Chapter 17

69 70 27
                                    

⚡Happy Reading⚡

Suasana langsung berubah ketika Clarin bertemu dengan makanan fav nya. Clarin dan Rexa saling menghabiskan waktunya dengan makan es cream di taman halaman rumah Clarin.

Keesokan harinya

Keluarga Wiliam sedang berada di meja makan guna sarapan pagi mereka sebelum memulai aktivitasnya masing-masing.

"Vyora mana, Rex? Kok Papa liat kamu jarang bawa Vyora ke rumah lagi?" Tanya Wiliam di sela-sela makannya.

Pertanyaan ini sempat membuat mood pagi Rexa menghilang ketika mendengar nama Vyora.

"Udah putus, Pa." Sahut Rexa.

"Hah?! Jadi Kakak beneran putus dengan Kak Vyora?" Sergah Reina. Kemudian Rexa menganggukkan kepalanya.

"Kenapa putus? Mama liat selama ini kalian baik-baik aja kok, lagian ya Rex, Vyora itu dari keluarga terhormat loh." Timpal Mamanya.

"Gak peduli dia dari keluarga apa, tapi yang namanya salah ya tetep salah!" Tegas Rexa sebelum dia bangkit dari duduknya dan mengakhiri sarapan pagi yang belum sempat habis.

Jujur, Rexa cape sama keluarganya yang gila pandang kehormatan. Belum lagi hidupnya yang terus-terusan diatur layaknya anak kecil, padahal dia berhak memilih setiap keputusan untuk hidupnya. Tanpa berceloteh, Rexa langsung berangkat Sekolah.

***

Sepanjang koridor Sekolah, Rexa berjalan dengan raut wajah datar. Pandangannya menyisir satu titik tanpa teralih kemanapun.

"Good morning." Sapa Clarin di belakang keberadaan Rexa.

Rexa pun membalikkan poros tubuhnya, "Morning too." Kemudian Rexa melangkahkan kakinya mendekati Clarin.

Rexa terhenti sejenak mengamati Clarin dari atas sampai bawah, "Lo kok gini sih?" Tanya Rexa terheran.

"Gini gimana?"

"Iya, lo di Sekolah beda banget sama diri lo yang di rumah."

"Ohhh itu, suka-suka gue dong." Ucap Clarin sembari berjalan menuju kelasnya dan diikuti oleh Rexa di belakang.

"Gue masuk dulu, bye-bye!"

***

Jam istirahat pun tiba, Rexa dan teman-temannya sudah berada di kantin Sekolah, melahap makanan dan mengobrol berbagai topik.

"Gimana Rex, perihal tantangan dari Digo?" Tanya Zidan sebelum menyeruput minumannya.

"Saran gue sih gak usah lo ladenin aja, walaupun lo udah tau siapa Vyora sebenarnya, kan gamungkin juga lo pacaran sama Clarin, anak baru sekaligus gadis cupu itu." Sindir Arlan dan wajahnya mengarah keberadaan Clarin yang saat itu sedang duduk di penghujung kantin.

"Clarin itu cantik, gemesin juga." Rexa membela Clarin di saat ketiga temannya memandang rendah hanya karena penampilannya.

Setelah mendengar ucapan Rexa barusan, ketiga temannya menatap Rexa seakan tak percaya.

"Hahahah kocak, yang bener aja lo." Zidan terkikik.

"Jangan bilang lo udah jadian sama dia?" Balas Athar.

"Belum sih, bentar lagi bakal gue jadiin pacar tuh cewe."

Uhukk..uhukk..hukkk...(Zidan, Arlan, dan Athar batuk secara bersamaan)

"Waduh, bro. Minum nih minum." Rexa memberi air putih pada ketiga temannya.

Tak lama obrolan mereka berlangsung, terdengar langkah kaki yang tak asing bagi telinga mereka. Ya, langkah kaki para Lionthere Squad. Sipaling gagah kalau berjalan, sehingga menimbulkan suara langkah kaki yang dibilang mampu membuat seisi Sekolah tertunduk kala mereka datang.

Rexa dan temannya terus mengamati langkah kaki tersebut, kemana langkah tersebut akan terhenti. Rexa menaikkan netranya ke atas, terhenti saat netranya saling bertatapan dengan netra Digo.

"Milik gue kak, jangan diambil!"

"Duet gue tinggal ini, plis balikin"

Pandangan Rexa teralih kala suara permohonan tersebut terdengar olehnya. Ia melihat Revaldi yang sedang berusaha merampas uang saku murid lain. Emosi nya sudah tak terbendung melihat aksi keji Revaldi yang bukan sekali melakukan hal seperti ini. Ini saatnya Rexa tak bisa ambil diam.

"Balikin milik dia!" Suara tegas perempuan itu nyaring terdengar lantang di kantin. Rexa yang sudah mendirikan tubuhnya terhentikan oleh suara tersebut.

"Balikin gak? Lo jadi cowo malu dikit, kalau gak ada uang minimal jangan rebut apa yang dimiliki orang lain!" Lagi-lagi suara lantang tersebut membuat seisi kantin kagum, beberapa juga dari mereka langsung membicarakan menengai gadis tersebut.

Eh itu anak baru, kan?

Gila, berani banget dia ngelawan preman Sekolah

Gue denger-denger sih namanya Clarin.

Clarin? Rexa tersadar dari lamunannya ketika mendengar nama tersebut.

"Heh cupu! Gak usah banyak gaya, masih anak baru aja udah sok-sok'an mau jadi pahlawan!"

"Lo tahu siapa gue di Sekolah ini, ha?!" Tegas Revaldi.
Clarin terkikik lantang ketika mendengar ucapan Revaldi.

"Nama lo, Revaldi Pratama, inti dari Lionthere Squad. Terkenal dengan julukan perampas, suka mengambil secara paksa sesuatu yang bukan milik lo. True?" Cetus Clarin.

Revaldi nyaris terdiam tanpa sepatah kata. Ditambah lagi murid-murid lain yang menertawakan dirinya setelah aksi Clarin. Balasan tawa demi tawa seakan semakin mencemooh dirinya. Tak rela dirinya dipermalukan, Revaldi langsung angkat tangan.

"Dasarrrrr gadiss cu..!"

"Revaldi!" Teriakkan Rexa yang keberadaannya tak jauh dari posisi Clarin, membuat pandangan seisi kantin teralih pada Rexa.

"Berani lo sentuh dia, berurusan sama gue!" Sergah Rexa seraya melindungi diri Clarin di belakang tubuhnya.

Ih, itu Rexa kan?

Kenapa dia bela anak baru itu

Kalau Vyora lihat, pasti dia bakal marah

Netra Rexa berpindah-pindah setelah mendengar sumber-sumber suara tersebut. Tapi, memang seharusnya murid lain terheran melihat Rexa saat membela Clarin. Sepengetahuan seluruh murid, Rexa adalah cowo yang gak friendly, dan dia juga cowo yang humoris saat pacaran dengan Vyora.

"Ada hubungan apa lo sama dia?" Protes Revaldi.

"Heii kalian semua, liat! Cowo yang kalian idamankan adalah cowo yang sasimo, padahal dia udah punya pacar. Gue yakin sih, kalau Vyora melihat ini pasti dia akan langsung minta putus!" Sambung Digo, dan mulai melangkahkan kakinya ke arah Rexa.

Manipulatif Digo berhasil membuat seisi kantin berada di jalannya. Beberapa dari mereka mengeluarkan handphone masing-masing kemudian memotret Rexa yang masih melindungi Clarin.

Clarin menepuk jidatnya, "Astaga Rex, gue lupa kalau lo punya pacar." Bisik Clarin.

"Lo tenang aja jangan takut, gue udah putus." Sahut Rexa berusaha meyakini Clarin yang sedang panik.

"Kalian semua stop menghakimi Clarin! Dia pacar gue, jadi kalau sempat terjadi sesuatu dengannya, kalian akan berhadapan dengan gue!" Teriak Rexa.

Seisi Sekolah sempat tak percaya dengan ini, bagaimana bisa? Digo dan ketiga temannya celingak-celinguk menatap satu sama lain. Nela yang terdiam duduk di satu meja makan dengan Clarin pun tak percaya.

"Yuk, pergi dari sini." Ajak Rexa menarik tangan Clarin membawanya pergi dari kantin.

Seisi kantin memberi sorakkan kala mereka berjalan.




Next part, guys.

Jangan lupa vote, komen, dan follow

ClarexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang