#5

1K 269 66
                                    

Note: If you're enjoying a story part, let me know by voting for it.

Thank you





Thank you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








"Sepertinya, dia tak menyukaiku."


Itulah yang Joshua katakan setelah ikut turun dari mobilnya yang terparkir di depan Will's Bar.


Acaraku dan Joshua harus berakhir lebih dahulu. Kedatangan Marilyn tentu saja membuat kami terkejut. Joshua yang tak tahu menahu perihal Marilyn, dikejutkan dengan kehadiran seorang gadis kecil sendirian di tengah hutan. Dengan aku yang menegur Marilyn tentu saja membuat sebuah pertanyaan siapakah gadis kecil yang kukenal itu.


"Anak dari William."


Aku membohonginya dengan mengatakan kalau Marilyn adalah anak dari William seorang—tidak denganku. Meski jahat, tapi menutupi segalanya mengenai Marilyn adalah yang terbaik. Hanya aku yang terlibat dengan Joshua, jadi sudah sepantasnya akulah yang harus melindungi Marilyn meskipun harus membohongi keduanya.


Aku tak bisa memberitahu kalau Marilyn adalah anakku dan melibatkannya lebih jauh untuk mengenal satu sama lain. Akan berbahaya jika Marilyn dikenal oleh banyak orang. Karena kami tak bisa mengendalikan mulut orang-orang diluar sana. Jadi, semua harus dimulai dari kami yang menjaga rahasia ini.


Sepanjang perjalanan pulang, Marilyn ikut bersama kami dan duduk di kursi belakang. Pandangan Marilyn mudah untuk di baca. Tatapannya begitu sinis menyiratkan ketidaksukaannya kepada Joshua. Aku dan Joshua dapat melihat jelas, mata Marilyn yang menatap nyalang kepada Joshua melalui spion dalam mobil Joshua.


Sedikit bersyukur, karena sepanjang perjalanan Marilyn tak membuka suara. Joshua sesekali mungkin bertanya kepasa Marilyn, tapi Marilyn tak menanggapinya dan memilih diam. Meski merasa tidak enak hati, tapi itu adalah keputusan terbaik. Diam tak mengatakan hingga menimbulkan dugaan-ugaan yang akan timbul nantinya. Karena akupun belum  siap untuk menghadapinya.


"Maaf Josh... Marilyn sepertinya marah kepadaku. Sebelum berangkat, dia memintaku menemaninya. Tapi, aku malah pergi." Sesalku melihat Marilyn yang melenggang masuk ke dalam Bar dan dari sini dapat kulihat ia sedikit berlari menuju lantai 2—rumah kami.


"Ah, harusnya aku yang meminta maaf.." kini Joshua terdengar menyesal. Joshua mengusap punggungku seakan menyalurkan kehangatan kepadaku, "Aku yang datang tiba-tiba dan mengajakmu. Wajar Marilyn marah, dia butuh perhatianmu." Joshua terlihat bersimpati miris melihat keadaan Marilyn.


"Hmm... mungkin begitu..." gumamku asal dan mulai memandang ke arah lantai 2. Aku dapat melihat Marilyn mengintip dari balik tirai, "Aku harus membujuknya agar tak marah kepadaku.." Dengusku dan mengalihkan pandanganku pada Joshua.


Starry Night || Joshua & Won WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang