Keteguhan Dalam Keluarga Darren

1 1 0
                                    

Bab 26 : Perjuangan Nazeera dan Keluarga Darren

Nyonya Seraphina menggenggam tangan Pak Zenith, pandangannya terus memantau Erika dengan waspada. "Erika, apa yang terjadi?" tanya Nyonya Seraphina dengan suara yang penuh perhatian.

Gadis berambut merah gelombang menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya menatap Darren dengan pandangan yang penuh arti. "Darren, aku butuh bantuanmu. Ada sesuatu yang harus kita bicarakan."

Darren melirik ke arah Luna, yang duduk tegang di sebelahnya, mencari dukungan dari adik perempuannya. Luna mengangguk singkat, memberi isyarat pada Darren untuk melanjutkan percakapan dengan Erika.

Pria paruh baya dengan jenggot putih memutuskan keheningan, mencoba meredakan ketegangan yang berkembang. "Erika, mari kita duduk dan bicarakan. Kami di sini untuk membantu."

Mereka bergerak menuju ruang keluarga, di mana suasana tegang terus berada di udara. Darren duduk di sofa, Luna duduk di sebelahnya, sementara Erika mengambil tempat di kursi berlawanan mereka. Nyonya Seraphina menyuguhkan segelas air untuk Erika, menunjukkan perhatian dan keprihatinan keluarga terhadap situasi yang tak terduga ini.

"Erika, apa yang terjadi?" tanya Darren dengan lembut, mencoba mengendurkan ketegangan dalam ruangan.

Erika menarik napas lagi, mengatur pikirannya sebelum dia mulai berbicara. "Ini tentang Nazeera," ucapnya perlahan. "Dia menghadapi masalah besar, dan aku tidak tahu kepada siapa aku bisa berbicara selain kalian."

Darren menatap Erika dengan serius. Nazeera adalah teman dekat Darren, dan mereka telah mengalami banyak perjuangan bersama. "Apa yang terjadi pada Nazeera?" tanya Darren dengan nada yang meminta penjelasan lebih lanjut.

Erika mengepalkan tangan di pangkuannya, mencoba menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berita yang dia bawa. "Dia telah dicurigai terlibat dalam kasus yang serius. Polisi menyelidiki, dan saya takut dia akan ditahan. Kalian adalah satu-satunya orang yang bisa membantunya sekarang."

Suasana tegang di ruangan semakin nyata. Darren merasa adrenalinnya mulai meningkat saat dia memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Luna memegang tangan Darren dengan erat, memberikan dukungan moral yang sangat dibutuhkan dalam situasi ini.

Pak Zenith menatap Erika dengan tatapan penuh perhatian. "Kami akan melakukan apa yang kami bisa untuk membantu Nazeera. Apa yang perlu kita lakukan selanjutnya?"

Erika mengangguk, merasa lega bahwa dia bisa mendapatkan bantuan dari keluarga Darren. "Kita harus bertindak cepat. Saya punya beberapa informasi yang mungkin bisa membantu. Mari kita rancang rencana untuk membuktikan bahwa Nazeera tidak bersalah."

Setelah Erika tiba di rumah keluarga Darren dengan wajah penuh kekhawatiran, atmosfer di ruang tamu langsung tegang. Darren, Luna, Pak Zenith, dan Nyonya Seraphina duduk dengan tegang, menunggu Erika untuk menjelaskan apa yang terjadi.

"Erika, apa yang terjadi dengan Nazeera?" tanya Darren dengan suara serius.

Erika menarik napas dalam-dalam sebelum dia mulai menceritakan segalanya. "Kalian tahu bahwa Nazeera selalu terlibat dalam gerakan sosial untuk hak-hak minoritas di kota. Baru-baru ini, ia terlibat dalam demonstrasi yang berujung pada bentrokan dengan polisi. Namun, yang lebih buruk, beberapa barang bukti palsu ditemukan di rumahnya, dan sekarang dia dituduh merencanakan tindakan yang lebih serius."

"Tidak mungkin!" seru Luna dengan nada keberatan. "Nazeera adalah aktivis yang peduli dengan keadilan. Dia tidak akan pernah terlibat dalam kegiatan ilegal."

Pak Zenith menarik nafas dalam-dalam. "Kami harus bertindak cepat. Darren, Luna, kalian perlu mencari bukti untuk membuktikan kebenaran tentang Nazeera."

Rintik Kesedihan Dipelukan Hujan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang