14

12 2 0
                                    

Jacob tersenyum, "aku akan memberitahumu saat kau sembuh."

Thea cemberut, "itu tidak adil. Kau membuatku khawatir lagi."

"Sudah kubilang, jangan takut."

Seketika Thea merenung, "gimana aku gak takut? Apa yang harus kukatakan pada Andrew?"

"Andrew...tunggu-"

Thea terkesiap lalu dengan cepat menatap Jacob, "kenapa Andrew ingin membunuhmu?"

Jacob mengendikkan bahunya, "kau secara tidak langsung membocorkan padaku jika dia adalah ketua pembunuh bayaran lho."

Thea menggeleng kuat, "aku tidak peduli,"

"Kenapa dia melakukan ini padamu? Kalian saling kenal kan?" tatapan Thea berubah sendu.

Namun, Jacob terlihat sangat tenang.

"Siapa yang bilang kita teman?"

Thea semakin bingung, "dulu kau bilang, kau kenal dengan Andrew?"

"Aku bilang kami kenal hanya sebatas bisnis."

"Lalu kenapa kau penasaran dengan apa yang dia lakukan padaku dulu?"

Jacob mendekat, "pilih satu kondisi dari dua pilihan yang akan kuberi."

"Pertama, karena aku takut dia merebutmu dariku,"

"Kedua, karena kami sudah terlibat suatu kompetisi."

Thea berpikir keras, 'Kompetisi?'

Selang beberapa waktu, Thea mengernyit tidak suka kearah Jacob, "kau bermain-main lagi denganku."

Jacob tersenyum simpul, "aku memberimu pilihan. Siapa yang bermain-main?"

"Waktu itu kita bahkan belum kenal, tidak mungkin kalian berebut ataupun berkompetisi hanya untukku. Lagian kau bilang jika kalian hanya kenalan bisnis yang tidak begitu dekat. Darimana dan kapan kalian akan membicarakanku jika begitu?"

Jacob tertawa keras, "jadi?"

"Tidak ada jawaban yang benar dari pilihanmu, kau hanya mengada-ada."

"Kau memang hebat, Thea. Sepertinya aku harus membuat trik yang lebih sulit untukmu."

Thea mendengus, "lupakan saja. Kau tidak akan memberitahuku semuanya."

"Jangan khawatir. Semua alasan dan jawaban pertanyaanmu bukan hal yang sulit diselesaikan."

"Itu tandanya sesuatu memang terjadi kan!"

Jacob menghela nafas pasrah, "istirahatlah, aku akan memanggil seseorang kesini."

Sebelum Thea bertanya lagi, Jacob sudah meninggalkan ruangan. Thea menutup matanya lelah. Ia tahu jika Jacob bermaksud untuk tidak membuatnya khawatir. Tapi bagaimanapun juga, seseorang yang berurusan dengannya adalah pemimpin pembunuh bayaran. Bahkan Thea sendiri mengakui jika kekuatan Andrew sedikit berada diatasnya. Dengan semua hal itu, ia tidak bisa menahan dirinya untuk tetap tenang.

"Aku yakin cepat atau lambat, neraka akan menghampiriku," ucap Thea bermonolog.

Tok tok tok

"Ah, silakan masuk," Thea berseru.

Cklekk

Seseorang duduk disamping Thea yang masih merasa canggung.

"Aku Jane Harrison, kau bisa memanggilku Jane. Salam kenal."

Thea sedikit kagum dengan gadis itu. Ia berbicara dengan elegan dan jangan lupakan senyumnya yang lembut.

[✔] GEPARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang