjaganya terjatuh tanpa suara.

Pria itu menoleh kaget, "APA? KENAPA?!"

Ia melihat waitress itu berdiri didepannya dengan wajah tersenyum pahit.

"aah~ sayang sekali, kedua penjaga mu tidak sehebat yang kukira."

Pria itu bergetar lalu mengambil ponselnya. Sebelum ia sempat menekan nomor darurat, ia merasakan besi dingin menusuk dadanya. Sebuah pisau menembusnya. Sedetik kemudian, ia terbatuk keras lalu mengeluarkan bercak darah dari mulutnya.

"Kau...k-kau...kenapa-"

Waitress itu membanting tubuhnya hingga terdengar suara tulang retak. Ia menekan wajahnya ke lantai, menindih nya dan berbisik,

"Aku cobra. Orang yang bertanggungjawab atas hukumanmu. Ingat aku saat kau berada di neraka. Kupastikan kau akan menyesalinya setelah itu."

Setelahnya, cobra menghujamkan pisau itu sekali lagi. Pria itu mengeluh kecil lalu 'terlelap'.

Cobra berdiri dan menatap sebuah cctv yang berada di ujung ruangan lainnya. Cctv itu mengarah ke lorong lainnya. Dalam diam, cobra menyeringai,

"Benar dugaanku, lorong ini tidak memiliki cctv. Lalu, selanjutnya,"

"Mission complete", cobra melepas sepatu high heels nya lalu menarik kucir rambutnya. Membuat rambutnya yang bergelombang terlihat liar.

Ia mengamankan pisau nya lalu melangkah menjauh. Setelah dua langkah, sebuah tangan mencengkram kakinya.

'Agh-'

[✔] GEPARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang