Chapter 25

27 29 88
                                    

⚡Happy Reading⚡

Rexa dan Clarin mulai turun melalui anak tangga yang jumlahnya cukup banyak. Untuk mencapai rooftop sekolah, harus melalui jalur tangga yang di bisa dikatakan enam lantai.

Rexa berjalan mendahului Clarin. Tak lupa pula Rexa terus menggenggam erat tangan Clarin. Di seperjalanan, Clarin sangat menikmati momen ini, karena jarang-jarang mereka bisa berdua tanpa adanya gangguan orang lain. Clarin masih menghayati genggaman Rexa, sesekali matanya menatap jalan dan sesekali matanya menatap genggaman tangan tersebut.

"Lo pagi-pagi gak capek lewati anak tangga sebanyak ini demi ke rooftop?" Tanya Rexa tanpa mengalihkan wajah.

"Enggak"

"Yakin?" Tanya Rexa lagi.

"Y-yakin, buktinya gue sampai di rooftop, kan?" Jawab Clarin.

Rexa menganggukkan kepalanya.

Aduh, kok betis gue jadi pegel gini sih. Batin Clarin manahan sakit.

Tangan kiri Clarin sesekali memukul betisnya yang terasa sakit sembari terus mengikuti tarikan tangan Rexa. Namun Rexa belum sempat menyadarinya.

Aduh, kok makin kesini makin kesana sih ini sakitnya. Batin Clarin lagi.

Clarin menundukkan kepalanya ke bawah. Menatap lapangan yang jaraknya masih terlampau jauh dari matanya. Clarin menggaruk-garuk kepalanya kebingungan. "Mana masih jauh lagi." Ucap Clarin tanpa di sadarinya.

"Jauh apa?" Tanya Rexa yang mendengar ucapan halus Clarin.

"Ha? Apaan, siapa yang ngomong begitu." Clarin mulai celingak-celinguk.

Rexa menghentikkan langkahnya dan melepaskan genggamannya. Kemudian Rexa menundukkan kepalanya melihat ke arah bawah. "Iya, ini masih jauh lagi"

"Makanya jangan kementelan jadi cewe mainnya di rooftop segala." Sindir Rexa.

"Idih! Siapa yang kementelan juga. Lo tahu definisi mentel gak?" Tanya Clarin.

"Tahu, kek lo kan?" Celetuk Rexa.

"Udah salah sok tahu lagi"

"Gue kasih tahu. Mentel itu sama halnya gue kecentilan atau cari perhatian sama cowo lain. Nah gue cuma main ke rooftop, emang lo ada lihat satu cowopun di rooftop? Gak kan! Cuma gue sendiri disini!" Protes Clarin.

"Ya udah itu dia, lo ke rooftop cari perhatian sama cowo." Ujar Rexa menyolot.

"Siapa? Mana cowonya, ha?!"

"Gue. Lo main ke rooftop terus pakai acara lempar batu sampai kena kepala gue, akhirnya gue susulin lo ke atas lalu lo gue suruh turun karena bel masuk mau bunyi. Sama halnya kan lo cari perhatian sama gue." Cibir Rexa panjang lebar.

Clarin mulai kesal dengan Rexa. Ia mengerutkan kedua alisnya dan mengerucutkan bibirnya sebagai tanda kesal.

Clarin menghentakkan kaki kanannya di lantai anak tangga. "Ih! Kan gue udah jelasin kenapa gue ke rooftop." Desis Clarin.

"Cari perhatian kan pakai lempar batu se-"

"Rexa! Kan gue udah bilang kalau gak se-"

"Iya tahu lo gak sengaja, hehe." Rexa terkikik halus.

Clarin mengepalkan kedua tangannya di depan dadanya, "Tau ah, kesel!"

Rexa tertawa melihat kegemasan Clarin ketika merajuk.

"Yaudah maaf." Ungkap Rexa.

"Ga!" Clarin kembali melangkahkan kakinya menurunkan anak tangga dan meninggalkan Rexa yang masih menertawakan dirinya.

ClarexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang