27

11 2 0
                                    

Thea selesai dengan berbagai piring penuh makanan di meja makan. Ia melihat ke atas lalu menghela nafas lelah.

"Bos macam apa itu? Bahkan dia belum juga bangun?"

Ia menutup beberapa makanan dengan tudung makan lalu berjalan keatas. Membuka pintu kamar perlahan, seseorang masih nyaman berada di kasur. Thea membuka tirai jendela, membuat cahaya matahari yang redup mengenai sosok yang terlelap.

"Jack, bangun."

Tidak ada respon.

"Jack."

Thea mengguncang tubuh Jacob perlahan. Jacob mengeluh sambil membuka kedua matanya perlahan.

"Jack, bangun. Cepat, kau harus kerja."

Jacob menatap Thea setengah sadar. Lalu ia tersenyum seperti orang gila.

"Akhirnya aku bisa merasakan rasanya dibangunkan oleh istri.."

Thea terkesiap. Ia menatap Jacob dengan wajah datarnya. Sedetik kemudian, sebuah tamparan 'cukup' lembut mendarat di wajah Jacob. Dengan segera ia kembali ke kesadaran penuhnya. Ia terduduk dan menatap Thea yang bersedekap.

"Oh, Thea. Morning~"

"Cepat kebawah, kita sarapan."

Thea berjalan keluar kamar setelahnya.

Jacob tersenyum, "tidak masalah, tuhan. Aku bisa menanggung istri yang cukup kejam sepertinya."

Jacob turun dari kasur dan berjalan ke kamar mandi sambil terus tersenyum lebar.

###

Thea dan Jacob sarapan bersama pagi itu. Lalu Jacob kembali ke kamarnya untuk siap-siap, sedangkan Thea berkutik di dapur sekali lagi. Beberapa waktu kemudian, Jacob turun dengan tas kerjanya dan jas kantor yang ia sampirkan ke lengannya. Ia menghampiri Thea yang baru saja selesai membersihkan peralatan dapur.

"Aku akan berangkat, ada Ian dan Louis jika kau butuh sesuatu," ucap Jacob.

"Kau ini umur berapa?"

Thea menghampiri Jacob yang masih mengancingkan lengan bajunya. Thea mengambil tas Jacob lalu meletakkannya ke kursi sofa. Ia menyampirkan jas kantor Jacob di kursi meja makan lalu membuatkannya simpul dasi.

Jacob tersenyum melihat pemandangan didepannya, "aku baru tahu jika dasi buatanmu bagus juga."

Setelahnya, Thea memasangkan jas kantornya. Ia menepuk pelan jas kantor yang sudah terpasang di tubuh Jacob.

"Kau pikir aku tidak bisa melakukan hal itu?"

"Kalau gitu, buatkan dasi setiap hari untukku."

"Lakukan sendiri. Kau punya tangan."

Jacob mengambil tas kerjanya lalu berjalan menuju pintu, "kejamnya.."

Thea terkesiap, "Jack, tunggu!"

Jacob berbalik. Thea berlari ke dapur lalu mengambil tas bekal berwarna hitam. Ia menghampiri Jacob lalu memberikan tas itu kepadanya.

"Bekalmu."

Jacob tertegun, "ken-"

"Tidak ada komentar. Udah sana buruan berangkat."

Thea mendorong Jacob keluar. Jacob terkekeh pelan. Ia berbalik sebentar lalu merangkul Thea.

Cupp!

Thea terkejut bukan main. Sedangkan Jacob buru-buru berjalan kearah mobilnya yang sudah terparkir diepan.

"Tunggu aku pulang, sayang," seru Jacob sebelum ia masuk kedalam mobil dan melaju.

Thea mengusap bibirnya, "oh tuhan...."

Ia menutup wajahnya lalu masuk kembali kerumah.

[✔] GEPARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang