Pagi hari pun tiba.
Zhan atau saat ini bisa di panggil weiying, kini tengah menuruni anak tangga menuju meja makan. Karena sudah waktunya untuk makan pagi btw.
"Zhan, kamu sudah bangun nak, ayo kesini, kita sarapan bersama" Ny. Xiao
Yang di panggil hanya diam berdiri di anak tangga terakhir.
Merasa tak ada pergerakan, Ny. Xiao kembali menatap weiying dan kembali memanggilnya.
"Zhan, ayo sini sarapan" ucapnya
Masih belum ada tanggapan. Bibi Yangmi yang sepertinya menangkap sesuatu yang tengah terjadi, ia berdiri dari kursinya lalu membantu Ny. Xiao memanggil Weiying untuk sarapan.
"Biar ku bantu jie. Weiying kemarilah kita sarapan" ucap bibi Yangmi
Weiying yang mendengar namanya di panggil pun berjalan ke arah meja makan.
Ny. Xiao awalnya terkejut dengan hal ini. Tapi sepertinya ia paham, karena saat ini yang di hadapannya adalah weiying bukan zhan. Siapa pula yang akan menoleh jika bukan namanya yang di sebut.
Kira-kira seperti itu lah makna diam dari seorang Ny. Xiao.
"Maaf Ny bukan aku membenci mu, tapi yang kau panggil adalah zhan bukan nama ku" ucap Weiying yang melihat mata terkejut Ny. Xiao.
"Aaahh tidak apa-apa zh.. Maksud eomma weiying. Tak apa nak. Seharusnya eomma yang meminta maaf padamu karena salh menyebut nama mu. Dan lagi panggil aku eomma. Aku eomma sambung mu ngomong-ngomong"
Bibi Yangmi menoleh ke arah Ny. Xiao lalu menatap weiying . Yang dilihatnya weiying tengah menatap Ny. Xiao
"Astaga ini seperti dejavu setiap ku mengatakan itu weiying pasti akan menjawab..."
"Maaf Ny, anda ibu sambung zhan, sedangkan aku Weiying"
"Mana bisa begitu. Kau juga anakku. Panggil aku eomma mulai sekarang" Kekeh Ny. Xiao yang ingin di panggil mama oleh anak tirinya.
"Tidak. Kau bukan ibu ku"
"Kau anak ku!"
"Tidak"
"Harus!"
"Baiklah, aku akan pergi" weiying yang sudah duduk di kursi pun berdiri hendak pergi. Sungguh ia tidak suka perdebatan. Tapi juga harus menghormati orang tua zhan.
Lagi-lagi bibi Yangmi lah yang melerai mereka. Tn xiao dan putrinya Chengxiao hanya menatap heran pada sosok istri sekaligus ibu itu.
"Kenapa tidak mengalah saja astaga" kalimat itulah yang ada di benak Tn. Xiao dan Chengxiao saat menatap istri sekaligus seorang ibu beradu mulut dengan putranya dengan sedikit tawa ringan di bibir mereka.
"Jie, weiying memang seperti itu. Tolong jangan memaksanya. Weiying kau mau kemana?" ucap bibi Yangmi lalu mengejar weiying yang sepertinya hendak keluar rumah.
"Sayang, kamu ini kenapa sih? Kenapa ga ngalah saja sama weiying. Kan tadi malam sudah di jelaskan perangainya sama yangmi" tanya Tn. Xiao
"Maaf sayang, aku cuma ingin zhan memanggil ku dengan sebutan eomma juga"
"Tapi saat ini yang muncul weiying eomma, bukan zhan oppa"
Ny. Xiao pun diam lalu berlari melari menyusul weiying dan bibi yangmi.
"Weiying, kau mau kemana?"
"Cari angin"
"Sendiri? Kamu bahkan baru pertama kali kesini weiying"