4

22 2 0
                                    

Sebuah pusaran hitam muncul. Lalu menghilang setelah menyisakan seseorang.

"Lapor, Cobra kembali dari misi, misi selesai."

Cobra berlutut.

"Dimana jasadnya?"

"Ruang otopsi bawah tanah, bos."

"Great."

"Misi selanjutnya?"

"jangan terlalu buru-buru. Kali ini, istirahatlah dulu, tunggu sampai aku memberimu misi selanjutnya."

"Baik, bos."

"Apa sesuatu terjadi?"

"...."

"Kau bisa mengatakannya padaku."

"Maaf, Andrew. Mungkin aku hanya kelelahan. Akhir-akhir ini, aku lambat dalam bekerja."

Andrew menarik Cobra berdiri, "kau bisa mengambil libur."

Cobra ragu, "tapi, itu tidak mungkin.."

"Tak apa, aku memberi mu libur seminggu. Istirahatlah."

"Andr- boss!! Kau tak seharusnya terlalu membebaskanku!"

Cobra menatap Andrew tidak percaya, namun ia juga terharu.

"Kenapa? Apa karena beban utangmu kepadaku?"

Cobra memalingkan wajahnya dan terdiam.

"Sudah kubilang, aku melunasi semua utangmu sejak lama. Aku mempekerjakanmu agar kau melihat dunia luar. Agar kau terlatih dan juga dibawah perlindunganku."

Andrew mengusap lembut pipi kanannya.

"Kau mengerti itu kan, Thea?"

Cobra sedikit berjengit. Ia rindu dengan nama aslinya. Tidak ada orang lain yang memanggil nama aslinya semenjak ia berada di víbora agen.

"Ya."

"Jangan banyak pikiran. Jika butuh sesuatu, temui aku."

Cobra mengangguk, "mm."

Sedetik kemudian, Cobra menghilang dibalik asap hitam.

###

"Apa kelincahanmu menurun, Cobra?"

Cobra berhenti berjalan lalu mengernyit tidak suka.

"Bukan urusanmu."

Seseorang turun dari sebuah pohon. Ia terkekeh mengejek.

"Oh~ lucunya. Kemana fokusmu pergi?"

"Kau tidak tahu apapun, pergilah!"

"Kau mengecewakan Anaconda kan? Ya, sangat mengecewakan. Terjebak dengan para korban misi, ck."

"Reon!"

Cobra mengarahkan tinjunya ke wajah Reon. Reon bergeser dan berhasil menghindarinya. Cobra meninjunya lagi, Reon menunduk lalu bergeser kesamping Cobra. Ia menarik lengan Cobra yang mengarahkan tinjunya. Mendekatkan wajahnya hingga berjarak beberapa senti.

"Jangan pernah lupakan rasa sakit yang kau terima. Jangan lupakan hutang nyawa mu pada Anaconda. Kau yang seperti ini sangat terlihat lemah."

Cobra menggeram. Ia bergetar bukan karena takut. Tapi karena mengingat semua kalimat Reon.

"Diam..."

Wajah Reon berubah dingin. Ia melepaskan genggaman tangannya lalu menyentil dahi Cobra.

"Ow, apa-"

"Seminggu sangat cukup bagimu. Cepatlah kembali dan pulihkan sikap profesionalmu itu. Kau adalah mata pisau víbora agen."

Cobra merenung, "tentu saja."

Setelahnya, Reon berjalan menjauh. Cobra kembali ke kamar asramanya.

[✔] GEPARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang