One Chance

58 4 2
                                    


Malam itu, terdengar hentakan pintu yang keras.


Semua benda disekitar pintu bergetar hebat saking kerasnya.


Bintang beredar pada porosnya, begitu pula takdir yang jalan pada jalannya.


Malam itu, ramai tangisan gadis yang meringkuk dalam kamarnya.


Tampak sia-sia ringkukan itu sebab kalah dengan isakannya yang tajam.


Malam itu, semua yang ia impikan berakhir berantakan.


.

.

.

.

.


[Flashback]

"Sayang, ada yang ingin mama bicarakan. Ayo ke sini."

Tanpa pikir panjang, Kagura melangkahkan kakinya masuk menuju ruang tamu. Dalam hati, ia berpikir seperti apa ia akan dimarahi oleh Mamanya karena pulang malam.

Rupanya, pikirannya buyar karena sekarang, ia sibuk memikirkan pria berblouse hitam yang duduk di sofa sejajar dengan Mamanya. Jika diperhatikan, pria tersebut berumur 25 tahun-an keatas. Mata tajamnya memberi kesan ketus yang membuat Kagura saat itu sungkan.

"Kagura, saya Hanzo. Disini, saya tidak ingin basa-basi padamu. Jauhi Hayabusa."

Wajah Kagura mulai masam dan langsung menyanggah, "Memangnya Anda siapa seenaknya menyuruh saya jauhi Dia?"

Pria itu tersenyum dan menyodorkan sebuah kartu nama. Lalu berdiri dan berpesan sesuatu, "Hayabusa-mu itu hidup untuk sebuah perjodohan bersama perempuan lain. Saya berniat menemuimu untuk memberikan kabar agar kau tidak merasa terlalu sakit sebelum hubungan kalian makin jauh."

.

.

.

.

.

Kamar Kagura...

Kagura P.O.V

"Ternyata namanya Hanzo, lalu, ia bekerja dibawah Perusahaan Shadow. Itu berarti, perusahaan milik keluarganya Haya-kun, ya...?"

"Gue... pelakor berarti...?"

Semakin lama kupikirkan, semakin tak masuk akal. Perjodohan itu, tidak mungkin Haya-kun tidak tahu.

Lalu, untuk apa ia berpacaran denganku?

Malam itu, aku tak bisa tidur. Sudah kucoba untuk memejamkan mataku, berharap membuahkan hasil namun ternyata nihil. Tangisan yang semula reda mulai kembali membanjiri pipiku.

Kali ini, tangisan yang tak kutahan itu berhasil membuatku lelap dalam gelapnya malam. Malam itu juga, aku bermimpi sesuatu yang aneh.

Di sana, aku memakai yukata jingga berbalur obi hijau. Rambutku disanggul sederhana dan terlihat ada yang memakaikanku pernak-pernik yang cantik dan senada dengan yukataku.

Aku yang di sana, menghampiri jalan yang dihiasi lampion serta ricuhan orang-orang yang sedang menghadiri suatu festival. Suasana saat itu ramai dan hangat, sesuatu yang familiar.

Setelah memandangi dari kejauhan, tanpa sadar kakiku terbirit-birit, tak sabar untuk bergabung dalam ramai dan hangatnya suasana kala itu.

Aku menyenderkan bahuku pada sebuah tiang antrian. Mataku berbinar-binar menatap langit. Kilauan festival malam itu mengalahkan miliaran bintang-bintang yang bersinar terang.

Dan...

BRUK!!!

"Maaf! Lu gapapa?"

"Suara itu... sepertinya aku pernah mendengarnya..."

"H–"

"Haya–kun?"

.

.

.

.


.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


[ROOM CHAT]

-Yesterday-


Haya-Kun <3

Kagura -22.00

Haya-Kun <3

gue mau lurusin sesuatu -22.00

Haya-Kun <3

Udah tidur, ya? -22.33


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


To be Continued...

[NEXT ON]

[CHAPTER TERAKHIR]

Can I Be Your Friend, Haya?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang