#15

738 185 23
                                    

Note: If you're enjoying a story part, let me know by voting for it.


Thank you








Mengintip dari balik tirai kamar Joshua, melihat langit diluar sana sudah mulai nampak gelap. Jam sudah memasuki waktu menjelang malam. Merasa kesepian dan sedikit tak tenang, belakangan perasaan tak nyaman ini menggelutiku. Bukan tanpa alasan, ada seseorang yang membuatku memikirkannya setiap hari. Tak bisa bertanya karena tak ingin menyinggungnya, dilain sisi Joshua-pun tak menuntut apapun atas rahasia atau cerita yang kusembunyikan.


Jadi, seharusnya aku memperlakukannya dengan sebagaimana ia memperlakukanku. Tak ingin membuatnya tak nyaman malah membuatku tak tenang karena memikirkannya. Sejak dimana ia memintaku berjanji untuk selalu bersamanya, tak ada pembicaraan serius di antara kami atau lebih tepatnya dia menghindarinya. Kalau ia bisa sebenarnya ia bisa menanyakan kepadaku mengenai Marilyn dan William tentunya.


Atau mungkin dia yang menungguku bicara sendiri kepadanya tanpa paksaan darinya. Tapi, ada rasa takut saat aku mengatakannya akan menjadi waktu yang tidak tepat sehingga membuat situasinya menjadi tak nyaman.


Joshua sering pulang malam selama nyaris seminggu ini. Ia bahkan pulang saat jam menunjukan nyaris tengah malam, dan ia pergi di pagi hari. Dia pergi 2 jam sebelum jam kerjanya dimulai dan itu sedikit membuatku meringis melihat bagaimana ia yang bekerja terlalu keras. Dan itu semua membuatku merasa kesepian. Alih-alih merasa takkan kesepian karena tinggal bersamanya, justru aku malah semakin kesepian karena pekerjaannya yang semakin menjadi.


Sesekali, aku juga akan menemui Marilyn diluar bar—yang tentunya pada malam hari. William pasti tahu kedatanganku, tapi ia seakan tak peduli. Ia tak menemuiku, ia juga tak melihatku sedikitpun. Saat-saat seperti ini, aku mulai merasa aku telah berada di penghujung takdir terburukku. Dibuang olehnya dan siap menjadi gila. Itu mengartikan juga kalau aku tak bisa lebih lama lagi bersama Joshua.


Aku takut saat aku kehilangan kesadaranku dan tubuhku yang diambil alih oleh sisi gilaku malah membuatku menyakitinya. Rahasia kehidupan kami sebagai vampir juga harus tetap menjadi rahasia dan tak membiarkannya tahu mengenai siapa diriku. Sederhananya, jika semua ini tak menjadi rahasia mungkin sejak awal aku menyakuinya. Tapi mereka yang berkuasa takkan membiarkannya. Jika hanya aku yang mati aku tak akan menjadikannya suatu masalah.


Tapi manusia yang mengetahuinya juga akan mati bersamaku. Dan itu tandanya, kalau sampai aku memberitahu Joshua bukan hanya aku yang mati, tapi Joshua juga akan mati. Bukan ini yang aku inginkan. Aku ingin kebahagiaan atas diriku dan Joshua. Tak ada jalan lain, selain aku meninggalkannya suatu saat nanti.


"Joanne?" Panggil suara seseorang yang menyembulkan kepalanya dari pintu kamar Joshua. Ia enggan masuk dan memilih berbicara dari ambang pintu, "Apa di jam ini Joshua belum pulang lagi?" Tanya Nick yang sepertinya baru saja mandi terlihat dari rambutnya yang masih basah itu, dan dia mengenakan celana pendek di atas lutut beserta t-shirt hitamnya.



Starry Night || Joshua & Won WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang