35

26 1 0
                                    

Sinar matahari mengusik dua insan yang tertidur pulas diatas ranjang king size. Jacob menggeliat didalam pelukan Thea.

“Kau puas?” ucap sebuah suara.

Jacob terkekeh sambil mengusakkan hidungnya ke leher Thea, “tidak, sayang.”

Terdengar suara mengaduh dari Jacob setelah mendapat tamparan lembut dari Thea.

SEminggu berlalu sejak persiapan pernikahan mereka. Kini, mereka sudah terbiasa hidup berdampingan di mansion Wesley. Seperti saat ini, mereka terlihat cukup akur walau tidak berlaku untuk semalam. Jacob yang terus menggoda Thea hingga Thea menangis karena kesal, membuatnya puas memandangi wajah sembab Thea. Itulah penyebab Thea sedikit geram pagi ini.

“Cepat mandi, ingat, ini hari pernikahan kita, Jack,” ucap Thea.

“Siap, sayang,” balas Jacob.
Thea melengos keluar kamar untuk menyiapkan semua keperluannya. Sedangkan Jacob mulai membersihkan dirinya.

###

Area ‘Matira Beach’ dipenuhi tamu undangan dengan berbagai dress luxury. Semua tamu undangan menikmati suasana pantai yang sudah dirias dengan mewah. Pantai itu penuh dengan lampu kelap-kelip dan bunga lily dimana-mana. Semua itu semakin terlihat mewah karena sebuah kapal pesiar yang terparkir di salah satu sudut pantai. Jacob berdiri di tengah sebuah red carpet yang menuju kapal pesiar. Jacob dengan jas putihnya dan rambutnya yang ia sibakkan kebelakang. Mereka memasuki kapal pesiar diikuti 30 tamu spesial yang ada termasuk Louis, Luke, serta Tuan dan Nyonya Wesley. Setelah sampai di lantai 2 kapal pesiar, semua orang menempatkan diri di meja masing-masing. Louis dan Ian berjaga di pintu masuk, sedangkan Luke berdiri disamping Jacob dengan membawa kotak cincin. Disamping kiri Jacob, berdiri seorang pendeta lengkap dengan kitab ditangannya. Setelah semua siap, Louis berdeham untuk menarik perhatian para tamu. Ia bersiap di pintu kedua yang sejalan dengan red carpet lainnya yang menuju ke arah altar.

“Pengantin wanita akan memasuki ruangan,” seru Louis.

Dengan segera, semua tamu berdiri dari kursinya dan menghadap ke arah pintu untuk menyambut pengantin wanita. Pintu besar itu dibuka, menampilkan dua sosok wanita yang berdiri bersebelahan.

Thea dengan gaun putihnya sepundak yang dilengkapi berlian di roknya yang merekah. Rambutnya ia gelung dengan sisa poni di masing-masing sisi kepalanya. Dilengkapi dengan mahkota perak yang sederhana namun mewah dan jubah brokat yang tergerai dibelakangnya.

Didampingi oleh Jane yang mengenakan gaun bride’s maid warna biru pastel sepundak dengan rok silky panjang bermodel jatuh. Rambutnya ia gerai bergelombang dengan mutiara di sisi kanan poninya.

Mereka berdua berjalan mengikuti red carpet hingga Thea berdiri disamping Jacob yang terus menatapnya tanpa kedip. Sedangkan Jane menghampiri Luke lalu mengambil alih kotak cincin yang ia bawa. Ia lanjut berdiri disamping Luke, menunggu waktunya untuk menyerahkan kotak cincin ditangannya.

tu es sk belle, mon amour.”

Thea mengalihkan wajahnya malu karena perkataan Jacob. Namun, Jacob tetap enggan mengalihkan pandangannya. Sampai suara pendeta terdengar di telinganya.

“Apakah kedua mempelai sudah siap?” tanya pendeta.

Jacob dan Thea mengangguk serempak. Mendapat jawaban, sang pendeta mulai membacakan doa dan memberi keberkatan pada mereka berdua. Setelah itu, ia menatap Jacob dengan serius.

“Jacob Wesley, apakah kau bersedia bersanding di sisi Thea Beatrice dalam ikatan pernikahan dan berjanji untuk menemaninya hingga akhir hidupmu?” seru pendeta itu.

[✔] GEPARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang