#3

1.2K 236 17
                                    

Note: If you're enjoying a story part, let me know by voting for it.

Thank you





Thank you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Dari sekian banyak kota yang kukunjungi, entah mengapa Aspen begitu membuatku terkesan. Kota wisata yang tak terlalu banyak memiliki penduduk, jauh dari ibu kota, ramai-pun hanya pada akhir pekan atau musim liburan. Kebanyakan dari mereka datang ke Aspen untuk menikmati ski di Aspen Highland Ski Resort atau di Aspen Mountain.

Kota yang dikelilingi oleh banyak gunung dan tanpa ada gedung-gedung tinggi di dalamnya, membuatnya terlihat seperti kota yang dihimpit oleh pegunungan. Dari jalan raya, kau dapat melihat pemandangan gunung di sekelilingmu dengan jelas. Namun, aku tak bisa melihat dengan jelas di siang hari. Mengintip dari jendela Will's Bar milik William, aku hanya bisa melihat sedikit pemandangan indah di siang hari. Aku hanya mengetahuinya dari jendela lantai 2 dan jendela kaca Will's bar dengan pemandangan yang terbatas.

Aku hanya bisa melihatnya melalui internet atau unggahan orang-orang yang telah mengunjungi Aspen. Hanya pada malam hari aku bisa menjelajah, sayangnya aku tak bisa mendapatkan apa yang ingin kulihat pada siang hari. Terasa bagai balas dendam, aku pergi ke dataran tinggi dan menikmati cahaya lampu kota Aspen yang indah di malam hari. Menikmati kesendirian dan ketenangan, sejenak aku melarikan diri dari Tuanku.

Bisa saja aku pergi, tapi jika sampai itu terjadi aku akan kehilangan arah. Seorang budak takkan bisa tanpa tuannya, ia akan kehilangan arah karena tak ada lagi tempat ia bergantung di dunia ini. Sekalipun bisa bertahan, mereka akan merasakan hampa dan putus asa. Banyak dari mereka tak berhasil mengontrol diri hingga membuat diri mereka jadi buas. Mereka bisa menyerang siapapun tanpa pandang bulu.

Jika kami mencoba bertahan di dunia ini dan menghindari keributan dengan tak menyerang atau meminum darah manusia. Maka, vampir yang gagal mengendalikan diri adalah sumber masalah untuk kami. Mereka akan merusak segala hal yang telah kami usahakan selama ini. Hidup berdampingan dengan manusia tanpa diketahui oleh mereka keberadaan kami yang sebenarnya.

Sama seperti kasusku dan William, aku yang tak tahu menahu kalau dia adalah seorang Vampir membuatku memandangnya berbeda sejak mengetahuinya. Kalau aku mengetahuinya ketika aku masih menjadi manusia, mungkin sebisa mungkin aku akan menjauh darinya dan pasti aku akan sekarat lalu mati.

Tak ada yang tersisa dari kehidupanku sebelumnya. Sudah 150 tahun berlalu, keluargaku hanya mengetahui kalau aku telah sekarang dan mati. Tapi, William membangkitkanku kembali. Hanya ada memori di kepalaku untuk mengingat kehidupan manusiaku. William membawaku pergi bersamanya meninggalkan tempat tinggalku.

"Joanne?" Sapa seseorang dari arah belakang. Aku memutar kepalaku mencari sosoknya yang kini tengah bersandar pada pagar kayu gazebo, "Hai!" Sapanya sembari melihatku yang tengah duduk di kursi kayu yang berada di samping gazebo.

Starry Night || Joshua & Won WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang