Chapter 14

122 143 20
                                    

⚡Happy Reading⚡

Rexa sengaja mengendarai motor dengan santai. Menikmati udara sejuk pagi hari dengan keindahan gedung pencakar langit di Jakarta. Selang beberapa menit Rexa telah ampai di Sekolahnya.

Rexa memasuki gerbang Sekolah dan..Dubrakkk...Rexa menubruk seorang siswa yang pada saat itu ingin masuk gerbang secara bersamaan. Dengan rasa panik Rexa menolongnya.

"Maaf-maaf, sini saya bantu." Sigap Rexa turun dari motornya.

"Sekali lagi maaf, gue ga sengaja. Lo gapapa?" Ucap Rexa sembari membenarkan motor yang sudah tergeletak di halaman.

"Gue gapapa." Ternyata gadis itu adalah Clarin!

"Clarin?" Gugup Rexa dengan mengerutkan dahinya.

"Iya kenapa?" Tanya Clarin seraya membenarkan kacamatanya.

Rexa tak bergeming, netranya terfokus pada netra Clarin. Sebenarnya, ingin sekali Rexa cuek ke Clarin, sesuai dengan kriterianya yang tidak friendly dengan gadis manapun. Tapi apa boleh buat? Bagaimanapun Rexa harus tetap mempacari Clarin. Mau gak mau, kini Rexa harus bersikap baik dan berusaha mendekatinya.

"Ada yang luka gak?" Tanya Rexa.

Clarin melihat sekujur tubuhnya dan ia tersadar setelah melihat goresan luka kecil yang sudah terlumur darah di sikut tangannya. Namun Clarin bersikap seolah tak ada yang luka dan berusaha menutupi lukanya.

"Yakin?" Rexa menarik tangan kanan Clarin yang sedang diumpetin di belakang tubuh Clarin.

"Ini apa, kalau bukan luka?"

"Emm, luka kecil. Entar gue obatin juga sembuh kok." Sahut Clarin dengan menampakkan senyum manis di bibirnya.

"Ikut gue." Rexa menarik tangan kiri Clarin dan membawanya masuk ke Sekolah.

"Eh-eh tunggu motor gue!" Bantah Clarin.

"Nanti gue yang urus."

Seisi Sekolah dibuat kaget pagi ini. Melihat seorang Rexa yang terkenal sebagai cowo dingin namun kini memegang tangan gadis lain.

"Omg itu Rexa kan?

"Ngapain dia dengan gadis cupu itu"

Rexa membawa Clarin melewati lorong Sekolah. Hingga sampai di titik ruangan UKS.

"Ayo masuk." Ajak Rexa pada Clarin yang berhenti di depan pintu UKS. Namun Clarin tak bergerak hingga membuat Rexa menariknya ke dalam ruangan.

"Lo jadi cewe gausa ngeyel"

"Lo lihat luka lo ini, kalau ga diobatin tar makin sakit lo." Dumel Rexa seraya mengambil kotak P3K.

Rexa dengan telaten dan penuh keseriusan membersihkan luka di tangan Clarin. Sedangkan Clarin tak hentinya menatap mata Rexa.

"Au..auu..pedih." Rintih Clarin.

"Pedih ya.?" Rexa kembali menatap mata Clarin yang sedang menahan pedih, lalu menghembuskan luka tersebut dengan hembusan mulut Rexa.

Ya Tuhan, jantung gue gak aman

"Suara apa itu? Jantung lo berdetak sekencang itu?" Rexa membelalakkan bola matanya.

Melihat reaksi Rexa pun, Clarin mengecek jantungnya dengan telapak tangannya. Anjir ini jantung buat gue malu aja.

"Hahahaha" Rexa terkikik.

"Lo kenapa ketawa?"

"Gapapa lo lucu aja."

"Hp lo mana?" Tanya Rexa seraya memberikkan telapak tangannya.

ClarexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang