⚡Happy Reading⚡***
Sesampainya di kelas Clarin, disana tersisa Nela seorang diri yang belum pulang. Tapi ini hal yang bagus, karena Nela bisa menjadi salah satu petunjuk dimana sahabatnya berada.
"Nel, lo liat Clarin ga?" Tanya Rexa.
"Clarin? Gak." Singkat Nela seraya memasukkan buku yang ada di laci meja ke dalam tas nya.
"Masa gak tahu? Kan lo sahabatnya?" Tanya Rexa lagi.
"Ya bukannya dia hari ini emang gak datang?"
"Gak datang? Dia kenapa? Sakit, izin, atau tanpa keterangan?" Tanya Rexa menggebu-gebu.
"Alpa, dan dia juga gak ada beri tahu gue juga." Jelas Nela.
"Gimana Rex? Ada Clarin nya?" Tanya Zidan yang baru sampai.
"Kata Nela, dia emang gak hadir hari ini"
"Btw makasih ya Nel." Ucap Rexa kemudian beranjak keluar kelas dan di susul ketiga temannya.
Rexa bersandar di dinding batas koridor lantai atas, netranya menatap ke penjuru kelas. Entah mengapa hati Rexa seakan berkata bahwa Clarin hadir ke sekolah.
"Lo nyari apa lagi, Rex?" Tanya Arlan yang mengetahui Rexa sedang celingak-celinguk.
"Kan lo udah denger sendiri dia gak hadir ke sekolah." Tungkas Athar.
"Cinta beneran lo sama Clarin? Padahal mah lo cuman jalani tantangan." Sindir Zidan.
Setelah mendengar ucapan Zidan, Rexa langsung membalikkan posisi tubuhnya. Matanya menatap tajam pada Zidan.
"Lo denger ya! Gue gak cinta sama dia!" Tegas Rexa.
"Kalau ga cinta ngapain lo khawatir banget?" Timpal Athar.
"Gue cuman mau ngejagain dia, ga lebih." Jawab Rexa, kemudian kembali menatap lapangan sekolah.
Apa yang diungkapkan Rexa adalah sebuah kebohongan. Bohong banget kalau dia gak cinta sama Clarin. Rexa memang pernah jatuh cinta sama Vyora, tapi tidak pernah terobsesi ini pada wanita. Clarin adalah cewe yang seutuhnya mampu meluluhkan hati Rexa.
***
Nela mulai beranjak keluar kelas. Suasana sekolah semakin sepi. Tapi suasana seperti inilah yang digemari oleh Nela sebagai seorang introvert.
"Duh, kenapa mules begini perut gue." Kedua tangan meremas perutnya yang sedang menahan sakit.
Tanpa banyak mengeluh Nela langsung lari menuju toilet untuk membuang air besar. Sesampainya di toilet, ternyata semua pintu sudah terkunci gembok.
Hal ini memang selalu dilakukan apabila jam sekolah sudah berakhir, dan tepat pula hari ini tidak ada jadwal eskul apapun. Maka dari itu toilet lebih awal di kunci oleh penjaga sekolah.
Lari kecil Nela terhenti di lorong toilet saat mengetahui hal itu. "Yahhh, yahh, mampus gue." Gerutu Nela.
Nela mencoba membuka pintu toilet yang padahal sudah jelas-jelas tergembok.
"Kalau gue tahan sampai rumah, bisa-bisa gue cepirit di jalan. Ihhhhh." Desis Nela.
Nela mengambil batu yang lumayan berukuran besar di samping toilet. Nela mengangkat dengan susah payah, karena beban batu tersebut.
"Gue coba aja kali, mana tahu gemboknya terbuka"
Nela terus memukul dengan keras gembok tersebut menggunakan batu sebagai senjatanya. Di toilet perempuan, terdapat sepuluh pintu kamar mandi di dalamnya. Tidak hanya satu pintu yang dicoba Nela, karena pintu pertama tak membuahkan hasil, Nela terus mencoba pintu yang lainnya.
Kaki Nela terhenti di pintu terakhir. Pintu toilet dimana Clarin di sekap oleh Vyora. Tidak menggebu-gebu seperti sebelumnya, Nela mengamati pintu tersebut. Nela mencoba meperhatian perbedaan yang ada di dalam toilet terakhir dari toilet yang sebelumnya.
Yaps! Perbedaan tersebut sudah tertangkap oleh netra Nela. Yakni dimana warna gembok dan ukurannya.
Pintu toilet dari nomor satu sampai sembilan, memiliki gembok yang berukuran kecil dan warna kuning emas.
Sedangkan toilet yang terakhir ini memiliki gembok yang berukuran besar dan warnanya yang putih.
Kini kecurigaan mulai menggerogoti pikiran Nela.Selama setahun lebih berada di sekolah ini, tidak pernah kejadian hal seperti ini. Namun Nela mencoba menepis pikiran yang nggk-nggk. Nela kembali menggenggam batu tersebut untuk mencoba menghancurkan gembok tersebut.
Belum sempat batu tersentuh pada gembok, batu tersebut meleset jatuh dari tangan Nela.
"Aaaaaaaaaa!!" Teriak Nela yang hampir saja batu tersebut mengenai kakinya.
***
"Eh lo dengar suara gak?" Tanya Athar terkaget.
"Dengar, suara cewek gak sih?" Tanya Zidan memastikan.
"Suara cewe, suara tersebut seperti bersumber dari toilet." Timpal Rexa.
Kemudian mereka berempat bergegas dengan cepat menuju toilet.
***
"Anjirr! Untung gak kena." Ucap Nela dan nafasnya masih menggebu-gebu.
"Nela!"
"Nel, lo gapapa?" Tanya Rexa khawatir.Nela membalas tatapan dalam dari netra Rexa. Baru kali ini Rexa keliatan peduli padanya. Selama ini kemana aja-
Rex, lo khawatir sama gue? Batin Nela.
"Em, gue gapapa." Jawab Nela.
"Kenapa masih disini, bukannya pulang." Ujar Athar.
"Tadi gue mau pulang, tapi gue ke toilet dulu. Dan pas sampai disini ternyata semua toilet sudah kegembok." Jelas Nela.
"Nah terus, lo jerit lebay tadi kenapa? Ada kodok, kecoa, atau apa?" Cibir Zidan.
Zidan memang hobi banget ngeroasting semua orang. Ucapannya juga langsung blak-blakan kalau bicara. Tapi dibalik sikap ini, Zidan adalah cowo yang perhatian dan peduli."Tadi gue coba buka semua pintu pakai batu besar ini." Nela memberi tatapan pada batu yang sudah tergeletak di lantai.
"Oh iya, gue ngerasa aneh." Ucap Nela.
"Aneh kenapa?!" Sergah Rexa.
"Liat deh antara toilet sepuluh dibandingkan toilet yang lainnya."Rexa, Zidan, Arlan, dan Athar langsung menatap toilet tersebut.
"Maksud lo apa? Gue gak ngerti." Tanya Rexa.
"Toilet sepuluh, yang ada di depan kita sekarang liat deh"
"Toilet ini mempunyai perbedaan sendiri, sebelumnya gembok toilet ini selalu sama dengan yang lain. Tapi hari ini berbeda. Feeling gue, toilet ini dikunci khusus oleh seseorang." Jelas Nela.
"Ha? Yakin lo? Siapa yang kunci?" Tanya Zidan.
Setelah mendengar penjelasan Nela, entah mengapa batin Rexa berkata bahwa ini ada kaitannya dengan tidak hadirnya Clarin.
Tanpa berpikir panjang, Rexa langsung mendobrak pintu tersebut dengan seorang diri. Otot serta urat yang ada di tubuhnya Rexa, kini terpancar nyata. Nela yang melihatnya langsung semakin kagum.
Brakk
Pintu terbuka.
Rexa membelalakkan bola matanya saat ia mengetahui Clarin sudah tergelatak di lantai toilet tersebut.
"Clarin!" Teriak Rexa.
"Astaga Clarin, kok lo ada di dalam sini!" Lirih Nela khawatir.
"Feeling gue bener, ada orang yang sengaja mengunci Clarin." Ucap Nela.
Rexa langsung membopong tubuh Clarin yang sudah lemas tak berdaya. Keringat sudah membasahi sekujur tubuh Clarin.
"Sempat gue tahu siapa orang itu, bakal gue bunuh orangnya!" Tegas Rexa sembari membawa Clarin keluar dari sana.
Next part, guys.
Jangan lupa vote, komen, dan follow!
KAMU SEDANG MEMBACA
Clarexa
Romance"Mengenalmu secara tak sengaja dan bersamamu adalah hal terindah."-Clarin. "Memulai tanpa ada rasa dan berpisah denganmu membunuhku secara tak sengaja."-Rexa. Simak lebih lanjut.... ⚠️: Typo bertebaran. Follow ig: @Zahwanbl_22 Start : 15 Februari 2...