Note: If you're enjoying a story part, let me know by voting for it.
Thank you
T
ak ada yang memulai pembicaraan kembali semenjak perdebatanku dan William di Rest Area terakhir kali. Mungkin itu hanya berlaku antara aku dan William, buktinya dia masih sesekali berbicara dengan Marilyn. Hanya aku yang dibuat terdiam disini, aku sedikit dibuat tak nyaman. Pastinya karena memikirkan hal yang dikatakan William sebelumnya.
Mataku hanya bisa memandang ke arah luar, enggan untuk menatap William ataupun Marilyn. Aku tak ingin mereka membaca pikiranku ketika mataku ditatap oleh mereka. Terkadang hal kecil seperti menatap mata mereka menjadi suatu ketakutan untukku. Aku tak ingin Marilyn tahu lebih banyak mengenai apa yang ada di pikiranku. Ia masih terlalu kecil untuk mengetahui segalanya—segala tentang hubunganku dan William beserta segala kerumitan hidup kami.
Di saat seperti ini, rasanya aku ingin kembali dan menemui Joshua. Kalau saja bukan karena Marilyn, akupun enggan melakukannya. Anakku satu-satunya yang sempat merasa kalau aku bukanlah Ibu yang baik untuknya. Untuk kali ini saja, aku tak ingin kehilangan moment bersama anakku dan tergantikan oleh sosok wanita yang mengancam kehidupanku tanpa disadari olehnya.
Perlahan sosoknya membuatku takut.
Setiap pertemuanku dengannya, rasa khawatir terus menggerogotiku. Daripada menjauhkan William darinya, aku lebih ingin menjauhkan Marilyn darinya. Posisi Marilyn saat ini sama halnya denganku. Kami tetap terikat oleh William. Kecuali jika Marilyn telah dewasa dan menentukan jalan hidupnya. Tapi kalaupun dia sudah dewasa, posisiku justru bisa saja tersingkirkan dari hidup Marilyn. Jika sampai terjadi, hidupku terasa sia-sia. Karena aku ingin hidup setidaknya saat ini untuk anakku—dan Joshua.
Meski hanya sementara, aku tetap merasa bahagia karena moment singkatku bersamanya.
"Bagaimana?" Tanya William entah kepada aku dan Marilyn atau hanya pada Marilyn saja. Ia membuka pintu hotel yang telah dipesannya lebar-lebar dan menunjukan kepada kami, "Dad, sudah memesannya selama 2 malam." Lanjutnya menjelaskan—dan kutahu dia menanyakan hanya kepada Marilyn.
Menarik koper merah muda berisi barang-barang milikku dan Marilyn, mataku menjelajah isi hotel mewah yang berada di lantai paling atas berisi 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, dapur, ruang makan dan ruang TV. Melihat ini, William benar-benar suka membuang uang atau memang ia berpikir kalau ia takkan jatuh miskin. Mengenai kekayaan sepertinya ia bisa menjadi panutanku jika hidup ke depannya.
"Dad, Jendelanya terlalu besar. Kita harus menutupnya, kasihan Mommy " Kata Marilyn yang terlihat menarik tirai agar menutupi jendela dan menghalau cahaya yang masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Night || Joshua & Won Woo
Fanfiction[ON GOING] "Meski kita bersama di bawah langit malam yang sama, ada untaian kata yang tak dapat kukatakan kepadamu." "Kau sadar? Jatuh cinta kepada manusia itu sia-sia." [ Prequel of 'Chained'] Written by Siechra (May 12, 2020)