⚡Happy Reading⚡
***
Rexa berjalan di koridor dengan keadaan yang sangat gelisah, seperti ada yang dipikirkannya. Matanya terus menatap hp dan sesekali menatap seisi sekolah.
"Duh, Clarin kemana ya. Dari tadi malam chat gue gak dibalas, whatsapp juga gak aktif. Batin Rexa.
Rexa menuruni anak tangga dengan langkah kaki yang dipercepat dan perasaan gelisah. Sesampainya di ujung anak tangga, Rexa terhenti sejenak.
Ada apa sama perasaan gue ya? Toh aku pacaran sama Clarin juga karena terpaksa, tapi apa perasaan itu kini benar-benar ada? Batin Rexa seolah bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Ngapain lo berdiri disini? Bukannya udah jam pelajaran?" Ucap Gabriella menghampiri Rexa.
"Lo sendiri ngapain?" Balas Rexa. Mau bagaimanapun, Gabriella adalah sahabat dekatnya Vyora. Selama pacaran dengan Vyora, Gabriella sudah sering membantu mereka berdua dalam hubungannya ketika terjadi permasalahan.
Ya, walaupun hubungannya dengan Vyora sekarang sudah kandas, bukan berarti putus tali pertemanan dengan Gabriella. Rexa tak bisa membenci seseorang yang pernah membantu dalam hidupnya.
"Lo cari Vyora kan?" Ucap Gabriella seraya memicingkan matanya.
"Apaansih lo, sahabat lo gada curhat ke lo kalau kita udah putus." Sahut Rexa kemudian kembali mengedarkan pandangannya ke sekitar.
"Dan gue denger-denger, anak baru yang namanya Clarin yang udah masuk ke dalam hubungan kalian kan?" Tebak Gabriella.
Raut wajah Rexa langsung berubah sinis ketika Gabriella sok tahu tentang Clarin.
"Gak ada yang masuk dan tidak ada yang merusak. Emang percintaan gue dan Vyora harus berhenti disini. Lagian, gue udah tahu siapa Vyora sebenarnya, dan lo juga nutupin itu dari gue!" Tegas Rexa membuat detak jantung Gabriella berdekup kencang.
"Vyora sebenarnya? Apasih maksud lo, ngaco!" Sahut Gabriella berusaha membela dirinya dan Vyora.
Setelah mendengar ucapan Gabriella, Rexa menatap arah kanan dan kiri kemudian memajukan wajahnya lebih dekat di depan wajah Gabriella.
"Bahwa lo dan sahabat lo itu tak lain seorang pembully di sekolah ini, lo gak usah macem-macem apalagi sok ngancam, kapan pun gue mau, rahasia kalian bisa gue bongkar dengan bukti yang gue punya!" Bisik Rexa.
Gabriellah susah payah menelan ludah setelah mengetahui bahwa Rexa sudah tahu yang sebenarnya.
Vyora dan Gabriella mempunyai sifat 11-12. Sama-sama gak takut dengan kenyataan. Melakukan apa yang mereka mau sampai visi dan misi mereka berhasil. Memanipulasi orang lain adalah hobi mereka.
Gabriella mendorong tubuh Rexa dengan perlahan, menjauhkan wajah sinis milik Rexa yang sangat jelas di netra Gabriella.
"Silahkan, gue gak takut. Gue tahu siapa lo, dan lo tahu siapa gue. Mulai detik ini, Clarin gak bakal aman hidupnya." Ancam Gabriella, kemudian dia pergi dari hadapan Rexa.
Mata Rexa masih terpaku pada jejak Gabriella dan pikirannya langsung mencerna perkaraan Gabriella barusan.
"Ah bacot! Gue bakal lindungi Clarin." Decak Rexa.
***
Vyora berjalan menuju toilet dengan seorang diri, kemudian memasuki toilet perempuan. Tatapan Vyora menelusuri wajahnya hingga tubuhnya di depan cermin yang terdapat di toilet.
Vyora menyunggingkan senyum di sudut bibirnya.
"Cantik-cantik begini kok bisa diputusin, belum tahu aja siapa gue." Ucap Vyora seraya menyisiri rambutnya dengan jemarinya.
Kemudian Vyora mengeluarkan lipstik dari dalam saku bajunya, lalu mengoleskan di bibirnya. Setelah itu, Vyora keluar dari dalam toilet.
Lo akan kembali dalam pelukan gue, Rex. Batin Vyora.
Vyora mengalihkan pandangannya ke arah kirinya, dan dia mendapati bokong wanita dari balik pintu toilet. Tubuh dan gaya wanita tersebut tak asing di mata Vyora. Dengan rasa penasaran, Vyora berjalan pelan-pelan ke arah toilet tersebut.
"Huffhg, cape banget." Decak Clarin.
Suara wanita itu?
Kini Vyora sudah menangkap siapa pemilik suara dan tubuh tersebut. Ya, Clarin! Vyora tersenyum sinis sebelum melakukan aksi jahatnya.
Tangan Vyora pelan-pelan berusaha meraih gagang pintu toilet, dan pandangan yang mengawasi sekitarnya. Tangan kirinya cepat-cepat merogo kantung rok sekolahnya. Ia dengan cepat mencari kunci toilet di kantung rok sekolahnya. Ya, Vyora sejak dulu menyimpan kunci ruangan-ruangan sekolahnya. Apabila sewaktu-waktu ia ingin melakukan aksi, hal ini tentu memudahkan aksinya.
Lalu, setelah tangan kirinya mampu meraih gagang pintu, Vyora langsung menarik pintu tersebut dan mengunci toilet tersebut dengan kunci yang sudah ia punya.
Clarin yang menyadari pintu tersebut tertutup rapat-rapat, Clarin langsung menghentikan pekerjaannya. Clarin dengan sigap berusaha membuka gagang pintu tersebut namun tak membuahkan hasil.
"Buka! Tolong, siapapun yang ada diluar, tolong bukain!" Teriak Clarin di dalam toilet seraya tangan memukul pintu toilet, siapa tahu ada yang mendengarnya.
Vyora melemparkan kunci tersebut di udara, kemudian ia tangkap kembali dalam genggamannya. "Makanya, jangan main-main sama gue." Kemudian Vyora meninggalkan toilet dan membiarkan Clarin terjebak di dalam toilet.
Sedangkan Clarin tiada henti berteriak meminta tolong, sialnya tidak ada yang mendengarnya. Sampai waktu menunjukkan jam 14.00, tandanya setengah jam lagi seluruh murid akan pulang sekolah.
Clarin menyandarkan tubuhnya di balik pintu dan kakinya di selonjorkan di lantai toilet. Keringat mulai membasahi pelipisnya, nafasnya tersengal-sengal, akibat terlambat pergi sekolah sampai Clarin tidak sempat sarapan pagi.
***
Tett...tett..tett..(Bel pulang sekolah berbunyi)
Arlan, Athar, dan Zidan mulai bangkit dari kursinya dan akan beranjak keluar kelas. Namun langkah mereka terhenti ketika melihat Rexa yang masih duduk di kursi dengan pandangan kosong menatap hp.
"Ayo pulang, Rex." Ajak Athar.
"Kalian duluan aja." Sahut Rexa.
Zidan kembali duduk di samping Rexa. "Lagi ada masalah? Curhat aja." Tutur Zidan.
"Gue seharian ga liat Clarin, gue jadi khawatir dia kenapa-kenapa." Jawab Rexa.
"Kenapa ga lo chat atau telpon aja?" Saran Arlan.
"Udah tapi terakhir aktif whatsappnya tadi malam""Lo udah cek ke kelasnya? Siapa tahu dia memang tidak datang." Ucap Zidan.
Rexa menepuk jidatnya. "Oh iya, kok ga kepikiran ya"
"Kebanyakan melamun tapi ga ada aksi lo." Sindir Arlan.
"Yauda gue ke kelasnya dulu." Rexa langsung lari keluar kelas dan diikuti ketiga temannya.
Next part, guys.
Jangan lupa vote, komen, dan follow!
KAMU SEDANG MEMBACA
Clarexa
Romance"Mengenalmu secara tak sengaja dan bersamamu adalah hal terindah."-Clarin. "Memulai tanpa ada rasa dan berpisah denganmu membunuhku secara tak sengaja."-Rexa. Simak lebih lanjut.... ⚠️: Typo bertebaran. Follow ig: @Zahwanbl_22 Start : 15 Februari 2...