#25

489 58 16
                                    

Note: Hampir 2 tahun kayanya, dateng mau nyelesain ini dulu baru update yang baru. Maaf nunggu lama, semoga suka ♡



 Maaf nunggu lama, semoga suka ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









"Bagaimana kalau kita mencoba 'win-win solution'?"


Tanpa ada aba-aba Jeong Han baru saja meluncurkan penawaran di antara keheningan yang sempat terjadi di antara diriku dan dirinya. Aku baru saja merapihkan nampan berisi makanan yang sudah dihabiskan oleh Jeong Han. Saat akan beranjak, Jeong Han memberikan penawaran tersebut.


Tertarik, aku menaruh kembali nampan yang hendak kubawa di lantai dan mengubah arah haluanku kepada Jeong Han, "Win - Win Solution?" Ulangku pada sepenggal kata yang menarik perhatianku.


Jeong Han tersenyum tipis dan mengangguk membenarkan, "Ya. Aku akan meminta sesuatu, dan sebaliknya kau akan mendapatkan sesuatu yang tak merugikan dirimu."


Aku tahu.


Aku tidak sebodoh itu untuk tak mengetahui maknanya. Dan tentu saja aku tahu apa yang akan ia minta.


Kebebasannya.


"Apa yang akan aku dapatkan?" Tanyaku penasaran yang dilain sisi rasanya semua itu tak mungkin.


Aku merasa segalanya tak mungkin, karena aku telah kehilangan tujuan akan hidup. Rasanya tak ada yang menarik dan membuatku bersemangat seperti dahulu. Aku kehilangan arah, bahkan aku tak tahu harus melakukan apa lagi untuk hidup.


Semua yang terjadi di hidupku sebelumnya menggiringku kepada pertanyaan, 'Apa yang harus aku lakukan?'


Pertanyaan itu kini sudah tak memiliki jawaban.


"Permintaanmu akan kupenuhi. Apapun itu."


Jangan mengira aku takkan tahu apa yang ia katakan. Aku tahu apa yang akan ia tawarkan kepadaku—semudah itu kutebak. Kembali lagi, aku tak tahu apa yang aku mau bahkan rasanya segala keinginan dan hasratku sudah mati. Isi kepalaku terasa kosong.


Aku tersenyum miris, "Bagi orang lain penawaran itu menggoda." Kataku sembari mengambil kembali nampan yang tadi sempat kutaruh di lantai kembali ke atas pangkuanku. Sudut mataku melihat guratan kekecewaan dari wajahnya, "Aku tak ingin memiliki keinginan apapun." Kembali aku melanjutkan kalimatku dan bangkit setelah berlutut sebelumnya.


Berjalan keluar kamar memunggungi dirinya dan kembali aku berkata, "Kecuali mati."


Aku ingin kematian menjemputku.


Itu saja.


Suara rantai yang beradu membuatku menebak kalau Jeong Han telah bergerak dari duduknya tadi, "Maaf, tapi aku tak bisa mengambil nyawamu. Aku bisa, hanya saja aku harus membayar mahal untuk itu."


Starry Night || Joshua & Won WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang