30

12 2 0
                                    

Paginya, Thea sedang menikmati pekerjaannya di ruang kerjanya. Ia merasa sedikit haus, jadi ia memutuskan untuk keluar dan mengambil kopi di kafetaria. Saat ia hendak kembali ke ruang kerjanya, ia melihat Jacob keluar dari ruang kerja dengan aura yang menyeramkan diikuti seorang gadis yang berlari mengejarnya.

"Tuan Wesley, tunggu!"

"Cukup! Berhenti mengikutiku kemanapun, Sophia!"

Sophia berusaha menggandeng lengan Jacob dan membuatnya berhenti berjalan, "kenapa kau menolakku?!"

"Bukankah sudah pasti? Aku tidak akan pernah menerimamu."

Thea bersandar di tembok yang tak jauh dari mereka. Ia meneguk kopi ditangannya. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

"Apa sudah dimulai?" ucapnya.

"Kau cukup terlambat, Jane."

Jane cemberut, "kau bohong. Bagian puncaknya baru saja dimulai."

Thea terkekeh lalu kembali menyimak drama yang terjadi. Semua karyawan mulai bedatangan dan berkerumun disekitar mereka. Perlahan, Thea menatap semua karyawan yang datang. Lalu ia kembali menatap Jacob dan Sophia.

"Tuan Wesley, aku benar-benar mencintaimu! Tolong terima aku!"

"Aku akan memberikan semuanya yang kau inginkan."

Sophia menyandarkan tubuhnya ke Jacob lalu menangkup wajah Jacob. Wajah mereka semakin dekat. Jacob menggeram marah lalu berusaha mendorong Sophia menjauh.

"Apa yang kau lakukan Sophia Willow?!"

Sophia tidak peduli dengan perkataan Jacob dan justru semakin berusaha untuk menciumnya.

Thea menghela nafas, "baiklah. Cukup sampai sini," bisiknya.

Thea berjalan mendekati mereka. Ia menggenggam tangan Jacob yang mendorong Sophia menjauh. Jacob terkejut dengan kedatangan Thea. Ia melepaskan genggamannya di bahu Sophia lalu bergerak mundur. Thea berdiri diantara mereka berdua.

"Apa yang kau lakukan?!" seru Sophia.

Thea menatapnya tajam, "benar-benar tidak punya malu."

Semua orang terdiam.

"Kau...jangan menghalangiku!"

Splashh!

Air kopi membasahi tubuh dan baju Sophia. Thea membuang bungkus kopi itu ke Sophia yang tetap membeku ditempat.

"Apa....APA YANG KAU LAKUKAN THEA BEATRICE?!"

Sophia menarik kerah baju Thea. Tapi dengan tenang, Thea hanya menatapnya dengan dingin.

"Aku hanya berusaha menyampaikan kemarahan dan rasa jijik Tuan Wesley kepadamu."

"Hah...?"

"Kau masih tidak paham? Darimana kau belajar tata krama?"

Sophia membeku di tempat. Ia mulai menangis dalam diam.

"Jika Tuan Wesley berusaha melampiaskan amarahnya kepadamu, itu akan terlihat seperti dia menyakitimu. Aku yakin pada akhirnya kau akan mengambil kesempatan itu untuk playing victim terhadapnya," lanjut Thea.

"Diam! Kau hanya jalang yang merangkak ke Tuan Wesley sehingga kau mendapatkan posisi atas!"

Plakk!

Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Sophia.

"Apa....Beraninya kau!"

Thea menarik rambut Sophia lalu menyeretnya mendekat.

[✔] GEPARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang