22 (flashback)

12 2 0
                                    

Seseorang memasuki sebuah ruangan meeting. Ia mengambil bangku di sebelah pemimpin rapat.

"Kau tidak bisa melakukan itu! Jika kau memperkecil daerah pekerjaanku, bagaimana dengan penghasilanku?!" ucap seorang lelaki paruh baya.

"Tuan Beatrice, justru kau akan mendapat penghasilan yang bertahan lama karena dikerjakan dari lahan yang kecil. Jika kau membeli tanah yang sudah setengah jadi, maka pekerjaanmu hanya akan berlaku untuk waktu singkat," balas sang pemimpin rapat.

"Tapi kau pasti akan mengurangi penghasilanku!"

"Aku tidak akan melakukannya."

"Maaf saja tapi aku tidak sebegitu percaya denganmu, Tuan Miles."

"Lalu kau ingin bagaimana? Aku sudah mengusahakan sesuai perjanjian kita."

"Aku ingin semua ketentuan pekerjaanku diganti!"

"Apa?! Mustahil! Kau pikir aku bisa menggantinya begitu saja? Tugas karyawanku sudah tersusun rapi dan sekarang kau ingin aku mengubahnya lagi? Kau pikir kau siapa?!"

Mereka berdua berdiri dari tempat duduk masing-masing. Menggeram marah satu sama lain.

"Ayah, paman, sudahlah. Jangan terpancing emosi," ucap seorang lelaki.

"Dia duluan yang membuat ayah kesal, Axel!" balas Tuan Miles.

"Paman, duduklah kembali. Mari kita diskusikan ini lebih lanjut ya?" jelas Axel.

Tuan Beatrice mendecih, "untuk apa diskusi lagi jika ayahmu sangat keras kepala?"

Kedua lelaki paruh baya itu kembali melempar sumpah serapah satu sama lain.

"Baiklah, paman. Kami mungkin bisa mengubah ketentuan yang paman inginkan, tapi tidak dalam waktu singkat, bagaimana?" timpal Axel.

Walau masih kesal,akhirnya Tuan Beatrice berhenti memberontak dan kembali duduk dengan tenang, "itu masih bisa di toleransi."

"Apa?! Axel! Omong kosong apa yang kau katakan? Aku jelas tidak akan membiarka perubahan terjadi. Kau tahu kan kita bisa menimbulkan banyak karyawan yang marah karena penggantian tugas secara tiba-tiba?!" balas Tuan Miles.

"Ayah, tenanglah dulu. Kita tidak akan mengubah semuanya kok."

"Aku tidak mau tahu. Aku tidak akan sudi melakukan hal sebesar itu untuk seseorang yang tak tahu terimakasih."

Mendengar ucapan Tuan Miles, Tuan Beatrice kembali dipenuhi emosi. Ia melangkah maju lalu menggenggam kerah Tuan Miles.

"Katakan itu sekali lagi! Siapa yang bersalah disini?!"

Kericuhan terjadi antara mereka berdua. Mereka saling mendorong dan mulai melayangkan tinju. Tiba-tiba, Tuan Beatrice membuka jas kantornya lalu mengeluarkan sebuah pisau lipat kecil. Ia menghujamkan pisau itu kearah Tuan Miles yang terbaring di lantai. Tapi sebuah bayangan mlesat didepannya.

Crashh!

"KAKAKK!"

Axel remaja tersungkur di lantai dengan luka lehernya yang menganga. Ia terbatuk keras hingga terus menerus mengeluarkan darah. Seorang anak remaja lain menghampiri Axel yang tak sadarkan diri.

"KAU! KAU MEMBUNUH ANAKKU!"

Tuan Miles mendorong Tuan Beatrice menjauh. Tuan Beatrice menyadari apa yang ia lakukan lalu menyimpan pisau lipat itu.

"Ayah! Tolong selamatkan kakak!"

Tuan Miles menahan amarahnya lalu beralih pada kedua anaknya.

"Andrew, tenanglah, nak. Ayah akan memanggil ambulan kesini."

[✔] GEPARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang