Keesokan harinya.
Tok...
Tok...
Tok...
Ceklek
"Pagi Tn. Muda"
"Hmmm, pagi"
"Sarapan sudah siap. Apa anda ingin makan di meja makan Tn. Muda?
"Hmm saya akan turun 15 menit lagi"
"Baik Tn. Muda"
Zhan pun kembali masuk ke kamar untuk ritual paginya di kamar mandi.
Tak lama zhan pun selesai dan mendengr ponselnya berdering.
"Halo"
"Apa kamu sudah bangun zhan?"
"Sudah bi"
"Kapan kau akan mengunjungi bibi sayang?"
"Kemungkinan lusa atau besok aku akan kesana. Aku pun ingin bertemu dengan teman-teman ku"
"Sekarang kau ada dimana?"
"Aku ada di mansion Park bi"
"Itu cukup jauh dari shanghai zhan"
"Maka dari itu aku meminta Xukai untuk mencarikan ku sebuah Penthouse"
"Akan bibi bantu cari"
"Terimakasih bi, aku tutup dulu telfonnya ada yang harus aku lalukan"
"Apa itu? apa itu penting?"
"Tentu saja sangat penting bi"
"Apa itu?"
"Sarapan pagi"
"Aiiishh anak ini"
"Yasudah bi, bye bibi"
Tuuut..
"Bagaimana ya kabar mereka?"batin zhan lalu setelahnya ia berjalan keluar menuju meja makan.
Sesampainya zhan di lantai dasar, semua maid dan penjaga menunduk hormat padanya.
"Berhentilah melakukan itu. Aku bukan Tn. Besar Park kalian"
"Tapi anda adalah putra sulung sekaligus pewaris Keluarga Xiao Park Tn. Muda"
Bukan penjaga maupun maid yang menjawab zhan, melainkan Xukai yang di tunjuk langsung oleh Tn. Besar Xiao Park untuk menjadi asisten putra sulungnya.
"Cih. Dariman saja kau? Sudah dapat penthouse yang ku minta?"
"Hmm saya ada beberapa contoh gambar penthouse. Anda bisa langsung memeriksanya"
"Baiklah terimakasih. Akan ku periksa nanti. Oh ya apa kau sudah sarapan?"
Xukai hanya menggeleng sembari tersenyum.
"Kalau begitu temani aku sarapan. Kau duduk disana"
"Tapi..."
"Ku bilang duduk dan temani aku sarapan" ucap zhan dengan tegas.
"Ba-baik Tuan"
"Ku kira sebagai penyandang gelar pewaris keluarga Xiao Parl dia akan arogan dan semaunya, ternyata aku salah. Dia orang yang baik dan bisa menghargai orang lain. Hampir mirip seperti Tn. Besar Xiao Park" batin Xukai
Skip
Setelah selesai sarapan, zhan menuju ruang kerja yang biasa di pakai ayahnya bersama dengai Xukai untuk membahas bagimana tentang keadaan perusahaan lebih rinci.