8

13 2 0
                                    

Thea mulai bekerja di ruangan Jacob tanpa sepengetahuan karyawan disana. Jacob juga mengubah tatanan jabatan di perusahaannya. Ia benar-benar menepati janjinya untuk menjaga identitas Thea. Kini, Thea sedang berkutik dengan laptopnya di sofa ruangan Jacob. Jujur saja ia masih sedikit bingung dengan cara kerjanya. Karena dia tidak terbiasa menggunakan barang elektronik, dia jadi sedikit bingung. Sedangkan Jacob dengan tenang meneguk kopinya sambil melanjutkan pekerjaannya yang lain. Akhirnya Thea menyerah dan membuang gengsinya.

"Jacob, aku tidak faham bagaimana cara menggunakan ini."

Jacob terkekeh, "akhirnya kau menyerah juga. Lain kali, jangan pertahankan gengsimu."

Thea hanya mendengus.

Jacob duduk disebelahnya dan mulai mengajarkan Thea berbagai macam hal. Lalu ia menunjukkan dokumen seperti proposal, laporan bulanan, angket, data, dan lainnya.

Jacob kembali ke kursinya, "sekarang coba kau buat kerangka laporan bulanan tanpa anggaran dulu."

Thea mengangguk dan mulai mengetik. Setelah beberapa menit, ia berhasil menyelesaikannya lalu menyerahkannya pada Jacob.

Jacob membaca dokumen yang dibuat oleh Thea lalu mengangguk puas, "kau cepat belajar rupanya."

"Apa itu sudah benar?"

"Ya."

"Lalu apa yang selanjutnya kulakukan?"

Jacob mengambil tumpukan kertas dan memberikannya pada Thea, "ini adalah data bulan ini beserta anggarannya. Tapi didalamnya masih bentuk kerangka. Tolong buatkan satu laporan utuh dari ini."

"Baiklah."

Beberapa waktu terlewati. Thea meregangkan tubuhnya lalu bersandar pada sandaran sofa. Ia memperhatikan Jacob yang sedang sibuk dengan laptopnya.

'Dia terlihat berbeda saat bekerja. Apa itu karena dia memakai kacamatanya?' batinnya.

"Apa dengan melihatku, lelahmu akan hilang?"

Thea mengerjap. Ia memalingkan wajahnya dan kembali berkutik dengan laptopnya, "justru semakin membuatku lelah."

"Lelah karena semakin menyukaiku?"

"Dalam mimpimu, tuan."

Jacob tertawa hambar, "jangan memaksakan dirimu. Istirahat saja jika lelah."

Thea menggeleng, "belum waktunya aku istirahat."

Jacob melirik jam dinding disana.

12.05 p.m

"Ini sudah waktunya makan siang. Kau bisa istirahat."

Thea menggeleng, "sudah kubilang, belum waktunya."

Jacob hanya menghela nafas maklum, "aku akan keluar sebentar."

Setelahnya, Jacob keluar dari sana. Menyisakan Thea yang masih sibuk dengan laptopnya. Tak lama, Jacob kembali dengan membawa beberapa paperbag. Ia meletakkan semuanya di meja sofa lalu duduk disebelah Thea.

"Berhenti. Biarkan aku mengecek dokumenmu."

Thea bingung, "tapi belum selesai?"

"Tenang saja. Aku akan merevisi jika ada yang salah, jadi kau tidak banyak membuang waktu karena banyak revisi diakhir."

Thea menyerahkan laptopnya dan menunggu. Jacob membaca dokumen itu berulang kali. Ia melirik Thea yang sedang memisahkan tumpukan kertas disebelahnya.

Jacob mengambil sebuah sandwich dari paperbag yang dibawanya lalu menyerahkannya ke Thea.

[✔] GEPARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang