Love Destiny - 17

3.6K 171 13
                                    

Happy Reading!!!

***

“Papa gak ke sini lagi, Ma?”

Pertanyaan Ashlyn memaksa Zinnia untuk menghentikan kegiatannya merangkai bunga pesanan salah satu pelanggannya, lalu melirik pada sang putri yang terlihat berharap.

Sebuah senyum Zinnia berikan seraya melangkah ke arah Ashlyn yang berulang kali melirik pintu. Memastikan sang ayah datang seperti beberapa hari belakangan ini.

Memang, setelah semuanya Zinnia kisahkan, Bian kerap datang untuk menemui Ashlyn. Menemani putrinya hingga tidur sebelum kemudian pamit pulang.

Sebenarnya Ashlyn tidak begitu saja menerima ayahnya. Banyak bujukan yang Zinnia lakukan untuk meyakinkan Ashlyn mengenai sosok Bian yang adalah ayahnya. Pelan-pelan Zinnia harus menjelaskan pada putrinya mengenai kenapa Bian tidak ada di tengah-tengah mereka. Kenapa Bian tidak mengenali sosok Ashlyn sejak awal. Sampai akhirnya Ashlyn paham dan mulai luluh. Dan kemudian setiap hari Ashlyn akan menunggu kedatangan ayahnya.

“Masih jam tiga sore, Nak. Papa kamu masih kerja,” jawab Zinnia lembut sembari merapikan rambut Ashlyn yang sedikit berantakan.

“Tapi Om Rio udah di sini,” katanya seraya melirik ke arah ruang tamu di mana Mario berada, sedang fokus dengan buku gambar Ashlyn. Pria itu datang satu jam yang lalu, membawa bingkisan berupa alat-alat tulis dan alat gambar, mengetahui Ashlyn begitu suka menggambar.

“Om Rio kerjanya malam. Makanya mainnya jam segini. Kalau Papa ‘kan kerjanya dari pagi sampai sore. Ashlyn tunggu aja, ya? Semalam Papa udah janji mau datang ‘kan?” dan sebuah jawaban Ashlyn beri lewat anggukan. “Kalau gitu Ashlyn masuk lagi. Lanjutkan menggambarnya sama Om Rio, biar nanti bisa Ashlyn kasih lihat ke Papa.” Bujuk Zinnia.

Ashlyn akhirnya mengangguk, wajahnya sudah kembali ceria saat berlari menghampiri Mario yang masih rajin datang untuk menemui Ashlyn. beberapa waktu lalu Nathan dan Nathaael pun turut datang. Katanya ingin berkenalan dengan Ashlyn. Tak lupa Mutiara –istri Nathan sekaligus kakak kelas Zinnia semasa SMA, segerombolan dengan Mario, Bian, dan si kembar Nathan-Nathael.

Zinnia sempat tidak menyangka saat kedatangan mereka, Nathan mengenalkan Mutiara sebagai istrinya. Sementara setahu Zinnia Nathael lah yang memiliki rasa cinta untuk wanita itu. Tapi kemudian Zinnia mengerti, tidak semua perasaan terbalaskan, tidak semua yang manusia inginkan sesuai dengan takdir Tuhan. Dan Nathael masuk ke dalam hamba Tuhan yang tidak diberi keberuntungan itu.

Zinnia hanya berdoa kepada Tuhan semoga kelak temannya itu di berikan pasangan yang terbaik. Sama seperti dirinya sendiri yang berharap akan di beri kelapangan hati untuk menerima Bian bersanding dengan perempuan yang bukan dirinya. Saat ini Zinnia masih dalam tahap berusaha merelakan, ia tidak ingin dulu meminta pengganti yang lebih dari Bian. Zinnia belum siap. Jadi biarlah keikhlasan dulu yang dirinya minta kepada Tuhan.

Menatap sejenak putrinya yang terlihat bahagia, Zinnia ukirkan senyum syukur atas kebaikan Tuhan kepada anaknya, setelah itu Zinnia kembali berkutat dengan bunga-bunga pesanan pelanggannya, sambil menunggu si empunya bunga datang menjemput. Cukup banyak bunga yang terjual belakangan ini, dan Zinnia bersyukur untuk itu, meskipun itu artinya ia bertambah sibuk dan tak jarang mengabaikan anaknya. Tapi beruntunglah ada Mario yang entah sukarela atau terpaksa datang menemani Ashlyn. Tidak jarang pria itu pun menjemput Ashlyn dari sekolahnya. Sementara mengantar Ashlyn ke sekolah beberapa hari ini di ambil alih oleh Bian atas keinginan pria itu sendiri.

Di tengah kegiatannya merangkai bunga, lonceng yang akan otomatis berbunyi begitu pintu terbuka mengalihkan atensi Zinnia. Awalnya Zinnia mengira bahwa yang datang adalah Bian. Namun ternyata bukan, sebab yang dilihatnya justru sesosok perempuan cantik yang begitu anggun dalam balutan setelan kerjanya. Sosok yang diam-diam membuat Zinnia kehilangan percaya diri sekaligus iri. Sosok yang Bian pilih untuk menempati bagian yang pernah Zinnia tinggalkan. Sosok itu Aruna. Tunangan Bian. Dan sialannya pria itu masih Zinnia cinta. Tapi terpaksa harus ia relakan pada seseorang yang lebih pantas mendampingi Bian-nya.

Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang