Prolog

905 95 8
                                    

Rintikan Hujan membasahi helaian rambut juga sekujur tubuh seorang gadis sehingga membuat gadis tersebut ingin mengeluarkan sebuah bulir air mata kesedihan.

Mataku menangkap keberadaan mu disaat sorot mataku tak sengaja melihat dirimu bersama sosok wanita lain yang saat ini kau genggam tangannya.

Pedih,itulah yang dirasakan gadis itu.di saat
bersamaan dada gadis tersebut berkecamuk sehingga tidak bisa dijelaskan oleh rangkaian kata.

Aku sangat mengingat aroma yang tercipta dari kulitmu,lelucon bodoh yang kau buat sehingga membuat lengkungan bibirku terangkat bersamaan,usapan hangat yang kau berikan di pundak berasal dari tangan kekar mu.

Tak percaya sosok sepertimu bisa membuat goresan luka pada lubuk hati yang begitu perih.

Sehingga ku tak bisa meraih tanganmu kembali dan ku tak bisa untuk merebut hak yang seharusnya menjadi milikku.

Meskipun ku ingin mengambil kembali hak ku tapi biarlah dia bahagia meskipun demikian dia berhak bahagia bersama pilihannya.

Pada akhirnya, gadis itu memilih untuk menyembunyikan rasa sakitnya di balik senyuman. Dia menyadari bahwa kebahagiaan orang yang dicintainya adalah prioritas utama, bahkan jika itu membuatnya terluka. Dalam kepedihan yang mendalam, dia belajar untuk melepaskan dan membiarkan cinta itu pergi.

Meskipun ia terguncang oleh rintik hujan emosional, berusaha untuk bangkit dan menemukan kedamaian dalam dirinya sendiri. Setiap rasa sakit menjadi langkah menuju pemulihan, dan dia tahu bahwa waktulah yang akan menyembuhkan luka-lukanya.

Air mata kesedihan jatuh seperti rintik hujan, di dalam hatinya tumbuh pahit manisnya pertumbuhan pribadi dan pemahaman tentang cinta yang sejati.

Di abadilah dalam keasingan, ketika langit masih merona dalam warna senja yang menyiratkan keheningan, sebuah cerita dimulai. Seorang gadis, terhanyut dalam keberadaan dirinya sendiri, merasakan rintik hujan emosional yang mengalir begitu dalam, seakan menyentuh titik-titik kepedihan terdalam dalam dirinya.

Di bawah langit senja, gadis itu merenung dalam kegelapan. Kehidupan membawanya melalui labirin emosi, berjalan di antara kebahagiaan dan kepedihan. Dia menemukan kekuatan dalam kesendirian dan merangkul rasa sakit. Dia belajar bahwa kebahagiaan bukan hanya tentang memiliki, tetapi juga tentang memberi dan melepaskan. Dalam hening, dia menemukan kedamaian dalam melepaskan cinta. Perjalanan ini membawanya ke dalam diri sendiri, dan dari keasingan, dia menemukan kebijaksanaan bahwa melepaskan adalah tanda kekuatan sejati.

Rintik Kesedihan Dipelukan Hujan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang