Chapter 07

211 251 41
                                    

Hai guys! Kembali lagi.

[JANGAN LUPA VOTE NYA, YA!]

HAPPY READING!!





⚡⚡⚡





Keesokan harinya.

Ini adalah hari kedua Clarin memasuki Sekolah barunya.

Clarin yang masih termenung di hadapan cermin toilet Sekolah, kali ini pikiran Clarin semalaman sudah dikuasai oleh tentang Rexa. Padahal baru sekali mereka bertemu, tapi entah mengapa Rexa seakan mengusik pikirannya.

"Arghhh...Clarin jangan bodoh! Jangan simpan perasaan dulu tentang laki-laki, aku gamau nanti berujung sakit hati." Gumam Clarin dalam hati.

***

"Hei bro, amankan?"

"Digo! Maksudlo apa!"

"Aduh Rex, lo udah kalah jadi jangan cari ribut lagi dong." Lirih Digo.

"Dig, lo liat kan? Semalam ada yang sengaja menabrak Rexa dari jalur berlawanan. Dan seharusnya ini didiskualifikasikan, dong!" Zidan protes dan tak terima.

"Tantangan sebelumnya aku tidak pernah meminta untuk mengulanginya lagi, kalah pun aku, aku tetap nerimanya dan menjalankan segala bentuk tantangan dari Rexa." Ujar Digo

"Karena lo tidak terluka! Tapi kali ini Rexa terluka!." Emosi Arlan

"I DON'T CARE." Kalimat santai yang keluar dari mulut Digo.

"Udah guys udah. Dig, lo katakan apa tantangan kalah yang akan gue terima?" Tanya Rexa.

"Setelah bel istirahat, temuin gue di kantin. Bye." Singkat Digo.

"Gila tu anak, ya." Ucap Athar.

Tett..tett..tet...

"Harap kepada seluruh murid SMA TRIWIJAYA untuk berkumpul di halaman sekolah." Pengumunan yang datang dari toak Sekolah.

"Ada apasi, nel?" Tanya Clarin.

"Gue juga gatau, Clar. Dah yuk kita keluar."
Semua murid riuh berhamburan ke lapangan Sekolah.

"Duh..panas banget lagi. Hitam deh gue." Rintih Vyora sembari menutupi kepalanya dengan sebuah hoodie.

"Sayanggggg...." Vyora pergi menemui Rexa yang saat itu juga tengah berada di lapangan Sekolah.

"Sayang, kamu gapapa kan? Gak ada yang sakit lagi kan?"

"Gapapa sayang."

"Harap semua murid berada di barisan setiap per kelasnya!" Pinta kepala Sekolah.

XI MIPA 2 kelas Clarin, dengan XI MIPA 1 kelas Rexa. Kini mereka berada tak berjauhan.

Mata Clarin masih terpaku terhadap Rexa.

You are perfect Kalimat yang menggambarkan perasaan Clarin terhadap kesempurnaan Rexa.

"Clar, lo lihat apasih?" Tanya Nela terheran.

"Clar?" Nela menyentak bahu Clarin dan menyadarkannya dari lamunannya.

"Ehhh, iya. Kenapa Nel?"

"Astaga Clar, lo kenapa sih? Gue nanyak, lo lihat apa kok dari tadi wajah lo ke arah kiri terus"

"Ohh..gak ada kok Nel." Clarin tersenyum.

"Perasaan apa lagi ini yaallah. Clar, tahan perasaan lo...tahan...ingat Rexa sudah punya Vyora." Gumam Clarin.

ClarexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang