20

10 2 0
                                    

Dua hari berlalu. Selama itu, Jacob terus memantau Thea dari luar ruangan. Jane tidak mempermasalahkannya ataupun menyuruhnya masuk, karena mungkin ia sudah pasrah dengan apa yang terjadi pada mereka. Kini, Jane sedang tertidur dikursinya sambil menggenggam tangan Thea. Jari telunjuk itu bergerak. Jane mengerjap kemudian terbangun sepenuhnya. Ia menatap Thea yang mulai membuka kelopak matanya.

Jane tersenyum lebar, "Thea!"

Thea melirik kearahnya lemah, "Jane...?"

Jane mengangguk antusias. Ia menekan tombol di tembok lalu mengecek keadaan tubuhnya.

"Tenanglah, jangan bangkit dulu. Kau masih butuh istirahat.."

Thea menatap Jane yang masih tersenyum lembut. Ia mengangkat tangan kanannya lalu mengusap kelopak mata Jane.

"Kenapa, Thea? Butuh sesuatu?"

Thea menggeleng, "seberapa banyak kau menangis...?"

Dengan cepat, Jane menjauhkan tangan Thea darisana, "apa kau lapar? Ada beberapa buah disini, mau?"

Thea mengangguk lemah. Melihat itu, Jane mengangguk lalu menekan sebuah tombol dibawah kasur. Kasur Thea terangkat dan membuatnya duduk. Setelah itu, Jane mengupas beberapa buah disana.

"Jane."

"Ya?"

"Kau mengetahui yang terjadi kan?"

Jane tersenyum sendu, "ya."

"Pantas saja kau tidak menanyakan apapun padaku."

Jane mencubit pipi Thea, "kau pikir aku akan bertanya sesuatu saat kondisimu seperti ini? Aku tidak sekejam itu!"

Thea terkekeh, "kau memang selalu mengerti."

"Terimakasih," lanjutnya.

Jane tersenyum, "berterimakasihlah saat aku berhasil membelikanmu pakaian termahal yang pernah kau lihat."

Tok tok tok

Jane menghentikan kegiatannya, "oh itu pasti dokter."

Jane berjalan cepat kearah pintu lalu membukanya.

Cklek

Seorang dokter dan suster datang menghampiri Thea.

"Apa kabar, nona?"

"Masih belum terlalu baik tapi aku bersyukur bisa terbangun," balas Thea.

"Kami juga senang melihatmu kembali secepat ini," ucap sang dokter dengan senyum.

Mereka melakukan beberapa pengecekan di luka Thea dan kondisi tubuh Thea.

"Karena pasien sudah bangun, obatnya akan berganti ke obat minum. Lalu obat dari suntikan yang sebelumnya rutin diberi akan dihentikan."

Dokter itu menuliskan beberapa resep obat lalu memberikannya pada Jane, "ini resep obat yang baru."

"Terimakasih, dokter," ucap Thea.

Sang dokter mengangguk lalu pergi darisana meninggalkan seorang suster disana.

"Saya akan menjadi suster pribadi nona Thea untuk beberapa hari kedepan. Saya akan membantu nona untuk mengganti perban, mandi dan menjadwalkan makanan. Jika butuh sesuatu, nona bisa memanggil saya lewat tombol darurat."

"Baiklah, mohon bantuannya," balas Jane.

Suster itu tersenyum lalu mengangguk, "kalau begitu, saya akan kembali. Cepat sembuh, nona Thea."

"Terimakasih," balas Thea.

Setelah suster itu pergi, Jane melanjutkan kegiatan mengupasnya. Tak lama, piring buah terisi setengahnya. Jane memberikannya pada Thea lalu Thea mulai menikmati buahnya.

[✔] GEPARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang