⚡Happy Reading⚡
Karena malas memperpanjang masalah, Rexa memutuskan pergi meninggalkan Digo begitu saja.
"Woy!! Main pergi aja lo!" Gerutu Digo.
***
Clarin masih merelaksasikan dirinya di rooftop sekolah. Menikmati sepoian angin di pagi hari.
Clarin menatap ke sebelah kanannya. Dan tangannya mengambil batu kerikil kecil yang tergelak tak jauh darinya. Clarin melemparkan batu tersebut ke udara kemudian di tangkap kembali dalam genggamannya.
Sejenak Clarin mengamati batu tersebut lalu melemparkannya ke bawah, dimana sasarannya adalah titik lapangan sekolah.
"Aaauuuu, anjir. Sakit bangett!" Desis Rexa seraya mengelus-elus jidatnya yang menjadi objek lemparan batu tersebut.
Sedangkan Clarin di rooftop tak memperdulikan hal yang barusan ia lakukan. Bahkan pandangannya tak teralih ke bawah sedikit pun. Hanya fokus melihat sang langit. Lagi pula, dia pikir itu tidak akan terkena siapapun.
Rexa mendongakkan wajahnya ke atas. Terik matahari pagi membuat matanya kehilangan fokus untuk menatap ke atas.
"Siapa sih di atas, berani-beraninya." Gerutu Rexa.
Karena matanya tak sanggup melawan terik matahari, Rexa memutuskan menyusul ke atas rooftop untuk melihat siapa pelakunya.
***
Sesampainya di atas rooftop, Rexa mengamati sekelilingnya. Sampai netranya terhenti pada seseorang yang berada di pinggir rooftop.
Rexa menganggukkan kepalanya perlahan.
Ohh, cewe ternyata. Batin Rexa.
Bagi Rexa tak peduli mau siapa dia, cowo atau cewe.
"Heh kamu! Gak ada kerjaan apa, pagi-pagi gini di atas rooftop?" Teriak Rexa dari kejauhan.
Namun Clarin tidak bergeming, bahkan ia tak mendengarnya sama sekali. Dikarenakan terlalu fokus pada lamunannya.
Sial, ni cewe budeg amat sih.
"Woy jawab dong! Lo sadar gak, pagi ini lo udah buat gue naik pitam!" Teriak Rexa lagi.
Kini Rexa semakin emosi. Tak ada balasan dari Clarin sama sekali.
Akhirnya Rexa berjalan menghampiri Clarin.
"Lo ini cewe spesies apa sih!" Ujar Rexa sembari
menarik tangan Clarin agar berdiri dan melihatnya.Clarin. Batin Rexa.
"Rexa?" Ucap Clarin menyadari sosok Rexa.
"E-ee..kamu ngapain disini?" Tanya Rexa seraya melepaskan tangan Clarin.
Kok Rexa ngelepasin tanganku lumayan kasar sih. Batin Clarin dengan kesal.
"A-aku?" Tanya Clarin balik.
"Iya kamu, emang ada orang lain lagi disini?" Sahut Rexa.
"Gue gak ngapa-ngapain, cuma sedang menikmati udara pagi aja." Ucap Clarin sembari berjalan beberapa langkah menjauhi Rexa.
"Kalau hanya sekadar nikmati udara pagi, di lapangan atau gak taman juga bisa kok. Gak harus di rooftop begini." Tutur Rexa.
"Beda vibesnya, gue suka ketenangan. Terkadang, menjauhi diri dari ramainya manusia lain itu perlu dilakukan untuk merelaksasikan otak." Ucap Clarin dengan kembali menatap Rexa.
Rexa menganggukkan kepalanya perlahan. "Yes, i agree."
"Oh iya, btw kamu kok tahu gue disini?" Tanya Clarin.
"Gu-"
"Omg, sayang. Jidat kamu kenapa kok bendol begini?" Tanya Clarin yang memotong ucapan Rexa.
Rexa memegang jidatnya, "Gara-gara kamu nih!" Desis Rexa sembari melipatkan kedua tangannya di dadanya.
"Kok aku sih?!" Sahut Clarin sedikit nyolot.
"Ya kamu lah, asal lempar batu dari atas rooftop. Liat nih, bendol kan jidat gue." Gerutu Rexa.Clarin menutup mulutnya yang kaget dengan ungkapan Rexa, "J-jadi ini"
"Astaga sayang, gue minta maaf. T-tadi gue asal lempar aja, dan gak tahu kalau batunya kena pacar gue yang ganteng." Ucap Clarin sedikit lebay.
Sedangkan Rexa hanya menunjukkan raut wajah kesal dan mengerucutkan bibirnya.
"Ihhh, kamu marah ya? Minta maaf." Bujuk Clarin.
"Iya-iya, gapapa. Gue kan laki, jadi luka segini doang mah biasa aja." Sahut Rexa dengan pede. Padahal sedari tadi dia sedang merasakan denyut di jidatnya.
Clarin tertawa halus.Suasana sejenak menjadi hening, tak ada dialog demi dialog lagi. Netra Rexa terpaku pada langit dan matahari di pagi hari. Sedangkan Clarin fokus memberi tatapan dalam pada Rexa.
"Apa yang kamu suka dengan berada di rooftop selain mendamaikan pikiran?" Tanya Rexa tanpa memberi tatapan pada Clarin.
"Gue nunggu sunrise." Jawab Clarin.
Rexa mengalihkan pandangannya dan kembali mendekati Clarin dengan tersenyum manis.
"Antara sunrise dan sunset, kamu lebih suka yang mana?" Tanya Rexa.
Clarin mengalihkan netranya ke matahari pagi, "Gue suka dua-duanya, tapi gue gak bohong sunset jauh lebih indah."
Rexa kembali tersenyum manis.
"Wihh, ada sunset. Cantik banget gila!" Pekik Rexa sedikit histeris.
"Sunset, mana? Emang ada sunset di pagi hari?" Tanya Clarin dengan wajah yang masih kebingungan mencari keberadaan sunset.
"Ini!"
"Mana?!"
"Di depan gue sekarang, sosok perempuan yang cantiknya mengalahkan keindahan sunset."
Clarin menyungginggkan senyum di bibirnya dan mengerutkan kedua alisnya. "Ihh kamu, lagi serius juga." Ucap Clarin.
"Gue serius, lo perfect." Sahut Rexa.
"Emang ada ya, lelaki yang beneran tulus sama gue. Style gue aja cupu begini, sedangkan Rexa spek dewa masa iya dia mau sih" Gumam Clarin.Rexa masih menatap Clarin yang sedang fokus dalam lamunannya.
"Sayang?" Ucap Rexa.
"Ha, apa? Kamu tadi manggil aku apa?"
"Sayang. Kenapa?"
Baru kali ini Rexa mau manggil gue sayang. Batin Clarin.
"E-em, gapapa." Ujar Clarin seraya tersenyum salting.
"Btw, hari ini kan memang jadwal pulang sekolah lama, ja-"
"Hah serius?" Ucap Clarin memotong omongan Rexa.
"Iya, jadi hari ini ada perekrutan anggota osis. Kalau gak salah sampai sore juga sih." Jelas Rexa.
Clarin mengangguk paham.
"Oh iya, tadi menurut kamu apa keunikan dari sunset?" Tanya Rexa.
"Indah." Jawab Clarin.
"Lebih indah kalau menikmati sunset bersamamu." Tutur Rexa membuat Clarin lagi-lagi salting.
"Bisa aja deh"
"Kamu mau kan, sore nanti kita berdua berada di rooftop ini, sembari menunggu sunset."
"Serius? Mau-mau, gue mau banget." Sahut Clarin kegirangan antusias.
"Ya sudah, kalau begitu yuk turun. Lima menit lagi bel masuk bunyi." Ucap Rexa.
"Yuk"
Next part, guys.
Jangan lupa vote, komen, dan folllow!
KAMU SEDANG MEMBACA
Clarexa
Romance"Mengenalmu secara tak sengaja dan bersamamu adalah hal terindah."-Clarin. "Memulai tanpa ada rasa dan berpisah denganmu membunuhku secara tak sengaja."-Rexa. Simak lebih lanjut.... ⚠️: Typo bertebaran. Follow ig: @Zahwanbl_22 Start : 15 Februari 2...