Xiao zhan atau bisa kita panggil juga dengan nama Weiying. Kini sedang dalam perjalanan pulang bersama bibi Yangmi.
"Ini bukan jalan pulang"
"Memang, aku akan membawa mu ke suatu tempat"
Weiying hanya mengangguk lalu ia memejamkan matany guna mengistirahatkan tubuh zhan.
Beberapa saat kemudian, mereka sampai di tempat yang dituju.
"Weiying bangun"
"Bandara?"
"Iya kita akan ke tempat orang tua zhan. Kau pasti mengerti bukan?"
"Apa dia akan baik saja?"
"Dokter yang dulu menangani zhan ia sudah tak berada disini jadi kita harus menyusulnya kesana"
"Apa hubungannya dengan orang tua nya?"
"Jika dia disana akan lebih banyak yang merawat dan menjaganya. Lagi pula sudah waktunya zhan bertemu dengan orang tuanya"
"Baiklah aku mengikut saja"
Weiying pun berjalan lebih dulu sembari menarik kopernya.
"Weiying!"
Weiying tak menjawab, tapi ia memutar badannyan menatap bibi yangmi.
"Tunggu, kenapa kau jalan cepat sekali seperti di kejar depkolektor"
"Jika benar. mereka yang akan mati di tangan ku"
"Cih dasar tak bisa di ajak bercanda"
"Bercandamu tidak lucu yangmi"
"Yak! Sudah berapa kali ku bilang, panggil aku bibi. Aku itu lebih tua darimu. Dan kau keponakan ku!"
"Keponakn mu zhan bukan aku"
"Tapi kau kan.... Aishhh sudah lah terserah mu saja" ucap bibi yangmi kesal lalu berjalan cepat meninggalkan weiying begitu saja.
Weiying yang melihat nya pun hanya menggelengkan kepalanya.
Ditempat lain.
Brak...
"Lusi!"
"Ssssst, jangan berteriak"
"A-ayuan?"
"Ya ini aku"
"Kau yang tadi menelfon ku?"
"Hmmm"
"Kenapa lusi bisa sampai di rumah sakit?"
"Ntah aku hanya melihatnya pingsan di depan ku"
"Terimakasih karena sudah membawanya kerumah sakit"
"Kalau begitu aku pamit. Karena sudah ada kau disini yang menjaganya"
"Hmmm sekali lagi terimakasih"
Ayuan pun pergi setelah pamit. Yibo yang melihat sang adik tengah berbaring lemah di bangkar rumah sakit pun hanya menghela nafasnya kasar.
"Kau selalu saja memaksakan dirimu lusi."
"Eeuuhhg"
"Hei kamu sudah bangun?"
"G-gege?"
"Iya ini gege"
"Kenapa aku bisa disini ge?"
"Sebentar gege panggilkan dokter dulu"
Yibo memanggil dokter dengan tombol yang tersedia di samping bangkar pasien.
"Ayuan yang melihat mu pingsan dan langsung membawa mu kemari lalu menelfon gege"
"A-ayuan?"ucap lusi agak gagap dengan wajah yang memerah