"Jika kau tak ingin aku membuatnya pergi, maka bangkit dan temui dia"
~~~~ ×÷× ~~~~
Weiying masih memejamkan matanya.
"Bantu aku keluar dari ini"
"Kau yakin?"
"I-iya"
"Bagaimana?" Bibi yangmi
"Bantu dia kembali Dr. Jiang panggil terus namanya"
Dr. Jiang mengangguk
"Zhan, zhan kau mendengar ku?"
Weiying menunduk memejamkan matanya.
"Zhan?"
Masih belum ada jawaban
"Keluarlah bukankah kau meminta bantuan untuk bngkit?"
"A-aku ta-takut di-dia"
"Dia sudah mati zhan, sama seperti orang orang yang menyakitimu dulu"
"Ka-kau membunuhnya?"
"Tidak dia membunuh dirinya sendiri"
"Kau mengontrolnya?"
"Tentu saja. Dia berani nembak mu"
"Sekarang keluarlah" lanjut weiying
"Zhan?"
"Zhan?"
Yang di panggil perlahan mengangkat kepalanya dan menatap dokter yang di hadapannya.
"Zhan?"
"Yanli jiejie?" Lirih zhan namun masih dapat di dengar
"Iya zhan ini jiejie. Lama tak jumpa"
"Zhan"
"Bi-bibi yangmi"
"Iya sayang ini bibi. Terimakasih nak, terimakasih sudah bersedia kembali"
"Zhan"
Zhan pun menoleh ke sumber suara. Suara itu suara itu sangat asing baginya
"Zhan, ini papa nak"
"Papa ?"
"Iya"
"Papa zhan?"
"Iya nak"
"Maafkan papa nak. Karena papa baru bisa bertemu dengan mu secara langsung sekarang"
Tn dan Ny. Xiao sungguh senang kini putra nya kembali. Namun tak lama ia kembali memegangi kepalanya bahkan menjabak rambutnya dan kembali berteriak.
"Aaarrrggggh pergi dari kepala ku! Jangan sentuh aku pergi! Aaarrrgghh" teriak zhan
"Zhan kamu kenapa nak?" Tn. xiao dan semua yang ada di sana panik.
"Yangmi jie, bantu aku pegangi zhan. Aku akan memberinya obat penenang"
Bibi yangmi pun membntu Dr. Jiang dan zhan lambat laun menjadi tenang dan menjatuhkan punggungnya di sandaran sofa.
"Biar aku saja yang angkat zhan ke ranjangny" tn. Xio
Tn. Xiao pun mencoba memapah zhan ke ranjangnya. Dan membiarkan zhan istirahat lalu mereka pun keluar dari kamar zhan.
"Bodoh kenapa harus menyerah"
"A-aku tak sanggup weiying"
"Hei ingat. Kau harus berjuang untuk org yang kau sayang"