Notes : Hello, nice to see u again. Waktunya menamatkan yang belum tertunda semoga lancar jaya idenya. Happy reading ♡
"William."
"Tolong perintahkan aku apapun."
"Aku benar-benar tidak tahu apalagi yang harus kutunggu di dunia ini."
"Jika dulu kita tak saling berpaling, apa kita akan masih bisa tetap bersama-sama?
"Kamu. Aku. Dan begitu juga Marilyn."
"Jika aku tahu sejak awal semua akan menjadi seperti ini pada akhirnya, aku lebih merelakan diriku yang terus menerima manipulasimu selama seumur hidupku. Lihatlah aku saat ini. Bahkan aku tak tahu apapun mengenai dunia ini, karena akupun tak bisa hidup sebagai manusia biasa."
Aku baru saja bergumam di sisi tempat peristirahatan terakhir William. Dimana aku sudah tak memiliki siapapun untuk kuajak bicara. Kini aku merindukannya, William Jeon. Jika dilihat, lokasi peristirahatannya cukup dekat dari rumah yang kutinggali. Tapi bagaimana bisa, aku bertahun-tahun tak mengunjungi dirinya.
Setibaku disini, pada awalnya aku terkejut. Karena menyadari tempat ini cukup bersih untuk tidak dikunjungi selama lebih dari 1 tahun. Seharusnya sudah tertutup rerumputan atau tertumpuk dedaunan. Tapi yang kudapati tempat ini begitu bersih dan bahkan rerumputannya terlihat seperti baru saja dipotong. Aku rasa seseorang mendatangi William dan merawat rumah peristirahatan terakhirnya ini.
Yang kupikirkan untuk melakukan semua ini hanya sosok Marilyn dan juga Vernon.
Seharusnya aku bisa menyadari kehadiran mereka, mengingat lokasi peristirahatan William tidak jauh dari rumah. Tetapi sepertinya, Vernon menutupi keberadaan dan kehadiran mereka dariku.
Apakah Marilyn masih sangat membenciku?
Apa Vernon juga pada akhirnya membenciku?
Selama ini hatiku mungkin tak kutujukan kepada William. Tapi sebagai seseorang yang mendampingiku di dunia yang gelap ini dimana aku lemah terhadap kehidupan normal manusia, dialah satu-satunya seseorang yang bisa kujadikan sandaran. Meskipun dengan cara yang tak bisa kuterima, tapi sesaat William memberikanku sebuah keluarga.
Dan karena itulah, Marilyn menjadi pihak yang terluka. Karena kami memilih ego kami dibandingkan dirinya yang sudah jelas adalah anak kami. Kami tak memikirkan apa yang akan terjadi di masa mendatang jika kami memiliki anak. Kami tak memikirkan kalau anak kami akan terluka.
Aku mengerti mengapa ia membenciku.
Secara terang-terangan aku membawa pria lain selain Ayahnya di hadapannya, dan aku jugalah yang meninggalkan dirinya bersama William tanpa berpamitan sedikitpun.
Aku telah memberikan kesan sebagai Ibu yang buruk untuknya dimana ia masih perlu mempelajari tentang dunia dari keduaorangtuanya.
"UHUK UHUK"
Sial, kenapa tiba-tiba aku kesulitan bernafas.
Tanpa peringatan, tiba-tiba saja aku merasakan seperti sesuatu yang mencekik leherku.
Gila, apa ini?
Meraba sekeliling leherku tapi aku tak merasakan tangan apapun yang mencekik leherku. Anehnya, aku tetap merasa tercekik dan cekikan itu semakin lama semakin kencang hingga membuatku semakin kesulitan bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Night || Joshua & Won Woo
Fanfiction[ON GOING] "Meski kita bersama di bawah langit malam yang sama, ada untaian kata yang tak dapat kukatakan kepadamu." "Kau sadar? Jatuh cinta kepada manusia itu sia-sia." [ Prequel of 'Chained'] Written by Siechra (May 12, 2020)