#12

684 188 22
                                    

Note: If you're enjoying a story part, let me know by voting for it.

Thank you

Thank you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ternyata benar kau disini."


"Vernon? Bagaimana kau bisa ada di sini?"


"Aku juga salah satu penghuni dormitory ini."


Mataku mengerjap kesekian kalinya mendapati seorang Vernon Chwe tengah berdiri di sampingku. Aku tak pernah tahu kalau dia adalah salah satu penghuni dormitory dari para pekerja di Aspen Valley Hospital. Terakhir kali aku datang bersama Joshua, aku tak merasakan keberadaannya di tempat ini.


Kalau dia tinggal di tempat yang sama bukankah berarti dia bekerja di tempat yang sama dengan Joshua?


"Kenapa aku tak tahu kalau kau ada disini saat-"


"Jangan lupa kalau aku bisa menghilangkan hawa keberadaanku." Potong Vernon yang berbalik menuju pintu masuk dormitory. Ia kembali membuka suaranya, "Akan kuantar ke kamar Joshua. Ayo." Ajaknya lalu membuka pintu utama dan nampak menunjukan suasana yang hening di dalam sana.


Bangkit dari dudukku di tangga menuju pintu masuk dormitory. Mengikutinya, sejujurnya aku merasa tidak enak hati karena berkunjung di jam yang nyaris menunjukan jam 2 pagi. Aku tak memiliki tujuan lagi selain tempatnya. Bukan tidak punya dalam arti sebenarnya hanya saja yang aku butuhkan adalah Joshua dan menemui dirinya.


Meninggalkan Denver, aku hanya berpikir untuk kembali ke Aspen dan menemui Joshua dikala gundahku. Aku kembali merasakan putus asa akan hidupku saat William kembali membawa seorang Clara Oswald dalam kehidupan kami. Dia menamparku akan kenyataan bahwa aku adalah budak yang tak berdaya.


Hidup tanpa kebahagiaan, hidup dengan sia-sia dan sayangnya kematianpun tak bisa menjadi jalan keluar untukku. Apa yang ia inginkan aku tak pernah bisa mengerti, hidupku yang tenang mulai berubah menjadi kecemasan tiada akhir. Ketika aku menemukan satu-satunya alasan mengapa aku ingin hidup, kenyataan seakan tak mengizinkanku.


Fakta bahwa kami makhluk yang berbeda saja sudah memaparkan segalanya.


Bukankah ini lucu?


Aku selalu protes akan segala yang terjadi di dalam hidupku, tapi aku tak melakukan apapun untuk merubahnya. Tepatnya, aku tak memiliki kekuatan untuk merubahnya. Rasa putus asa lebih mendominasiku, saat ini aku hanya takut menjadi vampir yang kehilangan tuannya, kehilangan kesadaran dan kontrol diri hingga mampu menyakiti manusia.


Hidup ini bukan hanya tentang diriku. Rasa takut menyakiti orang lain terasa begitu mendominasi. Pikiranku mulai kacau ketika rasa takut itu menjadi rasa takut akan menyakiti Joshua sebagai seseorang yang berarti di hidupku.


Starry Night || Joshua & Won WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang